In The Future

1K 81 240
                                    

Hai, aku kembali lagi. Ada yang kangen cerita satu ini? Udah dua mingguan end kayaknya ya, atau lebih? Bisa diskip kalau kalian tidak berniat membaca, aku cuma mau cuap-cuap bentar. Selama nulis cerita ini, aku kurang membahas diriku sendiri. Jadi aku bakal cerita dikit tentang aku.

Kenalin, aku perempuan yang lahir tahun 2008. Yup, 08 line (bener gak ya?) Sekarang, aku sudah 13 tahun dan duduk di kelas 8. Aku mulai menulis dan mempublish cerita ini saat masih 11 tahun, tepatnya kelas 6 SD. Iya, aku tahu aku masih underage. Dan seharusnya gak mengenal wattpad, apalagi menulis cerita dengan genre romance. Tapi untuk usiaku, aku memang udah tahu hal yang seharusnya gak aku tahu 😭😭😭.

Jadi wajar kalau tulisan ku agak childish, gak konsisten, alurnya labil, kesannya kekanakan dan cenderung subjektif. Di usia ini, aku sadar aku gak seharusnya bicara soal hidup. Tapi cerita ini banyak mengambil tentang realita, dan itu semua berdasarkan yang kuamati, dan kemungkinan ada banyak miss karena aku juga belum paham gimana itu hidup sendiri. Mungkin itu salah satu kekuranganku.

Banyak dari kalian yang sering manggil aku kak, kakak, atau eonnie, ada juga yang author. Ada yang setelah dia ngasih tahu umurnya, ternyata dia lebih dewasa. Itu bukan salah kalian, salahku karena gak menaruh deskripsi atau penjelasan apapun tentang diriku. Aku juga gak ngasih tahu kalian bisa panggil aku apa, kan banyak author yang ngasih tahu nama panggilan biar enak. Mungkin ada yang memang udah terbiasa manggil kakak, gak papa jika diteruskan. Aku gak keberatan. Yang mau manggil author dan lainnya juga silakan, aku gak terlalu mempermasalahkan kalian mau panggil aku apa.

Aku mulai cerita ini kalau gak salah bulan April tahun lalu. Waktu itu, baru masa-masa awal libur karena pandemi. Waktu itu aku kurang kerjaan, cuma di rumah terus dan gak ngapa-ngapain. So, dengan dasar kegabutan. Aku mengetik cerita ini. Kupikir, ya udahlah sekalian biar produktif pas libur. Sekalian menumpahkan imajinasi ku.

Aku nggak punya rancangan plot untuk cerita ini waktu baru mulai nulis. Aku pikirnya, tulis aja apa yang ada di otak. Itulah sebabnya, kalau kalian liat perbedaan tulisanku di awal dan akhir cerita itu jauh banget. Alur di awal juga pasaran banget. Sampai aku mulai sadar, cerita itu harus ada alurnya, itu kenapa disebut cerita. Jadi aku merancang plotnya waktu dipertengahan cerita.

Cerita ini merupakan cerita pertamaku. Aku enggak pernah mempublish cerita apapun sebelumnya, menulis juga bukan hobiku sebenarnya. Aku adanya nulis di draf doang, dan paling langsung dihapus setelahnya. Aku juga enggak punya latar belakang penulis atau pengetahuan mendalam tentang bahasa, aku belajar menulis ya dari sekolah doang.

Pas awal, cerita ini sepi banget. Seminggu mungkin baru dapet 3-4 readers. Tapi aku enggak berharap lebih, karena enggak mungkin penulis baru langsung terkenal gitu aja. Dapat vote pertama, aku seneng banget, setiap penulis pasti seneng kalau di posisi ku. Dapat komen pertama, juga rasanya seneng banget. Walau isi komennya cuma next, gitu doang. Sempat berpikir buat enggak ngelanjutin cerita karena yang baca dikit doang, mending nunggu pas banyak, lagian enggak dapat untung apa-apa juga. Aku mikir kayak gini waktu part cerita ini kurang dari sepuluh. Tapi aku tetap lanjutin nulis, dan coba buat gak mengharapkan terlalu banyak pembaca waktu itu. Dan waktu partnya mulai banyak, readersnya juga makin banyak. Emang butuh waktu 😂.

Walau ada capeknya, aku enggak nyesal sudah nulis cerita ini. Karena cerita ini benar-benar bikin aku belajar banyak hal. Belajar bagi waktu, antara tugas sama nulis. Aku belajar tentang cara nulis, tanda baca, idiom, sampai majas karena cerita ini. Aku juga menemukan karakteristik penulisanku karena cerita ini. Cerita ini ambil latar Korea, dan banyak tempat-tempat di Korea yang kucari dan kupelajari untuk alur cerita, nambah wawasan jadinya.

Bagiku kekurangan cerita ini banyak. Alur yang lambat, mutar, mutar, dan gampang ketebak, itu cuma beberapa doang. Ada beberapa bagian yang kutulisnya buru-buru, tanpa kutinjau dulu. Sekarang waktu aku baca, astaga, typonya bertebaran. Ada juga aku udah selesai ngetik, eh tahunya gak kesave. Enggak sempat baca waktu publish. Jadi yang kuupdate yang kutulis, tapi belum diedit alias masih hancur lebur. Kesel banget sama wattpad kadang.

My CEO • Kang Taehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang