12. Novaturient

1.6K 185 11
                                    

Keinginan untuk mengubah situasi atau hidup seseorang.

•••

Baru beberapa langkah Sasa menjauh dari lantai rumahnya, dia langsung membuang napas kasar saat mendapati kehadiran Ivan di depan gerbang. Ini masih setengah tujuh, masih terlalu pagi untuk memulai perdebatan panjang yang menguras emosi dan tenaga. Tak ingin Ivan masuk ke area rumahnya, Sasa memutuskan untuk maju dan menghampiri laki-laki itu.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Sasa dengan nada sinis. Tidak ada lagi senyum riang yang menyambut Ivan, yang ada Sasa muak.

"Buat jelasin kejadian semalam. Itu semua enggak seperti yang kamu pikirkan." Ivan maju selangkah, berusaha meraih tangan Sasa tetapi gagal. Rupanya, gadis itu benar-benar marah. "Dia yang goda aku duluan, Sa. Aku lagi tidur, terus dia tiba-tiba dateng sambil goda aku. Aku udah coba tolak, tapi—"

"Tapi ujungnya lo tergoda juga, 'kan?" potong Sasa dengan cepat. Dia menggeleng tak percaya. Ivan masih punya pembelaan di saat semuanya sudah jelas. "Gue mau nanya sama lo, Van. Sebenarnya lo sayang gue gak, sih? Sebenarnya lo anggap gue apa? Karena menurut gue, kalau lo sayang gue dan anggap gue sebagai pacar lo, lo enggak akan tergoda sama cewek itu. Dan gue ingatkan, bukan sekali dua kali lo kayak gini. Sebelum-sebelumya emang gampang banget buat gue kasih lo maaf, tapi kayaknya kali ini bakalan susah."

Untuk beberapa saat, Ivan hanya terdiam merenungi perkataan Sasa. Dia sayang Sasa, tetapi entah mengapa dia juga tidak bisa menghindari apa yang terjadi semalam. "Aku minta maaf, Sa. Aku bener-bener nyesel." Pada akhirnya, hanya itu yang bisa Ivan katakan. "Aku janji—"

"Gue udah gak mau denger janji palsu lo." Lagi, Sasa memotong perkataan Ivan. "Lo ngelakuin kesalahan yang sama, terus minta maaf, kasih gue janji. Dan di saat gue udah kasih kepercayaan gue lagi, lo malah mengkhianati gue. Mau sampai kapan, Van? Mau sampai kapan lo bodohi gue?!"

Ya, Sasa mengakui dan sangat menyadari bahwa dia adalah gadis bodoh karena masih bertahan di hubungan yang menyedihkan ini. Namun, itu semua karena Sasa cinta pada Ivan. Sasa benar-benar menyayangi Ivan sampai dia lupa bagaimana caranya menyayangi diri sendiri. Tidak peduli berapa kali Ivan membuatnya kecewa sampai menangis, Sasa masih bisa memelihara kasih sayangnya untuk Ivan.

Hanya saja, kali ini ia mulai lelah. Dan mungkin ... Sasa mulai goyah.

Sasa menoleh saat ojek online yang dia pesan beberapa saat yang lalu datang juga. "Gue butuh waktu sendiri. Jangan hubungi gue atau datang ke sini sebelum gue yang kasih kabar sama lo."

"Sa." Dengan cepat, Ivan meraih tangan Sasa dan menggenggamnya erat. "Please, jangan kayak gini. Aku benar-benar minta maaf. Aku gak mau jauh dari kamu."

"Gue butuh waktu buat mikirin semuanya, Van. Kejadian kemarin bukan masalah kecil buat gue. Anggap aja ini juga ruang buat lo instropeksi diri." Sasa menarik paksa tangannya dan segera mengenakan helm. "Jalan, Pak," ucapnya pada ojek online.

Ada banyak hal yang harus Sasa pikirkan sehingga ia tidak bisa mengakhiri hubungannya dengan Ivan begitu saja. Sasa teringat dengan perjuangannya dulu untuk bisa dekat dengan laki-laki itu. Ivan juga sudah membawa banyak kebahagiaan pada hidup Sasa. Dan yang paling besar adalah ... hanya Sasa yang Ivan punya.

"Terima kasih banyak, Pak." Sasa membayar jasa ojek online itu dan segera masuk area sekolah setelah mengembalikan helmnya. Namun, langkahnya terhenti seketika. "Ngapain lo di situ?"

"Nungguin lo," jawab Mahesa dengan enteng. Bahkan, dia juga tidak ragu untuk melemparkan senyum pada gadis pendek di hadapannya. "Ke kelas bareng, yuk."

Ini orang amnesia atau gimana? Dia gak lupa semalam bilang sayang sama gue, 'kan? Kok bisa sesantai ini? Berbanding terbalik dengan Mahesa, Sasa justru merasa kikuk saat ini. "Oh? Emm ... boleh. Haha ...." Sasa sampai mengusap lehernya karena terlalu kikuk. "Kalau dipikir-pikir, gue belum sempat bilang makasih sama lo. Makasih udah bantuin gue bikin lukisan. Nilai gue kemarin lumayan, lho."

Flimflam [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang