Muka Donghyuck berubah sangat drastis. Sedari tadi, ia beneran tahan emosinya jangan sampai kena orang lain, termasuk Jeno yang tadi ia sapa sebelum masuk. Donghyuck tidak peduli dengan status mahasiswanya di depan dosen bahkan bukan dosen fakultasnya. Apalagi dia berada di lingkungan asing. Benar-benar Donghyuck tidak peduli.
Suara umpatan Donghyuck itu terdengar sampai keluar. Jeno yang ada diluar setelah mendengar suara itu, langsung menerobos masuk dan didapatnya Jaehyun terkapar dilantai dengan Donghyuck yang masih setia meremas kerah milik Jaehyun.
Sinting.
Jeno langsung menarik Donghyuck untuk melepas tangannya dari kerah Jaehyun. Jeno menahan dengan kedua tangannya di pundak Donghyuck sebentar agar ia bisa menenangkan diri Donghyuck sementara. "Lo gak sadar, lo ada dimana?!"
"Gua gak peduli ada dimana dan sekarang lagi berurusan sama siapa."
Donghyuck langsung menatap sinis pada Jaehyun.
"Gue tau kalau kakak gue itu bego karena masih percaya sama lo. Sampah!!"
Donghyuck melepas kasar tangan Jeno yang ada dipundaknya. Matanya tetap menatap Jaehyun yang masih tersungkur dilantai. Pukulannya memang cukup keras untuk orang yang dipukul tanpa persiapan apa-apa.
"Lo bilang kalau cinta Doyoung lebih besar jadi lo ragu karena itu. Jangan maksa Doyoung buat nuntun lo lagi kalau lo sendiri gak yakin Doyoung bisa jadi partner hidup. Gue gak marah lo masih ada rasa sama Taeyong, tapi gua cuma mohon jangan mempersulit Doyoung."
Donghyuck melihat Jeno sebentar. Sebenarnya ia ingin berterimakasih pada orang ini karena sudah menahannya agar tidak bertindak berlebihan. Untungnya semua isi dipikirannya sudah tersampaikan dengan jelas dan tenang berkat orang yang didepannya ini juga.
Donghyuck melihat Jaehyun lagi, "Temui gue kalau lo udah siap sama hati lo."
Donghyuck meninggalkan ruangan dengan keadaan dingin dan juga hening. Donghyuck bahkan tidak menampilkan senyum seperti biasanya. Ia memasang muka datar sampai ia meninggalkan dua orang yang ada di ruangan tersebut.
Jeno mau ikut marah juga tidak tahu permasalahan yang pasti. Ia hanya mematung saat melihat Donghyuck pergi dan melihat dosen pembimbingnya masih berada dilantai. Jeno dilema, harus mengejar Donghyuck atau menolong dosennya?
Jeno melihat Jaehyun yang mencoba berdiri. Ia ikut meringis karena Donghyuck memukul Jaehyun lumayan keras. Jeno disini pun menunggu Jaehyun agar mendapat clue sedikit darinya.
"Ini emang udah salah dari awal. Dan itu salah dari saya sendiri." kata Jaehyun sambil menyeka darah yang ada disudut bibirnya. Lalu Jaehyun melihat kearah Jeno, "Saya kira kita preview besok saja, No. Maafkan saya jadi memperhambat TA kamu."
Jeno mengangguk kecil. Mencoba memahami situasi. "Baik, Pak. Saya harap bapak punya keputusan terbaik. Saya percaya sama bapak."
🧊🧊🧊
Entah kenapa Jeno sudah berada di depan kamar Donghyuck kembali. Ia sebenarnya bisa saja mengetuk pintu tersebut. Tapi ia ragu. Jeno masih bertanya pada dirinya maksud ia bisa berada disini berlandaskan apa.
Pikirannya tadi setelah ia meninggalkan Jaehyun, Jeno bergegas untuk mencari Donghyuck. Tapi kakinya menuntun agar datang ke kamar Donghyuck. Seakan Jeno mempunyai insting bahwa Donghyuck akan berada disini. Ia terlalu cepat berspekulasi.
"Jeno!"
Jeno melihat kearah kirinya dan melihat seseorang yang menyapa dia dengan ceria. Bukan, itu bukan Donghyuck. Seseorang yang ia kenal juga, Renjun dan Jaemin yang baru datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube🧊 • nohyuck
FanfictionCerita klasik anak kuliahan dari anak desain komunikasi visual dan anak teknik informatika. boysxboys baku • non-baku mature! halu~ happy reading🙂 [Spin-Off 1: blotto • jaedo (done)] [Spin-Off 2: buah persik • jaemren (on-going)]