Donghyuck menarik lengan Jeno sangat kuat. Donghyuck ingin mengajak anak ini kesuatu tempat, kerena tadi kata Mamanya 'masih sakit'. Jadi dengan senang hati, Donghyuck akan menyembuhkannya.
Jeno yang dibelakang hanya bingung tapi tak menolak juga. Dia juga diam, tak mengatakan apapun. Ia hanya mengikuti Donghyuck kemanapun. Iya, asalkan berdua itu tidak apa-apa.
Donghyuck tiba-tiba berenti, membuat orang yang dibelakang juga berenti mendadak karena tidak ada aba-aba untuk mengerem. Jeno menabrak punggung Donghyuck dengan keras. Bahkan hampir jatuh. Refleks tangan Jeno menahan badan Donghyuck dengan tangan kanannya di depan dada Donghyuck.
Donghyuck terkekeh, "Sorry, No. Tapi gue laper. Kesini dulu ya?" kata Donghyuck sambil menunjuk resto yang sangat-sangat tidak asing. Donghyuck ingin makan mekdi.
Jeno mengerutkan keningnya, "Mekdi lagi?" tanya Jeno agak geram. Mengingat burger, mengingat juga Donghyuck marah padanya beberapa hari lalu. Jeno trauma.
"Pengen burger~ Gue belum sempet makan double quarter! Bisa-bisanya lo makan berdua sama Chenle tapi itu burger punya gue!" rajuk Donghyuck.
Kan? Makanan mekdi itu udah jahat. Sekarang Jeno juga dimarahin depan mekdi. Benar-benar trauma kan jadinya.
"Iya, iya. Yauda kita beli burger yang sama." ajak Jeno yang gak mau orang yang didepannya ini makin marah.
Jeno langsung mendorong badan Donghyuck berjalan masuk kedalam mekdi. Donghyuck seakan menang dari Jeno dan dia jadi senyum-senyum sendiri.
Donghyuck menyerongkan kepalanya agak keatas agar bisa melihat wajah Jeno. "Sama happy meal ya, No! Mau mainan juga~"
🧊🧊🧊
"Slurrpp~ Ahhh~"
Donghyuck menegak habis cola yang dibeli paket bersama burger. Donghyuck merasa kenyang dan merasa puas. Serasa sedang membalas dendam karena tidak memakan double quarter kepunyaannya saat bertengkar dengan Jeno. Sungguh bahagia, bukan?
Jeno merasa terobati ketika melihat orang yang didepannya ini sudah bertingkah biasanya pada Jeno. Mungkin lebih lucu? Lihat saja saat dia menegak abis cola tersebut dan setelah menghabiskan cola lalu membuang nafas secara imut. Bagaimana bisa Jeno menyembunyikan senyumnya itu kalau yang didepan bahkan sudah selucu ini? Gak mungkin bisa untuk menyembunyikan itu.
"Gue suka ngoleksi mainan mekdi sama Chenle. Kebetulan mekdi lagi ganti musim. Jadi mau buru-buru beli." kata Donghyuck sambil memamerkan mainan dari happy meal tersebut.
"Terus besok-besok mau beli lagi?" ucap Jeno dengan dingin. Entah mengapa dia masih dendam dengan mekdi sepertinya.
Donghyuck mengangguk lucu, "Iya dong! Demi koleksi! Hahaha." Lalu Donghyuck menaruh tangannya diatas meja untuk menumpu badannya agar bisa memajukan sedikit dekat dengan Jeno, "Tapi temenin gue kalau mau makan mekdi. Biar bisa beli yang lain juga. Kan bisa minta." pintanya.
Jeno sebenarnya tidak tahan melihat tingkah tidak biasa dari Donghyuck. Serasa ia baru melihat sisi baru Donghyuck bisa bertingkah seperti ini. Mau senyum, tapi ingat bahwa Jeno masih gengsi bisa mamerin senyum depan Donghyuck.
"Yauda gue temenin. Tapi jangan dibiasain makan mekdi mulu." jawab ketus Jeno.
"Siap, Kapten!" Donghyuck berseru dan tak lupa dengan senyum sampai kedua matanya tak terlihat.
Kondisi terkini Jeno. Denyut jantung Jeno berdetak tak normal.
Donghyuck berubah 180 derajat dari Donghyuck biasanya ia lihat. Donghyuck berubah menjadi—manis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube🧊 • nohyuck
FanfictionCerita klasik anak kuliahan dari anak desain komunikasi visual dan anak teknik informatika. boysxboys baku • non-baku mature! halu~ happy reading🙂 [Spin-Off 1: blotto • jaedo (done)] [Spin-Off 2: buah persik • jaemren (on-going)]