35. Her Again

816 114 58
                                    

Kalian tahu apa? Banyak sekali hal-hal yang tak terduga bisa datang ke hidup setiap orang. Banyak sekali orang yang punya maksud jahat, tak berhati, tak punya batasan perilaku, dan sialnya datang tanpa membunyikan bel permisi sebelumnya. Hidup juga kadang aneh. Mereka memberikan kalian hari-hari bahagia yang terasa singkat meskipun aslinya lama. Lalu tanpa tahu-menahu, mencemplungkan jebakan-jebakan dengan efek kejut lewat berbagai hal. Itu bukan sepenuhnya salah hidup sebenarnya, karena takdir juga sejatinya ikut bersengkongkol dan diri kita sendiri juga mengambil seperempat bagian. Kadang, ada kalanya ia bertanya-tanya. Kenapa hidup ini, dunia ini, dipenuhi dengan orang-orang yang egois, brutal, nan kejam. Pokok pertanyaannya, kenapa harus dia yang menghadapinya pula?

Saat ini. Tengah malam... Atau entah jam berapa sekarang. Di ujung sebuah gang kecil, yang becek dengan banyak genangan, kurang cahaya, dan sempit. Warna pakaiannya seperti menyatu dengan tanah. Tubuhnya terasa dingin, namun bersamaan ia berkeringat dan setengah badannya lagi terasa panas. Kakinya yang diluruskan dan lengannya yang berwarna ungu kebiru-biruan di beberapa sisi terasa perih, dengan beberapa luka yang masih terbuka. Ia memegangi perutnya yang bak membelit di dalamnya, sedangkan punggungnya tersandarkan pada tembok dengan coretan-coretan karya anak-anak nakal yang sering menjadikan dinding bangunan sebagai media tulis-tulis mereka. Kepalanya berat sekali, seakan tengah ditiban oleh sesuatu. Lecet, memar, bercak darah. Kondisinya pasti sudah mengenaskan. Barang kali, mirip dengan tampilan korban pengeroyokan–– memang iya sebenarnya.

Yora tak mengerti salahnya di mana, bagaimana semua ini dimulai, cara kabur atau memberi perlawanan. Ia menyalangkan mata, memberanikan diri mengangkat kepala dan menatap kelompok asing yang tengah berdiri tepat di hadapannya. Ada empat orang, dan dua lagi di mobil yang sebelumnya membawa Yora pergi ke daerah yang tak ia kenal. Itu yang Yora tahu, bisa saja ia salah. Satu dari empat orang itu memegang sebuah handphone dan sepertinya sedang berbincang dengan seseorang. Tiga lainnya, mengawasi Yora sambil sesekali melirik kepada pria di tengah yang Yora perkirakan adalah mandor mereka.

Yora tak tahu mereka siapa, dan apa yang mereka cari dari Yora. Sekelompok pria inilah yang tiba-tiba membekap mulut Yora saat ia hendak pulang dari kegiatan bersih-bersih rumah kontraknya. Yang ia ingat, ia digeret paksa ke dalam sebuah mobil hitam dan dibawa hingga ke tempat yang tidak ia kenali. Memperkirakan jarak yang ditempuh, agaknya tak sampai keluar dari daerah Seoul. Yora sempat lihat penampakkan mobil yang tadi membawanya ke sini. Jenisnya Yora tak tahu, kalau tak salah warnanya hitam dan kode platnya sepertinya bukan kode mobil yang diproduksi di Seoul. Namun... Entahlah. Ia tak sanggup untuk berspekulasi.

Perawakan kelompok ini semuanya sama, tertutup. Meski berada tepat di depan Yora, ia tetap tak bisa mengenali wajah keempat orang ini. Masker dan topi menutupi muka mereka secara keseluruhan. Tapi badan kekar dan tampilan mereka memiliki keserupaan dengan sekelompok pria yang pernah melakukan tindakan serupa pada Yora. Ingat 'kan? Saat Yora digebuki di depan area rumahnya. Kejadian yang sudah terlewati lama, yang menjadi alasan utama Yora pindah ke rumah Taehyun-- kendati sekarang sudah melenceng haluannya. Serangan yang mereka layangkan, memiliki intonasi yang sama. Strategi yang mereka pakailah yang sedikit berbeda. Dari yang spontan dan intensif, kini lebih terencana, hati-hati, dan terkesan penuh was-was.

Drrttt

Drrttt

Drrttt

Yora mendengar suara dering bercampur getaran, ia menolehkan wajahnya perlahan. Ternyata bunyi tersebut berasal dari tas selempang kepunyaan Yora yang berada tak jauh dari posisinya tersudutkan. Isi tas tersebut berceceran keluar. Tas itu tak sengaja terlepas dari tubuh Yora akibat tabiat kasar salah satu dari mereka yang mendorong Yora keras-keras ke dinding. Tak banyak hal di dalamnya, hanya sedikit uang receh dan ponsel murahan Yora yang berada di bibir tas. Layar ponsel itu menyala, menunjukkan nama seorang pemanggil.

My CEO • Kang Taehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang