Drrttt~
Drrttt~
Drrttt~
Ia berjalan mendekati handphone-nya yang menyala diikuti ringtone di atas nakas. Seraya mengancing kemeja putih polosnya satu persatu, ia memperhatikan nama seorang pemanggil yang tertera pada layarnya. Menekan tombol hijau, ia menempelkan benda itu di telinga kemudian mencari-cari dasinya di lemari.
"Yeoboseyo. Tumben telpon pagi, ada apa?" Tanyanya sebagai tuturan pembuka. Sambil menahan handphone antara bahu dan telinganya, ia mengambil sebilah dasi biru tua dan melingkarkannya pada leher seraya bergerak ke depan kaca. Beberapa surai rambutnya tak terkeringkan sempurna, tapi biarlah.
"Telpon pagi salah, siang salah, malam juga salah. Apa maumu?!"
Taehyun tak begitu tertarik dengan sungutan dari pria di seberang sana. Ia meletakkan HP ke kasurnya dan menyalakan speaker agar bisa mendengar suara tokoh yang terlintang jarak. Yang Taehyun tanyakan benar, Wooyoung tak pernah kedapatan bisa diajak interaksi dalam bentuk apapun pagi-pagi. Ia identik dengan tidur malam, dan bangun mendekati jam 1 siang. Sedang saat ini baru hendak jam 6, orang-orang pasti baru mulai membuka matanya atau bersiap untuk beraktivitas. Taehyun saja baru selesai berpakaian.
"Cek yang kukirimkan di chat"
Usai menciptakan simpul segitiga sempurna pada dasinya, Taehyun menarik bagian atas layar HP-nya. Dilihatnya satu notifikasi yang berasal dari app chatting. Masuk ke dalam room chat-nya dengan Wooyoung sendiri, Taehyun melihat sebuah file drive yang baru saja dikirimkan lima belas menit yang lalu.
"Sudah? Itu info pria yang kau suruh cari"
Taehyun merengut bingung, ia memejamkan matanya untuk merangsang otaknya mengingat. Ia tak mengerti apa yang tengah Wooyoung bahas dan hubungannya ke file drive. Oh! Taehyun ingat sekarang.
Ini berkaitan dengan kejadian yang pernah menimpa Yora dulu. Jauh sebelum keduanya memutuskan untuk berdekam di bawah atap yang sama-- rumah Taehyun. Tentang insiden Yora yang mendapat perlakuan tak beradab oleh sekelompok pria. Diingat lagi, Taehyun tak menyangka perkara itu akan dibawa sejauh ini. Yora-- orang yang menghadapi semuanya langsung-- terlihat aman juga baik-baik saja sekarang. Tapi bukan berarti Taehyun sudah melepaskan semua kejadian itu. Meminta Wooyoung menyelidikinya sudah menjadi bukti bahwa Taehyun tak ingin kejadian itu berlalu begitu saja. Mengingatnya kembali menyulut kemarahan Taehyun.
Perkembangan paling akhir adalah mendapatkan sebuah bukti nyata berupa rekaman cctv yang mengunjukkan langsung bagaimana kejadiannya secara terperinci. Otak Taehyun mulai memainkan detik per detik jalannya video langsung di pikirannya. Awalnya hanya berpusat pada sekelompok pria yang menjadi pelaku utama saja. Taehyun tak tahu sudah sampai di mana kasus itu. Tapi yang jadi pokoknya sekarang adalah pria gondrong yang datang di penghujung rekaman. Taehyun ingat betul sekarang, ia meminta Wooyoung untuk mencaritahu latar belakangnya. Lebih jelasnya pria yang 'kemungkinan' menyelamatkan Yora dari sekelompok pria bejat itu. Anggap saja protagonisnya.
"Baru sekarang? Setelah berminggu-minggu?" Menghitung lagi, Taehyun ingat ini sudah ia ajukan terhadap Wooyoung begitu lama. Tapi kenapa baru terbuahkan hasil setelah ia nyaris lupa? Apa yang Wooyoung lakukan selama itu? Bermain dengan komputernya? Taehyun merasa kecewa telah membiayakan kebutuhan hidupnya di Seoul. Wi-Fi yang dipasangkan di apartemen Wooyoung sudah bisa disetarakan dengan Wi-Fi di warnet. Pembayaran perbulannya agaknya sudah melebihi biaya makan Wooyoung dalam durasi yang sama. Seharusnya Taehyun tak belikan Wooyoung apartemen yang lumayan mewah. Ini adalah suatu pemborosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Fanfic[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...