"Bagaimana kau tahu tentang Han Yora?"
Ia mendongakkan wajahnya perlahan, sorot kosong penuh beban yang terpancar dari netranya menyortir perempuan yang duduk angkuh dengan kaki disilangkan di depannya ini. Aura powerfull terpancar jelas dari postur tubuhnya yang begitu elegan. Atasan turtle neck hitam yang kontras dengan mantel berwarna merah muda pastel yang ia kenakan, juga aksesoris berupa kalung mutiara yang entah asli atau tidak melingkar dengan begitu mencolok di lehernya. Suaranya tadi terdengar seperti meng-judge, sinis, bercampur dengan tegang.
Hyunjin kini sudah dapat melihat setengah wajah dari wanita yang duduk di depannya ini–– Julia Kim. Maskernya yang sebelumnya menutupi wajah telah dilepasnya, mungkin karena dia merasa sesak atau sebagainya. Tersisa kacamata bertabur manik-manik berkeling yang masih dipakainya. Kendati begitu, Hyunjin tetap bisa melihat bahwa bola mata Julia Kim kerap melirik sekitar dengan gelisah lewat material kacamata yang transparan kala terpapar lampu remang-remang dari kafe ini.
Lokasi nongkrong ini tengah sepenuhnya sepi tanpa adanya pengunjung, agaknya karena saat ini sudah mendekati pukul delapan malam. Hanya ada seorang waiterss yang berjaga dari balik kasir sambil memainkan ponselnya. Namun, wanita yang duduk di depan Hyunjin ini entah kenapa terlihat sangat tak nyaman, laksana ada sesuatu yang menghantuinya.
Sejujurnya, Hyunjin sulit percaya kalau ia sungguhan duduk berhadapan dengan Julia Kim saat ini. Ia memang sedang memikirkan cara untuk bisa bertemu langsung dengan Julia Kim selama beberapa hari belakang. Hyunjin sudah mencoba menghubungi nomor telepon Julia Kim yang pernah Yora berikan padanya untuk beberapa kali, namun usahanya tak pernah mendapatkan hasil positif.
Takah-takahnya Julia Kim terlalu sibuk dengan sejumlah urusan pribadinya hingga tak berkesempatan untuk menanggapi telepon dari nomor asing, atau apapunlah alasan lainnya. Lagipula, kecil kemungkinan orang biasa seperti Hyunjin, dapat membuat janji temu dengan Julia Kim. Di saat Hyunjin sedang suntuk-suntuknya untuk mencari rencana pengganti, dunia bagaikan berbaik hati padanya. Hyunjin dipertemukan dengan Julia Kim secara langsung, tanpa perlu lewat sarana tertentu.
Hyunjin agaknya harus berterima kasih pada Yora. Hanya dengan meminjam nama gadis itu, ia berhasil membuat Julia Kim terdiam di tempat kala mencoba menjauhi Hyunjin. Beruntungnya, Hyunjin dengan bakat bernegoisasinya berhasil menghasut Julia Kim untuk bicara beberapa menit. Kafe yang berada persis di sisi jalan menjadi opsi tunggal untuk didatangi, tempatnya yang sepi cocok untuk perbincangan yang intens.
Julia Kim sempat menolak, namun pada akhirnya ia berubah pikiran. Mungkin ia benar-benar penasaran perihal apa hubungan Hyunjin dengan Yora hingga bisa tahu mengenai status gadis itu yang adalah putri Julia Kim. Padahal hal ini belum terungkap sama sekali ke publik ataupun berita-berita. Dengan mengiyakan keinginan Hyunjin untuk bicara, secara tak langsung Julia Kim pun mengiyakan bahwa Han Yora adalah putrinya atau punya suatu relasi spesial. Jika tidak, Julia Kim pasti tak akan peduli sama sekali saat Hyunjin menyebut nama Han Yora.
Terkejut? Tentu saja. Hyunjin masih bertanya-tanya kenapa orang penting seperti Julia Kim bisa berada di tengah jalan sendirian tadi. Dan dari sekian banyak manusia yang melintas di jalan, Hyunjin bertabrakan dengannya ketika hendak menyebrang. Seolah takdir memang sudah merencanakannya, Hyunjin tak tahu ia harus bersyukur atau tidak. Semuanya sedikit di luar dugaan, Hyunjin bahkan masih membawa kresek berisikan belanjaan snack yang dipesankan oleh Bang Chan. Seharusnya ia langsung pulang setelah beres beli-beli, tapi tertahan karena peristiwa mengagetkan ini.
Hyunjin sesungguhnya tak tahu hendak memulai percakapan ini dari mana. Julia Kim nampaknya sudah menunggu jawaban Hyunjin dari pertanyaannya tadi terkait caranya tahu soal Han Yora. Sedikit aneh, alih-alih mencoba mengetahui identitas Hyunjin terlebih dahulu, Julia Kim langsung fokus pada Han Yora. Hal ini secara tak langsung menunjukkan watak Julia Kim yang sedikit gegabah dan hanya mengutamakan apa yang ia rasa penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Hayran Kurgu[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...