50. Revealed

590 91 124
                                    

Tring~

"Yeji-ya..."

Ia melangkahkan kakinya memasuki bangunan tua yang nyaris tak layak itu. Bunyi nyaring bel di atas pintu yang menjadi detektor apabila seseorang masuk atau keluar menjadi penyambutnya, serempak dengan aroma chamomile yang menyeruak menyambut indra penciumannya. Rasa hangat menggerayangi epidermisnya, begitu kontras dengan temperatur di luar yang sudah mulai ekstrem. Ia tersenyum tipis kala melihat perempuan dengan rambut cokelat terang dikuncir yang nampaknya terlarut membaca novel remaja di tangannya hingga tak menggubris kedatangan Hyunjin. Adiknya belakangan ini memang suka membaca fiksi-fiksi romantis begitu.

"Tumben datang pagi sekali, kenapa? Bang Chan mengusirmu? Apa yang oppa lakukan kali ini? Merobohkan dinding?"

Hyunjin hanya menyengir dan memutuskan duduk di kursi pada pantry bar, padahal tak ada yang lucu. Memang akhir-akhir ini Bang Chan jadi super sensian, dia jadi gampang ngomel hanya karena masalah kecil. Sejak dulu sudah begitu, hanya kini jadi jauh lebih galak lagi. Kemarin Hyunjin tak sengaja membelah dua casing ponsel Bang Chan secara tak sengaja, sang empu langsung ngamuk dan menendang Hyunjin dari apartemen. Untuk kali ini, Hyunjin merusak kabel headphone Bang Chan. Daripada dihadiahi caci-maki, lebih baik Hyunjin numpang kabur sekaligus curhat ke bar adiknya tercinta. Yeji sepertinya sudah hapal dengan kebiasaan Hyunjin ini.

"Mau kubuatkan sesuatu? Teh atau kopi begitu?" Tawar Yeji, ia menutup novelnya setelah memberikan pembatas di tengah dan beranjak menuju dapur mini di balik pantry bar.

"Terserah saja" Jawab Hyunjin kala adiknya mulai menjerang air di atas panci. Pandangannya beralih, mengarungi bangunan yang didominasi material kayu. Jangan salah, sekalipun memiliki dua lantai, bangunan ini bukanlah rumah mewah yang memenuhi standar sebagai tempat tinggal. Lantai satu adalah tempat biasa Yeji menghabiskan waktu sehari-harinya. Di sini dihiasi sejumlah meja kayu dan kursi dengan nuansa vintage yang begitu kental. Sebuah pantry simple tepat Hyunjin duduk saat ini, dengan beberapa rak bertata gelas-gelas kecil.

Sedang di bawah meja bar, barulah ada sejumlah kardus berisikan Soju dengan merek berbeda. Tak ada jenis wine eksklusif dengan harga selangit begitu. Yang biasa datang ke sini hanya pria-pria pengangguran dan tak punya harapan hidup saja. Saat ini bar adiknya nampak sepi tanpa pelanggan, entah kenapa. Ada beberapa pajangan dinding seperti foto quotes dan vas bunga di sudut ruangan yang diberikan oleh teman Yeji-- katanya sih begitu. Sedangkan lantai dua hanyalah sebuah kamar dengan toilet kecil tanpa ruang tambahan, begitu saja. Ada ceritanya juga bagaimana Yeji bisa menemukan bangunan tua yang dirombak menjadi tempat semacam ini.

(cuma gambaran doang ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cuma gambaran doang ya)

Back to topic. Tujuan asli Hyunjin datang ke bar adiknya tak semata-mata menyelamatkan nyawanya dari tangan Bang Chan. Melainkan untuk menanyai Yeji beberapa hal tentang Han Yora. Semenjak munculnya berita Julia Kim yang berada di kafe bersama seorang perempuan mirip dengan Han Yora, Hyunjin sudah mencoba mendatangi rumah Yora beberapa kali dengan harapan dapat bertemu dengannya dan meminta sedikit keterangannya. Iya, Hyunjin sendiri sadar ia tak begitu dekat dengan Yora. Tapi Hyunjin tak punya pilihan lain bila hendak menemukan jawaban tentang ibu kandungnya selain bicara dengan gadis itu.

My CEO • Kang Taehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang