after i met you

6.3K 513 12
                                    

Suasana malam terlihat cerah, tak ada hujan ataupun angin malam yang berhembus kencang. Sang bulan ikut serta menyinari sangat indah. Beserta hadirnya satu dua bintang ikut memancarkan sinar mewarnai langit yang gelap.

Disitu sedang ada Donghyuck yang berdiri dibatas pagar balkon, mengangkat jarinya tinggi-tinggi menyerarakan dengan bintang. Benda yang tersemat dalam jarinya juga mempunyai kekuatan yang sama dengan benda yang sedang bersinar dilangit, bersinar begitu sangat berkilauan.

Suasana hatinya bercampur aduk. Masih ada rasa senang, dan juga khawatir.

Kenapa?

"Kamu lagi gak bercanda, kan?" Tanyanya sekali lagi tuk menyakinkan. Donghyuck melihat kanannya. Sedari tadi, Jeno menemaninya disebelah. Sambil menyantap kopi buatan sang kekasih.

Jeno membalas tatapan sebelahnya, kemudian dia tersenyum, "Aku serius sama masa depan kita. Kamu gak percaya sama aku, Hyuck?"

"Bukannya aku gamau percaya sama kamu," Dia itu masih kaget. "Aku terlalu seneng, jadi aku gak percaya."

Jeno mengangguk ngerti. Siapa pun, ketika seseorang yang tiba-tiba saja mengirimkan sebuah kotak kecil, menimbulkan beberapa aspek pertanyaan pada benaknya. Entah pertanyaan, apa isi dalam kotak kecil tersebut dan mengapa dikirimkan secara mendadak? Dalam rangka apa? Tentu, membuat orang yang mengalami kejadian tersebut juga akan mengalami kebingungan, seperti Donghyuck alami saat ini.

Lalu tangan kirinya dia bentangkan, supaya tubuh Donghyuck masuk ke dalam tubuhnya. Tak lupa untuk menciumi surai pemilik harum bayi yang menjadi kesukaannya. "Besok aku janji bakal datang ke rumah orangtuamu."

Donghyuck terdiam. Pria yang sudah ia kencani selama lima tahun sedang mengucapkan janji untuk menemui kedua orangtuanya, artinya dia serius soal ucapannya. Selama ia mengenal Jeno, tak pernah sekalipun pria ini hobi untuk mengingkar janji, selalu berusaha untuk ia tepati.

Kadang Donghyuck iri dengan sifat Jeno yang satu ini. Kok bisa?

Untung saja, Donghyuck yang memiliki Jeno seutuhnya. Orang lain tak bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang diistimewakan oleh Jeno. Hehe.

Donghyuck menyamankan dirinya berada dalam pelukan sang kekasih. Tidak ada satu pun yang bisa memberi kenyamanan seperti ini. Pelukan dari sang kekasih memang menjadi candu. Harum aroma kopi pun tercium sampai ke indra penciumannya. Donghyuck langsung mengarahkan pandangannya pada pujaan yang serius menyesap kopi mengulang. Menjadi bahan pertanyaan bagi Donghyuck, senikmat itu kah?

Tak segan, tangan melakukan pergerakkan menuju rahang kekasih. Menarik lembut untuk saling memagutkan antar bibir. Hanya kecupan kecil. Tapi entah mengapa rasa kopi yang pahit, menjadi begitu sangat manis.

Donghyuck mengubah posisi berhadapan dengan Jeno. Tangan langsung saja terlingkar indah pada leher sang kekasih, dan kembali ia lanjutkan kegiatan yang sempat terputus. Yang pertama hanya menyentuh, kini yang terlihat ada sedikit pergerakkan walau terkesan lambat tapi sangat lembut.

Dengan hati-hati, Jeno menaruh cangkir diatas pagar tanpa dilihat oleh kedua matanya, dia menaruh hanya menggunakan feeling yang tersisa. Karena hasrat sudah mengambil alih dirinya tanpa sadar. Donghyuck lah yang sudah menjadi pusatnya. Ia rengkuh kekasihnya sampai tak ada jarak antar keduanya.

Donghyuck melepas pagutan lebih dulu, menarik diri sampai bibir sejajar dengan telinga sang kekasih. Ia berbisik, "Lanjut dikamar aja. Disini dingin.."

Ada tawa kecil terdengar jelas. Segera Jeno angkat tubuh Donghyuck, menggendong kekasihnya yang sudah nyaman berada diatas tubuhnya. Dan sesuai dengan permintaan sang kekasih, bahwa keduanya akan melanjutkan kegiatan untuk menghangatkan diri satu sama lain.





Ice Cube🧊 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang