Tok
Tok
Tok
Didengarnya pasti suara ketuk yang berasal dari pintu kamarnya. Kurang dari setengah detik, dirinya sudah tahu siapa gerangan yang berada di balik pintu dan mengetuk pelan pintu kamarnya sebanyak tiga kali. Itu pasti Taehyun.
Yora tak tahu Taehyun mendapat pencerahan dari mana sampai ia mendahului masuk ke kamar Yora dengan mengetuk sopan. Padahal Taehyun telah membuat peraturannya sendiri dan selalu melengos masuk ke kamar Yora tanpa acara ketuk-ketuk. Meski selalu Yora bilangi, Taehyun tetap saja masuk seenaknya ke kamar Yora tanpa aba-aba dengan alasan sudah kebiasaan.
Yora tak paham maksudnya Taehyun dengan kebiasaan itu. Seakan ia sudah sering masuk ke kamar Yora tanpa sepengetahuannya hingga berubah menjadi suatu kelaziman. Untung saja tak pernah ada kejadian memalukan dan Yora telah terbiasa apabila Taehyun masuk ke kamarnya dengan mendadak, sudah hapal begitu.
Lain dari biasanya, kali ini Taehyun mengetuk pintu kamar Yora. Mungkin karena saat ini sudah pukul sepuluh malam, Taehyun mungkin berpikir Yora sudah tidur dan tak ingin langsung membangunkannya dengan membuka pintu tiba-tiba. Atau karena kejadian di taman tadi yang membuat ada kesenggangan antara Taehyun dan Yora.
Bisa saja karena itu Taehyun tak ingin berperangai bebas seperti biasanya mengingat kalau ia dan Yora saat ini tengah canggung-canggungnya. Sejak Taehyun mengutarakan yang ada di benaknya, maksudnya kalimat 'itu' pasti ada sesuatu yang berubah di tengah-tengah Taehyun dan Yora. Taehyun pasti tahu Yora butuh waktu merenung, oleh karenanya ia tak seenak jidat masuk ke kamar Yora.
Yora tak berniat beranjak dari balik selimutnya sekalipun suara ketukan lainnya telah terdengar lagi. Bukan tak ingin Taehyun masuk ke kamarnya, Yora hanya belum siap untuk menatap Taehyun face to face. Yora tetap tidur menyamping di ujung ranjangnya menghadap pintu kamar, memeluk guling seerat mungkin untuk menyalurkan gugupnya setiap mengingat peristiwa yang berlalu belum sampai dua jam lalu, di balik kukungan selimutnya.
Kepala Yora sudah berada di atas bantalnya, namun matanya belum mau tertutup semenit pun. Alhasil, Yora hanya uring-uringan di tempat tidurnya dengan pikiran sekusut kabel. Dalam hati, ia telah mengucap beribu doa agar Taehyun urung niat masuk ke kamar Yora.
Jika Yora tetap tenang dan tak bersuara seperti ini, Taehyun seharusnya berpikir kalau Yora sudah masuk ke dunia mimpinya hingga tak menyadari kalau Taehyun tengah berdiri di depan pintu kamarnya sembari meminta izin untuk masuk lewat ketukan-- padahal dia bisa saja nyelonong seperti biasanya.
Suara ketukan telah berhenti, Yora menghelakan napasnya lantaran berpikir Taehyun benar-benar telah pergi menjauh dari pintu kamar Yora. Mungkin dia pergi ke kamarnya untuk tidur, toh saat ini sudah agak larut. Kalau tadinya Taehyun berniat masuk ke kamar Yora untuk membicarakan sesuatu, Taehyun bisa mencari kesempatan di esok hari 'kan? Entah kenapa, Yora jadi merasa jahat telah sengaja tak membuka pintu untuk Taehyun.
Ternyata harapan Yora tak serta-merta terwujud. Jantungnya memacu cepat berbareng dengan denting jam selayaknya ketukan metronome tatkala kenop pintunya bergerak ke bawah. Reflek, Yora membalikkan badannya guna memunggungi arah pintu. Namun tubuhnya membeku sewaktu mendengar derit dari engsel pintu. Rencana cadangan, Yora pun menarik selimutnya sampai menutup seluruh kepalanya dan mengubah posisi tubuhnya supaya terlihat laksana orang yang sudah tertidur pulas.
Yora tak tahu kenapa tubuhnya bergelagat spontan seperti itu. Ia tadinya enggan membuka pintu selama Taehyun mengetuk dan berpikir kalau pria itu akan pergi ke kamarnya setelah tak mendapat sahutan dari Yora. Ujung-ujungnya, Taehyun tetap masuk ke kamar Yora. Kalau begitu, kenapa tak sedari tadi saja langsung masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Fanfic[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...