12 es batu

11.3K 1.5K 82
                                    

Hari dimana dilaksanakannya preview untuk BAB 1 dengan masing-masing dosen pembimbing. Donghyuck sendiri menjadi orang terakhir yang bakal di preview dengan Doyoung. Kenapa Donghyuck ditaro antrian terakhir? Biasanya, ketika mereka udah disatukan bakal lama karena keasikan ngobrol. Namanya juga anak kesayangan Doyoung di kampus. Semua mahasiswa sudah tahu itu.

Sekarang, Donghyuck sudah masuk ke ruangan untuk melakukan persentasi di depan dosen pembimbingnya. Benar saja, Donghyuck hanya melakukan persentasi sebentar. Setelah itu, mereka akan mengobrol banyak layaknya teman. Iya gak heran juga sih. Kan mereka itu kaka-adik. Mereka juga tidak tinggal serumah. Jadi ya bakalan banyak yang mau diceritain.

"Lo udah ngomong belum sama Papa?"

Donghyuck to the point menanyakan kondisi terkini hubungan Doyoung dan Jaehyun. Doyoung tersenyum saat Donghyuck ngajak ngobrol dengan santai. Berarti sekarang lagi mengobrol dengan adiknya, bukan mahasiswanya. Doyoung terus terang menggelengkan kepalanya karena ia masih belum berani untuk bertemu dan mengobrol dengan Papa-nya itu. Donghyuck sudah tau.

"Lo mau sampe kapan nunggu Jaehyun yang bakal ngomong ke Papa? Dia aja pernah ragu sama lo." kata remeh Donghyuck langsung menusuk hati Doyoung.

Sebenarnya, Donghyuck sendiri belum terlalu sepenuhnya mendukung Doyoung dan Jaehyun. Tapi itu hak Doyoung bisa mencintai siapa saja dan Donghyuck tidak akan melarang itu. Donghyuck percaya dengan kakaknya, sebego apapun itu Donghyuck tetap mempercayai kakaknya.

Doyoung hanya bisa tersenyum mendengar keluhan sang adiknya ini. Doyoung sengaja ingin memberitahu adiknya soal hubungannya dengan Jaehyun, karena dia butuh dibela. Dia juga cape berjuang sendirian.

"Percaya sama gue, Hyuck. Jaehyun itu gak seburuk yang lo kira."

"Iya iya gua percaya sama lo. Lo gak bego-bego amat. Makanya sekarang lo jadi dosen gua—AWW!!"

Hanya mereka berdua kan yang berada di kelas? Doyoung bisa sepuasnya menggetok bocah yang di depannya tanpa ketauan orang. Ini emang kebiasaan Donghyuck kalau ngomong sama yang lebih tua suka gak di filter. Tapi setidaknya sedikit hiburan buat Doyoung karena adiknya ini gak terlalu kaku ketika bersamanya.

Ada disaat mereka benar-benar canggung, layaknya orang gak kenal satu sama lain. Tetapi ada momen Doyoung pernah berbuat kesalahan, Donghyuck yang akan membelanya. Itu sudah terjadi disaat Doyoung SMA, sementara Donghyuck masih SD. Kalau pikir Doyoung, Donghyuck itu terlalu cepat untuk menjadi dewasa. Doyoung agak kehilangan adiknya karena dulu sering ia tinggal dirumah sendirian.

Donghyuck menatap serius ke kakaknya. Kali ini, ia ingin jawaban yang puas dari Doyoung. "Seenggaknya, kasih gue satu alesan. Kenapa lo percaya sama Jaehyun? Padahal lo tau sendiri Jaehyun udah nyakitin lo."

"Dia itu cuma lagi bingung dan gue yang bakal nuntun dia. Semua manusia itu pernah punya salah. Itu balik lagi ke kita gimana harus menyikapi itu. Dan jawabannya, gue bakal selalu ada buat dia." jawab Doyoung seakan ingin adiknya ini mengerti. Lalu ia melanjutkan lagi, "Gue yakin kalau Jaehyun percaya sama kata hatinya. Gue yang bantu dia buat percaya." dan perkataan Doyoung pun di akhiri dengan senyuman.

Donghyuck menggelengkan kepalanya. Rasanya pening saat mendengar penjelasan kakaknya ini yang terlalu sendu. Bukankah Doyoung ini terlalu memaksa? Bahkan dia rela ketika kekasihnya itu sedang ragu dengan hubungannya, orang ini masih percaya dengan kekasihnya itu. Terserah Doyoung saja dia mau seberusaha apapun itu, Donghyuck hanya ikut alurnya saja.

Knock! Knock!

Pintu ruangan yang sedang Donghyuck dan Doyoung tempati itu terbuka secara tiba-tiba. Ada seseorang yang masuk ke ruangan tersebut. Seketika 2 orang yang didalamnya, melihat kearah pintu dan melihat orang tersebut. Doyoung membulatkan matanya. Seorang saingannya telah datang dihadapannya. Doyoung sangat membenci.

Ice Cube🧊 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang