4. Iridescent

2K 226 10
                                    

Perubahan warna saat dilihat dari pencahayaan dan posisi yang berbeda.

•••

Selesai mengerjakan tugas, Sasa segera beranjak dari kamarnya dan bergabung dengan sang oma di dapur. Selayaknya remaja pada umumnya, Sasa langsung memeluk sang oma dari belakang dan menyandarkan kepala di bahu beliau. Tidak lupa menghirup udara dalam-dalam, menikmati aroma bolu gulung cokelat buatan omanya. Untuk beberapa saat, Sasa merasa berada di surga. Setidaknya begitu, sampai akhirnya sang oma memulai pembicaraan serius di antara mereka.

"Oma mau bicara sama kamu," ucap Oma Denok sambil memotong bolu kukus dengan penuh kehati-hatian. "Kamu masih berhubungan sama Ivan, ya?"

Pelukan Sasa melonggar perlahan. Dia tahu, omanya itu memang tidak begitu mendukung hubungannya dengan Ivan. Sasa segera melepas pelukannya dan memilih duduk di kursi plastik tepat di samping omanya. "Iya, masih," jawab Sasa sambil memperhatikan omanya. Sasa bisa mendengar dengan jelas helaan napas kasar dari omanya. "Lagian, kenapa Oma gak suka sama Ivan? Dia baik, lho."

Sontak saja Oma Denok mendelik. "Baik dari mananya? Anak kurang sopan santun begitu!" Tanpa mempedulikan perasaan Sasa, Oma Denok mengeluarkan uneg-unegnya. "Beberapa kali dia datang ke sini, gak pernah cium tangan oma. Terus, kalau masuk rumah juga enggak ucap salam. Kalau tahu ada oma di rumah, dia lebih pilih bawa kamu ke luar, nunggu depan gerbang, gak da niat pamitan dulu sama oma. Baik dari mananya kalau begitu?"

Sasa langsung menggigit bibir bawahnya. "Iya, Sasa minta maaf, Oma."

"Kenapa kamu yang minta maaf? Jelas-jelas Ivan yang salah." Oma Denok membawa kue buatannya ke ruang tengah. Beliau tahu bahwa cucu kesayangannya itu tengah mengekori. "Biarpun kamu baru ABG, baru 17 tahun, belum menjalani hubungan yang serius, bukan berarti kamu bisa memilih sembarangan orang buat dijadikan pasangan. Oma maunya kamu itu dapat pacar yang bertanggung jawab, yang mengayomi kamu, yang menghargai kamu. Dicintai itu udah jadi kodrat perempuan."

Pergerakan Sasa untuk mengambil kue gulung sempat terhenti beberapa detik. Namun, dengan cepat dia menguasai diri. "Iya, Oma," singkatnya sambil mulai menikmati kue itu.

Kriteria yang disebutkan omanya cenderung tidak ada pada Ivan. Ivan sangat sering membuat Sasa menunggu di halte depan sekolah padahal dia berjanji kan menjemput. Ivan juga lebih sering sibuk dengan kuliah dan geng motornya, sehingga Sasa sering berpergian sendiri. Tak jarang juga Ivan menyepelekan pendapat dan perasaan Sasa. Namun, meski demikian, tidak mungkin juga Sasa berkata Ivan tidak seperti yang diharapkan omanya, bukan?

"Ivan baik, kok, Oma. Cuma, emang agak sulit aja untuk memulai hubungan sama orang baru. Dulu, akrab sama aku aja harus nunggu 1 tahun, padahal kita sama-sama anak matematika." Ya, Sasa memang masih berusaha meyakinkan omanya. "Nanti aku bilang sama dia, deh, supaya lebih bisa akrab sama Oma. Tapi, omanya juga harus senyum sama Ivan."

"Oma pasti senyum, pasti baik, kalau dia juga mau menghormati oma. Kalaupun enggak bisa baik sebagai orang tua kamu, seenggaknya dia harus menghormati oma sebagai anak muda ke orang tua." Kemudian, bayangan Oma Denok tertuju pada pemuda yang mengantarkan cucunya pulang tadi sore. "Kayak Mahesa, tuh. Dia bersikap baik sama oma, oma lebih baik lagi sama dia. Malah, oma lebih setuju kamu sama dia daripada sama Ivan."

Saat itu juga, Sasa langsung tersedak. Dia bergegas menuangkan air ke gelas yang ada di atas meja makan. Setelah tenggorokannya lebih baik, baru dia angkat protes, "Oma ngaco! Aku sama dia gak ada apa-apa. Kenal juga baru berapa hari ini."

"Masa baru kenal udah berani antar kamu pulang?" selidik Oma Denok dengan nada menggoda.

Sasa mengembuskan napas panjang. Alin, Zidan, dan sekarang omanya. Mengapa orang-orang malah menjodohkan Sasa pada Mahesa. Jelas-jelas dia hanya mencintai Ivan. "Oma, tadi itu kebetulan aja kita sama-sama mau ke PIM, jadi bareng. Aku juga nolak waktu dia mau antar pulang. Tapi, dia tetap maksa buat antar."

Flimflam [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang