mencair..

10.4K 1.1K 215
                                    

Beruang is calling...




























"Nono dimana? Aku cari di aula gak ada."

"Aku di lapangan basket. Udah se—"

"Tunggu disitu! Aku kesana!"



.



.




"Sendirian aja ganteng?" Donghyuck datang dari belakang Jeno dan langsung melingkarkan tangannya pada leher kekasihnya. Donghyuck duduk di tempat duduk penonton satu tingkat atas daripada posisi Jeno duduk sekarang.

Jeno mendongakkan kepalanya keatas dan melihat kekasihnya yang datang. Dia beri kecupan selamat datang pada orang diatas wajahnya. "Iya, om sendirian disini. Temenin om ya?"

Donghyuck memberi serangan kecupan pada wajah Jeno. Dia terlalu gemas untuk menanggapi candaan Jeno. Kalau ditanggapi, Jeno akan lebih ngelantur lagi. Jadi dia sedang berusaha mempertahankan image cool dari pacarnya.

Donghyuck mengambil penghargaan kepunyaan Jeno yang berada diatas pahanya. Ah! Mereka berdua baru beres mengikuti acara wisuda kelulusan. Walaupun disatu aula yang sama, mereka terpisah dibarisan yang berbeda mengikuti prodi masing-masing. Makanya sekarang baru ketemu.

Tadi saat acara berlangsung, Jeno menerima penghargaan sebagai mahasiswa unggul se-universitas. Donghyuck melihatnya saat nama Jeno dipanggil keatas panggung. Bagaimana Donghyuck tidak bangga dengan pacarnya ini yang sepertinya memang sudah diciptakan hampir benar-benar sempurna oleh Tuhan?

"Aku gak suka sama penghargaannya. Mending dapet juara pertama e-sport dibanding jadi mahasiswa unggul." jawab Jeno sepertinya ngasal.

Donghyuck benar-benar gemas pada pria ini, "Gak mau bersyukur banget sih ni orang. Sombong banget jadi bocah!" Donghyuck mengunci leher Jeno menggunakan tangannya. Ditambah dengan mengunci perut Jeno menggunakan kakinya. Lalu ia eratkan.

"AKK!! YAK HYUCK!! SAKITTT!!" pinta Jeno sambil meronta-ronta kesakitan. Karena Donghyuck baik, dia longgarkan kunciannya itu. Senang bisa memberi pelajaran pada Jeno tuh.

"Ah! Bunda jadi dateng?" tanya Donghyuck pada Jeno soal Bunda-nya. Soalnya terakhir Donghyuck tau dari Jeno kalau Bunda akan menyempatkan datang ke wisuda.

Jeno mengambil posisi duduk nyaman. Ia menidurkan tubuh bagian belakangnya di perut Donghyuck yang diapit oleh dengan kedua paha. Jeno agak lemas sekarang. "Dia masih ada kerjaan." katanya dengan nada malas.

Donghyuck mengelus-ngelus pipi Jeno hanya ingin membuatnya tambah nyaman. Donghyuck tau Jeno itu sedang kecewa dan marah campur jadi satu. Donghyuck tak bisa berbuat banyak kalau dia cuma bisa menenangkannya, berada selalu di dekat Jeno.

Jeno mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Donghyuck walaupun agak sedikit mendongakkan kepala keatas. "Tinggal bareng sama Nono ya?" ucapnya tiba-tiba.

Donghyuck bahkan belum menyiapkan jawaban kalau Jeno akan mengajaknya untuk tinggal bersama. Sama sekali tidak ada persiapan.

Jeno malah memeluk Donghyuck. Menenggelamkan wajahnya pada perut Donghyuck. Dia sedang merajuk. "Bahkan kamu udah gak tinggal dikosan lagi. Terus aku harus pulang kemana?"

Jeno benar. Donghyuck tidak lagi memperpanjang sewa kamar kosannya. Dia memilih tinggal dirumah sementara sebelum ada panggilan interview perusahaan.

Donghyuck mengelus rambut Jeno dengan lembut, "Kamu itu punya rumah, No."

"Tapi gak berasa tinggal disana. Aku gak suka tinggal dirumah."

Ice Cube🧊 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang