Keyla Kertanama

9K 401 18
                                    

"Hidup di dunia memang kejam. Menghalalkan berbagai macam cara sudah menjadi khalayak umum. Jadi tidak perlu merasa kaget, apalagi jika berkaitan dengan orang banyak."

- Echa -

*****

Keyla mengendarai mobil Jazz putihnya dengan kecepatan tinggi membelah langit Jakarta yang sudah menjelang pagi. Ia baru saja pulang dari klub malam merayakan pesta ulang tahun bersama teman-teman modelnya. Dilihatnya jam tangan menunjuk ke angka empat pagi.

Ia memukul setir mobilnya dengan kesal. "AARRGGGH!!! Sialan! Alex dan Lian! Dua pria brengsek itu nggak pernah bisa berhenti dari pikiran gue! Kurang ajar!" ia berteriak marah.

"Gila ya! Bisa-bisanya dalam dua hari ini gue diremehkan sama cowok-cowok nggak berguna itu! Memangnya mereka pikir, mereka itu siapa? Berani-beraninya berbuat seperti itu sama gue?! Membuat gue seperti sampah busuk yang harus dibuang! Kalian nggak tau aja apa yang bisa gue perbuat terhadap kalian! Dasar brengsek!!!" Keyla memukul setirnya sekali lagi penuh amarah dan kebencian.

Keyla terus memikirkan sejuta rencana untuk menjatuhkan kedua pria itu. "Mereka berdua adalah orang-orang pintar dan licik dalam bisnis, dan gue tau itu. Tapi gue yakin ada kelemahan yang bisa buat mereka nggak berkutik!"

Keyla mengambil handphone di jok samping. Ia mencari daftar nama seseorang yang akan sangat berguna baginya saat ini.

"Jackson!" seru Keyla saat terdengar telepon di seberang terangkat. "Gue mau ke tempat lo sekarang! Gue butuh bantuan lo! Lima belas menit lagi gue sampe!" Klik! tanpa membiarkan orang di seberang menjawab, Keyla segera menutup teleponnya.

Senyum licik di bibir Keyla pun terlihat puas. "Kita liat aja nanti! Lo berdua akan gue bikin bertekuk lutut di hadapan gue! Hahaha," ia tertawa sembari terus melanjutkan perjalanannya menuju selatan Jakarta.

Setelah memarkir mobil dengan sembarang di pelataran gudang kuno yang terbilang jauh dari pusat kota, Keyla turun dari mobil dan melangkah masuk ke sana.

"Jackson! Di mana lo?" teriak Keyla membahana pada ruangan besar yang sangat berantakan itu.

Gudang yang disambangi oleh Keyla saat ini adalah sebuah gudang tua berusia puluhan tahun yang dibangun oleh orang Belanda. Gudang tersebut dulu digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata perang, namun tidak lagi digunakan karena sudah tidak ada senjata yang harus disimpan. Oleh orang sekitar pun gudang ini hanya dijadikan sebagai tempat pembuangan puing-puing atau barang-barang bekas yang sudah tidak layak pakai. Hingga akhirnya tanah dengan bangunan lama itu diambil alih oleh Jackson, orang yang sedang dicari Keyla untuk dimintai bantuannya.

"Keyla Kertanama ... " seseorang keluar dari persembunyiannya dengan tubuh berotot tanpa baju yang menutupinya. Tubuhnya tampak mengkilat karena keringat yang membasahi. "Anda datang di saat yang tidak tepat, Nona Muda."

Seulas senyum licik menghias di bibir Keyla. "Cih! Rasanya menemui orang seperti lo itu nggak perlu waktu yang tepat kalau ada kaitannya dengan uang, Jack!"

Pria yang dipanggil Jackson tertawa puas. "Selama bayaran lo setimpal dengan apa yang harus gue lakuin, gue nggak akan nolak." ia berjalan mendekati Keyla.

"Olahraga pagi, hah?" ucap Keyla saat melihat butir keringat jatuh dari peluh pria itu.

Jackson mencengkeram pipi Keyla. "Tidak, hanya sedikit 'bersenang-senang'. Kenapa? Lo mau nemenin gue?"

Keyla menepis tangan Jackson. "Lo pikir lo siapa berani nyentuh gue?!"

"Gue Jackson, Nona Muda! Gue adalah orang yang berkuasa di tempat ini! Sekali lo masuk ke kandang gue, lo nggak akan pergi dalam keadaan 'utuh' seperti saat lo datang!" Tanpa ba-bi-bu, Jackson merapatkan tubuh Keyla kepadanya, lantas melahap bibir Keyla dengan ganas.

Dengan sekuat tenaga Keyla berusaha melawan dan hampir sia-sia, tetapi ada sedikit celah yang membuatnya bisa terlepas dari pria itu. BUK!!!

"SHIT!!!" dumel Jackson menahan sakit. Baru saja kaki Keyla mendarat pada 'mahkota' pria itu.

Keyla membersihkan mulutnya dengan angkuh. "Lo pikir gue murahan? Jangan sembarangan lo sama gue! Kalo gue nggak butuh bantuan lo, nggak sudi gue nginjekin kaki gue di sini! Ngerti lo?!"

"Aaarrghhh!!! Oke, oke! Jadi mau apa lo ke sini, bitch?!" tanyanya.

Jackson berjalan menjauh ke belakang drum-drum kosong di sekitarnya. Keyla mengikutinya.

"Gue mau lo cari tau kelemahan Billy Alexander dan Aliando Mardiansyah." Keyla melipat kedua tangannya di depan dada.

Jackson kembali ke hadapan Keyla dengan membawa dua gelas minuman keras. "Dua pengusaha angkuh itu?" ia memberikan segelas pada Keyla.

Seulas senyum sinis tampak di bibir Keyla. "Ya, siapa lagi memangnya?"

"Hahaha, kenapa dengan dua orang itu? Mereka itu pebisnis kelas kakap yang banyak jadi incaran musuh, Nona Muda! Buat apa lo mau cari tau kelemahan mereka?" tanya Jackson dengan tawa meremehkan. "Ah ya, tentu saja alasan dendam, ya? Gue yakin lo ditinggalin sama mereka? Hahaha, sejarah percintaan mereka kan sangat terkenal, terutama tentang Aliando!"

"Bisa diem nggak lo?! Gue nggak butuh ocehan nggak penting lo itu, tau nggak?!"

Jackson terkekeh. Ia duduk di sebuah sofa lapuk dan sudah terlihat kusam. "Hanya itu yang lo butuhin dari gue? Sepele sekali, Nona!"

"Untuk saat ini cuma itu aja. Gue minta berita itu harus udah sampe di tangan gue minggu depan secara lengkap!"

"Lo nggak tau cara kerja gue, hah? Gue akan dapetin info seperti ini hanya dalam beberapa hari! Lo hanya harus tutup mulut kasar lo itu dan menunggu kabar baik dari gue!" Ujar Jackson angkuh.

Keyla menenguk habis minuman di tangannya. "Oke, gue tunggu secepatnya!" jawabnya. Ia mengeluarkan amplop coklat dari dalam tas tangannya. "Ini ada sedikit ongkos buat lo. Sisanya gue bayar belakangan kalo kerjaan lo beres!" ia lemparkan amplop berisi uang itu kepada pria di hadapannya.

Jackson mengintip isinya. "Ongkos paling sedikit yang pernah gue terima! Mau main-main lo sama gue?" ia melempar amplop itu ke sembarang tempat. Ia kembali mendekati Keyla.

Keyla melangkah mundur perlahan. "Lo mundur atau ..."

"Kenapa? Takut lo sama gue?" seringai dari mulut Jackson sesungguhnya membuat Keyla sedikit getir.

Ia adalah orang terlicik dan paling nekat sepanjang sejarah yang ia kenal tentang penjahat-penjahat kelas kakap di lingkungan pebisnis ayahnya. Keyla bisa jadi santapan empuk bagi Jackson, jika ia salah dalam bertindak.

"Lo kelarin tugas lo dan lo akan gue bayar sesuai permintaan lo! Ngerti lo?! Dan inget, jangan pernah hubungin gue sebelum gue hubungin lo! Gue nggak mau ada paparazi yang nangkep foto kita! Bisa kelar karir gue!"

"Ya, ya, ya! Sekarang cepet pergi lo dari sini kalo lo nggak mau tubuh lo jadi sasaran empuk gue! Inget ya, Nona Muda, jangan pernah macem-macem sama gue! Sekali aja lo buat gue marah, lo akan tau apa akibatnya!" ucapan Jackson lebih terdengar mengerikan di telinga Keyla dibanding ancamannya tadi.

Keyla menelan ludah, dan kemudian ia berbalik meninggalkan Jackson dalam gudang.

*****

ALONE | AP STORY (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang