Donghyuck memilih untuk membantu Jeno karena beberapa hari kemarin, Jeno tak sanggup mengerjakan BAB 2 dengan kondisi yang gak usah ditanya lagi. Sebenarnya Donghyuck juga kasian kalau anak ini nanti preview gak bawa materi apa-apa. Kan repot juga. Apalagi, dia bakal menghadap 3 penguji, lumayan mengerikan.
"Renjun sama Jaemin mana?" tanya Jeno.
Donghyuck melihat Jeno, lalu tersenyum. Batinnya berkata, 'Lu udah di kasih kesempatan buat berdua, malah nanyain orang lain.'
"Renjun sih tadi katanya ada bimbingan. Jaemin palingan lagi goleran di kamar Renjun."
Jeno hanya manggut-manggut saja dan kembali pada laptopnya merangkai kata-kata lagi untuk BAB 2-nya. Jeno memang seserius itu mengerjakan ke-ter-lam-bat-an BAB 2 yang cukup terbengkalai. Dia itu masih berada dimateri dasar. Belum masuk ke materi inti dan lain-lain. Emang sebegitu stresnya dia.
Tiba-tiba Donghyuck menerima pesan dari seseorang. Pesan yang membuat Donghyuck itu senyam-senyum sendiri. Senyum seperti mendapatkan lotre mungkin?
"No, ikut gue wawancara ya pas weekend. Harus pokoknya."
Jeno melihat Donghyuck langsung saat dia menampilkan senyum curiga di wajahnya. Jeno cukup kaget sih kalau Donghyuck itu memang rajin anaknya. Sekarang saja, dia sudah mendapatkan narasumber untuk BAB 3. Mungkin karena pembimbingnya itu kakaknya sendiri, Donghyuck lebih cepat selangkah daripada yang lain.
"Udah dapet narasumber? Siapa emangnya?"
"Joy Noona. Dia kan graphic design di hyundai group. Kadang jadi UI juga dia disana."
Mood Jeno seketika menurun saat mendengar jelas nama Joy yang keluar dari mulut Donghyuck. Jeno kembali berkutat dan agak sedikit mengacuhkan yang didepannya.
"Gak."
Donghyuck kaget kalau anak ini bakal cepat menolak. Gak seperti biasanya kalau berhubungan dengan tugas akhir. Jeno akan cepat mengiyakan, kalau pun ragu ia akan mempertimbangkannya kembali.
"Kenapa? Kan biar ada bayangan kita nanti mau gimana buat aplikasinya."
"Lo aja sendiri."
Ha? Kali ini Donghyuck beneran heran dengan sikap Jeno. Jeno ini sungguh. Ada apa dengannya?
Donghyuck menahan emosinya agar tak lagi bertengkar dengan orang ini. Sudah berapa kali Donghyuck harus bertengkar terus sama dia yang kena imbasnya itu ke tugas akhir mereka sendiri. Itu akan menghambat Donghyuck dan Jeno juga.
Lihat buktinya? Jeno saja masih harus mengejar BAB 2-nya untuk preview kedua nanti—Minggu depan kebetulan.
"Gue mau pesen tteokpokki." bilang Donghyuck agak datar dan tak melihat lawan bicara.
Tidak ada balasan dari depannya. Jeno masih mengacuhkan Donghyuck.
Donghyuck menutup matanya. Menggembungkan pipinya. Menghela nafas agak keras. Donghyuck harus sabar kali ini. Dia bisa untuk tidak emosi.
Donghyuck memilih mendengarkan musik agar suasana hatinya kembali naik. Ia mengeluarkan airpods dan mengatur agar tersambung dengan ponselnya. Karena suasana hati Donghyuck itu sedang kalut, maka ia memilih lagu..
"Era moreugetda~ Era moreugetda~"
Donghyuck mengangguk-anggukan kepalanya. Badannya juga ikut bereaksi mengikuti tempo lagu. Bigbang judul lagu Fxxk it yang dipilihnya kali ini. Cuma ingin mengatakan persetan dengan halus. Donghyuck sedang mengumpat teman-teman.
Seiring berjalannya waktu, Donghyuck juga makin terlarut oleh playlist lagu yang ia buat sendiri di aplikasi streaming musik. Rupa-rupa genre ia nyanyikan bersama dengan alunan musik yang sedang diputar di airpods-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube🧊 • nohyuck
FanfictionCerita klasik anak kuliahan dari anak desain komunikasi visual dan anak teknik informatika. boysxboys baku • non-baku mature! halu~ happy reading🙂 [Spin-Off 1: blotto • jaedo (done)] [Spin-Off 2: buah persik • jaemren (on-going)]