16 es batu

10.7K 1.4K 73
                                    

"Jeno, kita udah harus bikin kuesioner."

Donghyuck sekarang sudah bersama Jeno lagi. Beraktivitas kembali seperti biasa, mengerjakan BAB 2 bersama. Mumpung Jeno juga sudah preview dan sudah bisa melanjutkan ke tahap BAB 2. Jadinya Donghyuck ingin cepat melanjutkan tugas akhirnya tersebut. Lebih cepat, lebih baik bukan?

Jujur, Jeno sedang tidak mood dalam mengerjakan. Gak tau kenapa. Mungkin dia sedang sakit hari ini? Atau mungkin kemarin Jeno minum banyak dan masih ada pengaruh alkohol sampai sekarang.

Iya, kemarin malam Jeno pulang lebih dulu ketika Donghyuck memilih Joy ketimbang bersamanya. Ia tidak pulang ke rumah. Melainkan melanjutkan minum sendirian di bar dekat dengan markas anak dkv. Entah, kemarin Jeno hanya ingin minum banyak.

Tiba-tiba, Donghyuck mendapatkan telpon dari seseorang.

Sontak membuat Jeno beralih melihat Donghyuck sambil membulatkan matanya. Seakan mempunyai pikiran negatif terlintas langsung dalam otaknya bahwa penelpon tersebut adalah dari Joy.

"Halo, Pak—Oh?! Udah di depan ya? Oke pak saya kesana. Dekat student corner ya."

Oh. Ternyata itu hanya seorang pengantar makanan yang sudah sampai lokasi dimana Donghyuck dan Jeno berada. Tadi Donghyuck bilang ingin memesan makanan karena ia sedang lapar.

"Gue ambil dulu makanannya ya." pamit Donghyuck sambil terpaku pada ponselnya tanpa melihat Jeno sama sekali.

Entah, Jeno sangat membencinya dengan sikap Donghyuck seperti itu. Mungkin Jeno pada orang lain itu biasa, tapi tidak untuk Jeno pada Donghyuck. Jeno tidak suka.

Jeno benci bahwa faktanya ia sudah jatuh pada pria ini. Kalau sudah seperti ini kan Jeno juga yang repot?

"Jeno!!"

Jeno melihat orang yang datang dan memanggilnya dengan ceria. Seorang cewe yang merupakan teman satu kampus juga. Jeno hanya melihat bingung pada cewe tersebut.

"Sendirian aja disini, No?"

Jeno menggeleng dan kembali pada buku materinya. Jeno sedang mengacuhkannya sekarang.

Tapi cewe ini tidak mau nyerah, "Kue yang kemaren enak gak?"

Ah... Ternyata dia yang bikin kue yang kemarin Donghyuck makan. Kalau kata Donghyuck sendiri, kue itu sangat enak. Bahkan Donghyuck sangat cepat memakan satu slice kue dalam hitungan menit.

"Em enak." jawab Jeno sekenanya.

Cewe itu tersenyum menang walaupun agak kecewa sebenarnya. "Kan kemaren kalau enak langsung kasih tau gue, No. Biar gue bisa buat yang lebih enak daripada itu."

Jeno hanya diam. Sebenarnya bukan Jeno yang makan. Tapi mulut Jeno seakan malas untuk menjelaskan. Sekarang cewe tersebut memberi lagi kue persis yang kemarin cewe ini kasih pada Jeno, "Jadi kan gue bawain kue yang sama. Tapi syukur deh kalau yang kemaren enak." ujar cewe tersebut sambil tersenyum.

Jeno hanya mengangguk. Jeno menerima kue itu. Donghyuck pasti akan menyukainya.

Cewe itu mendekatkan dirinya pada Jeno. Mempelankan suaranya sehingga yang mendengar hanya Jeno. "Telpon gue ya. Kuenya bakal enak dua kali lebih lipat kalau lo sambil telpon gue. Gue jamin." ujar cewe itu dengan tenang.

Jeno agak risih saat cewe tersebut bisa bilang seperti itu. Jeno tidak terlalu mengenalnya. Mana mungkin, Jeno langsung menelponnya dan bilang kue itu enak. Jeno hanya risih. Itu akan sangat canggung.

Donghyuck tiba-tiba datang dengan membawa makanan yang ia pesan. Donghyuck memesan mekdi lagi dengan pesanan yang sama saat Donghyuck dan Jeno ke mekdi bareng Chenle. Entahlah, Donghyuck hanya ingin memakan cepat saji saat ini.

Ice Cube🧊 • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang