Di bawah ada curhatan galau. Tolong baca, yaaa ....
•••
Muslihat, memperdaya, penipuan, curang.
•••
Sasa terpekik melihat Mahesa tersungkur ke tanah. Meski tubuhnya sedang tidak baik-baik saja dengan berani Sasa menghalau langkah Ivan. Kepalanya terangkat penuh percaya diri. Dengan tenaga seadanya, Sasa mendorong tubuh Ivan supaya menjauh.
"Lo apa-apaan, sih?! Dateng-dateng langsung bikin keributan kayak gini. Lo sakit jiwa?!" hardik Sasa dengan penuh emosi.
"Lo yang sakit jiwa!" bentak Ivan tanpa ampun. Bahkan, saat ini dia sudah mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Sasa. "Lo selingkuh sama temen gue sendiri. Lo tipu gue selama ini, selalu bilang enggak ada cowok lain di antara kita, tapi kenyataannya melenceng jauh. Berulang kali gue tanya apa Mahesa yang bikin lo berpaling, lo sellau bilang bukan. Tapi, nyatanya apa? Kalian saling pelukan!"
Untuk beberapa saat, Sasa hanya terdiam dengan mata yang terpejam. Sasa berusaha mengendalikan tubuhnya yang kian melemah, juga kepalanya yang terasa ingin pecah. Semuanya sudah berakhir, Ivan tahu tentang apa yang terjadi antara Sasa dan Mahesa. Tidak ada pilihan lain, kecuali berterus terang.
"Ya, ada cowok lain. Dan orangnya adalah Mahesa," pasrah Sasa pada akhirnya.
Ivan memposisikan tubuhnya sedikit menunduk, menyamakan tingginya dengan Sasa. "Di antara banyaknya cowok, kenapa harus Mahesa, sih? Lo sengaja pengin bikin Ligoni pecah, hah? Atau begini cara lo balas semua kelakuan gue di masa lalu? Iya?! Jawab!"
Begitu bangkit, Mahesa langsung mendorong tubuh Ivan. "Jangan pernah lo bentak Sasa. Dan lo juga enggak berhak lontaran kata-kata kasar ke Sasa!" geramnya dengan suara yang teramat rendah. Dia berdiri di depan Sasa, menjadi penghalang Ivan untuk menyakiti gadisnya. "Lo udah tahu semuanya. Jadi, gue enggak akan tutupi apa-apa lagi." Mahesa membuang napas kasar. Dia menatap Ivan penuh keyakinan, lalu berkata, "gue sayang sama Sasa. Gue cinta sama dia."
"Kurang ajar!" Ivan maju. Kali ini, dia berhasil mendaratkan tonjokan di pelipis Mahesa. Lalu, dia menarik kerah seragam pemuda itu sehingga mereka saling berhadapan dalam jarak yang lumayan dekat. "Gue kira lo orang baik, Sa. Gue kira, lo orang yang gue percaya buat jaga cewek gue. Tapi, ternyata lo malah tusuk gue dari belakang kayak gini. Hati lo busuk! Sama kayak si Sasa!"
Mahesa juga melakukan hal yang sama, menarik kerah kemeja Ivan kencang. "Kalau lo marah, lo caci gue aja, jangan Sasa. Di sini, dia gak salah apa-apa. Gue yang pertama deketin dia."
"Oh, gitu? Kalau emang kayak gitu kenyataannya, lo pantes dapet pukulan-"
"Ada apa ini?"
Oma Denok muncul dari dalam rumah. Beliau bergegas turun dari lantai dan melerai Mahesa serta Ivan yang sudah bersitegang. Oma Denok menatap satu per satu di antara mereka. Sasa hanya bisa menunduk sambil memijat pangkal hidungnya. Maheda mengalihkan pandangan dengan jelas luka di tulang rahang dan pelipis pemuda kesayangannya. Sedangkan Ivan masih menatap Mahesa dengan penuh kebencian.
"Apa yang terjadi di antara kalian adu otot di depan rumah saya? Kalau kalian mau adu kekuatan, bukan di sini tempatnya. Di lapangan kompleks sana!"
"Oma tahu? Cucu kesayangan Oma itu sudah mengkhianati saya. Dia selingkuh sama Mahesa! Saya udah lihat dengan mata kepala saya sendiri!" tanpa peduli akan kesopanan, Ivan bicara dengan suara yang tinggi. Dan sekarang, dia sudah mengalihkan pandangannya pada wanita baya itu dengan penuh cerita. "Atau jangan-jangan selama ini Oma sudah tahu? Oma sudah tahu dan mendukung mereka berdua? Kan, Oma enggak pernah suka sama saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flimflam [Tamat]
Teen FictionKhaesa Valeria hanya gadis biasa yang baru mengenal indahnya cinta di masa SMA. Meski sosok Ivano adalah pacar yang sedikit keras, tetapi Sasa tetap mencintai laki-laki yang 2 tahun lebih tua darinya. Dibentak, dimaki, sampai disakiti secara fisik j...