"Kayaknya ada yang beda nih dari adek gua."
Jeno langsung melirik ke sumber suara. Mark—orang yang ikut sama Jeno saat seminar beberapa hari lalu, mengutarakan pemikirannya bahwa ada yang berubah dari Jeno baru-baru ini. Sepertinya Jeno mempunyai suasana sangat baik berkat seseorang.
Jeno menyisap vape yang ada ditangannya lalu membuka suara, "Apaan yang beda?"
"Kayak ada aura pelangi keluar dari tubuh lo." kata Mark jujur sambil menyingkirkan sisa abu rokok yang sudah terbakar di rokoknya ke dalam asbak.
Memang mereka sedang bersantai sekarang. Jeno memanfaatkan waktu sabtu malam bersama teman-temannya. Entah kenapa, ia ingin saja keluar dan bersantai. Serasa jenuh berada dirumah. Mungkin karena udah beberapa hari ini juga, Jeno berada diluar terus. Jadi berada dirumah pun menjadi bosan.
"Hyung harus tau, gimana Jeno kalau udah ngobrol sama si anak desain itu!" sahut seseorang dari sebelah Jeno.
Tak hanya Mark disitu, ada Yangyang—teman Jeno di kelas kewarganegaraan dan teman angkatan sefakultasnya, ikut menemani sabtu malam Jeno. Yangyang bisa dibilang teman Jeno satu-satunya yang Jeno punya selain Mark. Jeno tidak punya banyak teman yang sepemikiran dengannya. Hanya mereka berdua ini yang Jeno rasa nyambung dengan Jeno.
Jeno mengambil minumannya dan melihat Yangyang, "Gue biasa aja pas udah ngobrol sama Donghyuck."
"Gak usah boong sama gua, No. Lo itu gak bisa boong anaknya." kata Mark yang lebih tua diantara mereka sudah kenal betul dengan sifat Jeno.
Mark menyisap lagi rokoknya dan kemudian Mark melanjutkan lagi pembicaraannya, "Gue tau pas seminar kemaren lo sebenernya marah sama Donghyuck. Tapi gue kaget, ternyata Donghyuck masih bisa ngobrol sama lo sehabis seminar. Bahkan lo tipe orang yang udah bodo amat sama orang yang mohon-mohon ampun dari lo."
"Iya karena Donghyuck partner TA gue. Dia yang bikin UI buat aplikasi yang gue bikin."
"Bukan sekedar suka kan lo sama Donghyuck?"
Pertanyaan Yangyang membuat Jeno dan Mark bersamaan melirik dia. Sebenarnya arah pembicaraan mereka itu ingin santai saja bahwa memang Jeno berubah sedikit berkat Donghyuck. Tapi tidak menyangka, bahwa Yangyang akan menyinggung hal itu pada Jeno.
"Gue bisa liat dari mata lo pas udah sama Donghyuck dan itu beda saat lo tatapan sama gue, Mark, bahkan orang-orang yang udah nyatain perasaan sama lo." jelas Yangyang berani membuka suara hatinya yang tadinya ingin dia pendem aja. Tapi Yangyang gak mau temannya ini jadi bego cuma gara-gara dia gak paham sama perasaan dia.
Yangyang memegang pundak Jeno dan menatap mata Jeno yang sudah banyak pertanyaan dibenaknya, "Segimana lo mau ngehindarin pertanyaan itu, mata dan hati lo tetep gak akan bisa boong. Bahkan sampe ke tubuh lo juga gak akan bisa boong."
🧊🧊🧊
Jeno sudah diatas motornya sekarang. Masih terbayang dengan pertanyaan Yangyang kepadanya. Sampai saat ini, Jeno memang belum sadar apa ini perasaan dia atau emang kebiasaan dia bersikap. Jeno rasa, sikap dia terhadap Donghyuck itu sama saja ketika ia sedang bersikap depan Yangyang dan Mark. Bahkan di depan Renjun dan Jaemin pun sama menurutnya.
Jeno mampir ke Hangang sekedar ingin melepas penatnya. Ia ingin buang-buang tadi perkataan Yangyang tadi. Mana sempat Jeno memikirkan perasaannya sekarang ini? Ia ingin fokus dalam TA-nya. Jeno ingin menyingkirkan jauh-jauh pikirannya.
Saat Jeno sedang asik berjalan, ia melihat tubuh seseorang yang ia kenal. Sebenarnya Jeno tidak yakin itu benar apa tidak. Jeno sempat membuang mukanya agar tidak dapat bertemu matanya dengan orang itu. Tapi ada yang aneh. Matanya menangkap sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube🧊 • nohyuck
FanfictionCerita klasik anak kuliahan dari anak desain komunikasi visual dan anak teknik informatika. boysxboys baku • non-baku mature! halu~ happy reading🙂 [Spin-Off 1: blotto • jaedo (done)] [Spin-Off 2: buah persik • jaemren (on-going)]