8 es batu

12.5K 1.6K 94
                                    

Sudah terhitung delapan hari, Donghyuck tidak menemui Jeno. Bahkan saat Donghyuck meminta bertemu untuk membahas tugas akhir. Jeno selalu menunda bahwa ia sedang sibuk. Saat membahas tugas akhir di chat pun, berakhiran Jeno yang menjawab Donghyuck dengan singkat. Donghyuck gak tau harus gimana lagi cara untuk menghadapi Jeno.

"Kenapa kamu, Hyuck?" tanya seseorang yang sekarang berperan menjadi dosen pembimbing Donghyuck.

Doyoung sering melihat Donghyuck melamun dimanapun kalau Doyoung tidak sengaja melihat Donghyuck. Mereka sekarang ada di kelas. Saking sayangnya sama Donghyuck, Doyoung memintanya untuk menjadi asisten dosen. Awalnya emang Donghyuck ogah-ogahan jadi asdos. Tapi saat ada sedikit bayaran, iya lumayan juga biar bisa jajan ke mol biar gak dikira orang susah.

Maksud lain juga Doyoung ingin mengawasi adiknya ini. Donghyuck memilih untuk tinggal mandiri pun membuat orang rumah khawatir. Mamanya selalu meminta Doyoung mengawasi Donghyuck tanpa membuat adiknya risih.

Donghyuck sebenarnya bukan tipe orang yang suka bercerita lalu mengeluh. Kalau masih bisa ia atasi sendiri, ia akan lakukan sendiri. Tapi kalau sudah berlarut begini, bukankah akan menjadi toxic jika dibiarkan? Semakin lama dibiarkan, takutnya ini mempengaruhi semuanya.

"Gak ngapa sih. Cuma ada sedikit salah paham sama Jeno." jawab Donghyuck sambil menyenderkan kepalanya ke tembok.

Doyoung yang mendengar, langsung memberi pukulan kepada adiknya itu. Doyoung berperan menjadi kakaknya tanpa sadar.

"Kan udah dibilang jangan berantem!"

Donghyuck mendengus sebal, "Gue gak berantem sama dia. Cuma ya itu ada salah paham aja."

"Kalau salah paham, berarti itu bukan berantem?"

Iya bener juga sih Doyoung tidak salah kalau salah paham pun termasuk orang yang sedang memberi jarak. Dan itu yang terjadi dengan Donghyuck dan Jeno saat ini.

"Saya tau sifat kamu, Hyuck. Saya sudah beri peringatan dari awal jangan sampai ada perselisihan antara kamu sama Jeno. Bukan pengaruh ke kamu saja, tapi ke Jeno juga." kata Doyoung yang sekarang berperan kembali menjadi dosennya.

Donghyuck memperhatikan setiap kata yang diucapkan oleh dosennya itu. Lalu Doyoung melanjutkan lagi, "Kamu sama saja sama saya yang kamu selalu katai saya egois. Saya gak mau itu terjadi sama kamu, Hyuck." kata Doyoung segera mengakhiri perkataannya agar memberi waktu Donghyuck untuk berpikir.

"Pak, mau asistensi!" ucap seseorang datang menghampiri meja Doyoung dan Donghyuck yang berada di depan berhadapan dengan meja untuk mahasiswa bekerja.

Doyoung mengangguk lalu melihat adiknya memberi kode agar dia keliling melihat gambaran juniornya. Namanya juga asisten dosen, jadi Donghyuck membantu junior juga disini, melihat beberapa gambar sebelum asisten langsung ke dosennya.

Perlu diketahui, skill dan selera Doyoung dan Donghyuck tidak ada bedanya. Jadi setelah dapet acc dari Donghyuck, biasanya selalu di acc sama Doyoung. Ini benar-benar mempermudah pekerjaan Doyoung.

Donghyuck berkeliling dan menemui salah satu junior yang ia kenal. Junior yang datang ke acara melihat Donghyuck perform dan mengaku-ngaku datang untuknya. Yang selalu mengadakan taruhan juga berkaitan Donghyuck dan Jaemin di kelas. Namanya Jisung.

"Bikin kompetisi lagi hyung sama Jaemin. Mau pasang taruhan lagi. Udah menipis nih uang jajan." kata Jisung tanpa filter.

Donghyuck menggetok kepala Jisung dengan pulpennya. "Gini nih yang tiap hari kalau nyemilin bubuk msg tiap hari."

Yang satu meja bareng Jisung pun tertawa saat seniornya sudah melihat interaksi kasih sayang Donghyuck dan Jisung. Anggaplah hiburan.

"Tadi Jisung masang taruhan lagi tuh sunbae!" seru salah satu juniornya yang Donghyuck liat, dia juga datang saat itu. Namanya Ningning. Ningning bertugas untuk mengadu apapun yang berkaitan dengan Donghyuck. Iya seperti sekarang yang sedang ia lakukan.

Ice Cube🧊 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang