18 es batu

10.6K 1.5K 102
                                    

Mari kita lihat situasi Jeno.


.


.


Jeno tidak bisa mengendalikan diri.

Sudah berapa kali ia harus berkunjung ke minimarket hanya untuk memborong banyak beer.

Mungkin sekarang Jeno sudah menikahi sekaleng beer. Ia ingin mendapatkan kebahagiaan yang bisa ia dapatkan dari beer tersebut. Jadi tidak salah kalau Jeno setiap hari membeli beer terus menerus.

Sebenarnya, Jeno itu tidak paham. Jeno itu sedang mencari jawaban. Bahkan lebih sulit dari kuis-kuis mata kuliah dari dosennya. Pertanyaan ini sangat sulit dipecahkan.

'Kenapa Donghyuck sangat marah?'

Pertanyaan itu yang terus-menerus terlintas dibenak Jeno. Kalau bisa dihapus oleh penghapus atau tipex, mungkin pertanyaan itu akan benar-benar hilang. Tapi itu tidak mungkin.

Tujuannya meminum beer pun untuk mabuk. Untuk menghilangkan akal Jeno sejenak. Tapi saat Jeno mabuk, pertanyaan itu tetap saja ada dan tak mau menghilang. Seakan pertanyaan itu memang sedang senang menghantui Jeno.

Kalau saja Donghyuck itu tidak membuat ia bingung.

Kalau saja Donghyuck itu dari awal tidak ada.

Mungkin Jeno baik-baik saja sekarang.



🧊🧊🧊



Jeno hanya sendiri saja dirumah. Bunda Jeno sibuk bekerja. Ayah Jeno sudah meninggal. Meninggal bersama Kakak-nya juga.

Dulu Jeno anak yang sangat ceria. Dia juga mempunyai banyak teman. Tapi setelah kejadian itu Ayah dan Kakaknya kecelakaan akibat olahraga sky diving yang langsung merenggut nyawa keduanya di tempat kejadian, keceriaan Jeno menghilang. Jeno menjadi orang yang tertutup. Saat itu juga, Bunda Jeno memilih mempersibuk dirinya. Jeno juga terpaksa untuk mandiri.

Tapi Jeno tidak semenyedihkan itu. Bundanya tetap selalu menanyakan kabar Jeno. Kadang, kalau berada dirumah, Bunda selalu menyempatkan untuk melihat wajah putranya. Mereka itu sama-sama sedang berjuang. Bunda berjuang untuk hidup Jeno. Sementara Jeno berjuang menjadi anak baik untuk Bunda.

Ponsel Jeno berbunyi. Kebetulan itu Bundanya yang menelpon. Dengan cepat, Jeno menerima panggilan itu.

"Adeul~"

"Em?"

"Dingin ya? Padahal Bunda udah matiin AC disini."

"Eiii Bunda~"

Yang disebrang hanya terkekeh saat sedang menggoda putranya, "Sedang apa yang disana?"

Jeno langsung mengedarkan pandangannya pada kamarnya, yang tentu saja sudah banyak kaleng beer disekitarnya. Bagaimana Jeno harus menjelaskan ini pada Bunda?

"Ahh~ Aku masih mengerjakan BAB 2."

"Sulitkah?"

"Emm gak begitu. Saat mengerjakan BAB 1, aku juga nyempetin bikin BAB 2."

"Ah! Karena Donghyuck menyuruhmu kan?"

Jeno lupa kalau Bundanya itu secara tidak langsung mengenal Donghyuck. Jeno memang termasuk anak yang lumayan patuh. Jeno juga sering menceritakan hal-hal yang terjadi di kampus. Salah satunya, ia selalu menceritakan Donghyuck pada Bunda.

"Iya. Donghyuck yang menyuruhku."

"Terus kau tidak bersama Donghyuck sekarang? Biasanya kau menginap?"

Ice Cube🧊 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang