"LO BEDUA KENAPA LAMA?! KAN MASAKANNYA JADI DINGIN!! ELAH CAPE GUA NGURUS LO BEDUA!!"
Renjun berteriak sangat merdu di telinga Donghyuck dan Jaemin yang baru saja sampai di kamar Renjun. Tetapi mereka mendapati bahwa sudah banyak masakan diatas meja seperti sedang merayakan sesuatu. Donghyuck melihat kearah Jaemin. Jaemin clueless. Jaemin membalas muka tidak tahu apa-apa. Merasa kalau mereka tidak ada agenda untuk merayakan sesuatu.
Oh? Apakah ini pesta sebelum kematian untuk mereka berdua?
Donghyuck dan Jaemin hanya mematung sambil mencari jawaban. Dan berdoa. Semoga mereka baik-baik saja malam ini.
Tiba-tiba ada seseorang masuk ke kamar Renjun membawa satu kantong kresek gede yang membuat Donghyuck dan Jaemin berbalik kearah belakang mereka. Mata mereka mendapati bahwa Jeno baru saja masuk dari luar.
"O? Udah dateng? Gua beli beer sama soju. Siapa tau lo bedua perlu."
Jujur saja, Donghyuck dan Jaemin sedang memahami situasi yang benar-benar tidak dapat clue sama sekali. Ada apa dengan kedua orang ini?! Kenapa malah mengadakan pesta seperti ini?!!!
Sebenarnya, Jaemin takut. Tapi tak lama Jaemin mengembangkan senyumnya. Mau Renjun marah atau tidak. Dengan tingkah imutnya, ia menghampiri Renjun. "Injun-ah~ Maafin Nana~"
Sementara Donghyuck melihat Jeno. Ia masih kaget sebenarnya, mengapa anak ini bisa ada disini? Bahkan Donghyuck itu masih takut bertemu Jeno. Ia takut kalau Jeno marah karena kelakuan dia, udah ngacauin preview dia hari ini.
Kakinya seolah lemas. Donghyuck langsung berlutut dan mengangkat kedua tangannya keatas. Situasi muka Donghyuck juga sudah menjebi-jebi.
"Jeno... Maapin Donghyuck~"
.
.
Donghyuck mengantarkan Jeno ke parkiran. Jeno tidak menginap hari ini dikosannya dan itu membuat Donghyuck ngerasa aneh. Donghyuck sudah terbiasa dalam beberapa hari ini, Jeno suka menginap di kamarnya. Tapi untuk sekarang, ia merasa kehilangan. Padahal mereka itu bukan tinggal bareng.
"Lo gak marah sama gue?" tanya Donghyuck tiba-tiba pada Jeno saat melihat Jeno sedang bersiap-siap memakai jaket kulitnya dan ingin menyalakan motornya.
Mata Jeno beralih melihat Donghyuck yang terlihat sedih dimatanya. Jeno menyukai itu. Seakan Donghyuck mungkin sedang merajuk padanya.
"Gue gak marah sama lo, Hyuck. Yang lo lakuin itu udah bener."
Sedikit senang saat mendengar ucapan dari Jeno. Entah itu perkataan jujur atau sekedar menghiburnya, Donghyuck sangat senang bahwa Jeno sedang berada dipihaknya.
"Terus kenapa gak nginep?"
Kini Jeno mendengar lagi rajukan lain dari Donghyuck. Kemaren aja, orang ini ngeluh karena Jeno menginap terus dikamarnya. Sekarang malah dipertanyakan. Jeno sangat gemas.
"Gue ada urusan dulu. Jadi gak bisa nginep."
"Tapi beneran gak marah kan?"
"Iya Donghyuck. Gue gak marah."
"Gue boleh peluk gak?"
Seketika mata Jeno membulat. Apa dia gak salah dengar? Sepertinya anak ini memang sudah mabuk akibat ia meminum beer dan soju banyak. Bahkan mereka mencampurnya jadi satu. Memang Donghyuck dan Jaemin itu tidak boleh disatukan. Jadinya bakal seperti ini.
"Lo mabok?"
"Engga! Gue gak mabok. Gue masih sadar sepenuhnya!"
Donghyuck sedang menyangkal bahwa ia tidak mabuk. Tapi lain di mata Jeno. Jeno yang sudah berpengalaman menghadapi situasi Donghyuck sedang mabuk itu sudah paham. Lagi-lagi Jeno tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube🧊 • nohyuck
FanfictionCerita klasik anak kuliahan dari anak desain komunikasi visual dan anak teknik informatika. boysxboys baku • non-baku mature! halu~ happy reading🙂 [Spin-Off 1: blotto • jaedo (done)] [Spin-Off 2: buah persik • jaemren (on-going)]