"Pada kesempatan hari ini, saya ingin menyampaikan sebuah berita penting kepada rekan-rekan sekalian." Ayah berada di atas panggung ingin menyampaikan berita pertunangan Prilly dan Ali. "Bahwa pada hari ini, selain acara gathering kita, saya juga ingin mengumumkan mengenai pertunangan putri saya, Aprillia Angelica Reyfana."
Tepuk tangan meriah datang dari para tamu undangan. Bunda membawa naik Prilly ke atas panggung. "Dan maaf, sepertinya saya akan membuat kecewa para wanita yang ada di sini. Karena yang akan ditunangkan dengan putri saya adalah Tuan Octo Aliando Mardiansyah, pengusaha kayu termuda di antara rekan bisnis saya." ucap Ayah lagi yang tertawa geli melihat ekspresi kecewa para wanita di ballroom tersebut.
Ali menaiki panggung dengan tenang dan gagah. Wajahnya begitu dingin, tidak seperti saat dirinya bicara dengan Prilly yang selalu memanggilnya dengan 'Sayang'. Prilly memperhatikannya dengan kesal. Keributan kecil yang terjadi antara Billy dan Ali membuatnya heran.
*Flashback*
"APA-APAAN INI?!" bentak Prilly di antara keduanya.
Prilly sejak tadi melihat Ali dan Billy yang saling berpandangan dari kejauhan. Billy santai saja, namun Ali nampak arogan. Ketika Ali mencengkeram kerah Billy, Prilly segera menghampiri.
Keduanya terdiam. "Gue nggak tau ya apa yang terjadi sama kalian berdua! Yang gue liat, kalian sepertinya adalah rival! Asal kalian tau, gue sangat nggak suka ada keributan di sini! Lagian kalian itu dua orang dewasa, tapi kelakuan kayak anak kecil!"
"Gue hanya nyuruh dia ngejauhin lo kok, Sayang." Ali menatapnya.
Prilly menatap Ali tidak suka. "Tuan Lian, Anda dengar baik-baik, ya! Mungkin Anda calon suami saya, tapi Anda bukan orang tua saya! Anda tidak berhak mengatur saya! Anda harusnya mengurus diri Anda sendiri sebelum mengurus diri saya!"
Ali tersenyum kecut, lantas menghampirinya. "Sayang, kamu tau cemburu, kan? Kalau kamu dekati dia, sama saja kamu membuat aku cemburu buta, Sayang."
"Anda berlebihan, Tuan Lian." ucap Billy dengan santainya. "Hanya karena tadi saya menolong Nona Prilly dari nafsu liar Anda, Anda langsung meminta saya untuk jaga jarak. Anda lucu sekali, Tuan Lian." sambungnya dengan senyum andalannya.
"Tolong jaga bicara Anda, Tuan Alex! Anda sudah memancing emosi saya!" Ali mulai geram dengan sikap sok cool Billy.
Billy tersenyum simpul. "Saya hanya bicara apa adanya, Tuan Lian."
"Sialan!" Ali hampir meninju wajah Billy, jika saja Prilly tidak berada di hadapannya menghadang Ali.
"Jaga sikap Anda, Tuan Lian! Anda hanya membuat saya semakin membenci Anda! Sikap Anda terlalu kekanakan! Asal anda tau, Tuan, kekuasaan bukanlah segalanya! Saya sangat tidak menyukainya! Kalian bubar! Saya tidak ingin melihat keributan di antara kalian berdua lagi!" ucap Prilly tegas.
Ali dan Billy masih saling berpandangan. Namun detik kemudian, mereka berpisah dengan dua arah berbeda. Prilly geleng kepala menatap mereka.
"Ada apa sih sebenernya sama mereka? Ternyata dua orang menyebalkan itu saling mengenal, dan dua orang menyebalkan itu menjadi bagian hidup gue, dan anehnya, satu lagi malah mencintainya. Sebuah kegilaan!" batin Prilly heran.
*Flashback off*
Kini mereka berdiri bersebelahan menatap para tamu undangan dengan senyum masing-masing. Para tamu ikut merasakan kebahagiaan dari keluarga Rezky Aditya dan Mardiansyah.
"Aku minta maaf." bisik Ali pada Prilly.
"Gue nggak perlu maaf lo! Gue nggak suka perilaku kekanak-kanakan lo! Ngerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE | AP STORY (HIATUS)
FanfictionPrilly, wanita pendiam dan penyendiri. Terlahir sebagai anak serba berkecukupan, tapi ternyata ia tumbuh menjadi wanita kuat dan mandiri. Ia lebih suka menutup diri, dan tidak ingin ada seorang pun yang masuk lebih dalam tentang dirinya. Hingga pada...