Seorang Octo Aliando Mardiansyah

14.9K 681 13
                                    

"Sukses adalah bagian dari kegagalan di masa lalu.
Karena untuk menjadi sesuatu, tak ada jalan yang selalu mulus.
Dan gagal adalah pemicu yang mampu menjadikan semangat untuk lebih maju."

Echa –

***

Octo Aliando Mardiansyah, pria berusia 27 tahun yang merupakan seorang pengusaha muda kaya dan sukses. Beberapa teman memanggilnya Ali, sementara di kalangan pebisnis, dia lebih dikenal sebagai Tuan Lian.

Lian adalah penggalan dari namanya sendiri yakni Aliando. Dia menggunakan nama Lian ketika ia memilih masa depannya sebagai pengusaha kayu untuk meneruskan bisnis Papa di Jakarta. Panggilan Tuan Lian terdengar begitu bijak dan penuh wibawa, apalagi dengan pembawaannya yang tenang dan serius, menambah kesan tegas pada dirinya.

Sang Papa, Orlando Mardiansyah, banyak mengerjakan proyek di Kalimantan. Selama ini, Papa mengerjakan semua tanggung jawab perusahaan sendiri tanpa bantuan orang lain sebab Papa adalah orang yang lebih suka mengerjakan segala sesuatunya sendiri agar minim kesalahan. Ia tidak suka ada kesalahan sekecil apapun dalam pekerjaannya. Akan tetapi, sejak Ali memutuskan untuk terjun mengikuti jejak Papa mengurus perusahaan, Papa sangat antusias mengajarkan hal-hal mengenai perusahaan kepadanya.

Papa mengajarkan Ali segalanya dengan seluruh kemampuannya sampai ia mengerti dan mampu menjalankan perusahaan itu sendiri. Papa percaya bahwa Ali mempunyai peluang bagus di dunia bisnis, mengingat dia adalah orang yang pintar, picik dan juga licik dalam bisnis. Ia dapat dengan mudah untuk mengerti segala sesuatu yang diajarkan Papa. Pada akhirnya, semua kegiatan yang ada di Jakarta diserahkan kepada Ali saat pria itu memasuki usia 24 tahun. Sejak itu, Papa memutuskan pindah ke Kalimantan mengurus perusahaan di sana dan kerja lapangan.

Bersama Mama Resilia, Papa tinggal di Kalimantan. Mama hanya seorang ibu rumah tangga. Ia membuka usaha sebuah restaurant untuk mengisi waktu luangnya. Terkadang ia juga menemani dan membantu sang suami untuk mengurus perusahaan di sana apabila Papa sedang berada di lapangan.

Di Jakarta, Ali hanya bersama kakak kembarnya, Octovanya Aliandra Mardiansyah. Nama panggilannya adalah Alya. Di lingkungan bisnis Sang Papa dan Ali, Alya lebih dikenal dengan nama Liana. Ia tidak menekuni bisnis seperti Ali, meskipun ia cukup banyak mengerti tentang dunia bisnis. Jiwanya lebih ke seni, dan ia memilih menekuni musik dan juga melukis. Ia lebih suka membuka pameran ataupun membuat konser kecil bersama teman-temannya. Alya tinggal di apartemen yang dibelikan oleh Ali, sebab ia menginginkan waktu yang tenang untuk melakukan kegiatannya. Tapi tak jarang juga ia tinggal bersama Ali.

Kehidupan mapan seorang Octo Aliando Mardiansyah di usianya yang masih terbilang sangat muda untuk berbisnis menjadi incaran wanita manapun. Belum lagi tubuh tegap yang atletis, wajah tampan dengan bibir berwarna pink dan juga alis tebal menjadi penambah daya tariknya bagi seorang wanita. Penampilannya juga selalu menawan dengan setelan kemeja, celana bahan, dasi dan juga sepatu mengilat, benar-benar menjadi magnet untuk para wanita. Sungguh memesona.

Ali tipe pria yang senang pergi ke klub malam untuk menghilangkan penat kepala selepas jam kerja, namun ia tidak pernah minum alkohol. Hanya rokok yang ia pergunakan untuk penghilang penatnya, itupun hanya sekedarnya saja. Pergaulan dengan teman-teman yang kaya dan memiliki segalanya, membawanya pada kehidupan yang liar.

Sejak masa kuliah, Ali juga dikenal sebagai pria suka berganti pasangan. Bukan sekedar untuk dijadikan pacar, tapi juga untuk berhubungan intim dengannya. Hubungan yang terjalin tidak akan pernah lebih dari satu bulan. Ali tidak suka hubungan yang terlalu mengikat dan tidak pernah sekalipun ia menggunakan perasaannya untuk para wanita yang dijadikan pacarnya.

Selama ini kekasih yang dipilih Ali bukan dari sembarang orang, melainkan dari kalangan artis, model, bahkan sekarang ada beberapa wanita yang ditawarkan oleh sesama rekan bisnisnya. Menurutnya, dengan kuasanya, tidak akan seorang wanita pun yang tidak akan tunduk untuk menuruti keinginannya. Berita pun menyebar luas ke kalangan pebisnis, hingga akhirnya banyak yang menyimpulkan bahwa seorang Octo Aliando Mardiansyah adalah playboy kelas kakap.

Ali tidak pernah memusingkan hal-hal seperti itu, karena baginya, hal itu istimewa dengan semakin banyak orang akan mengenalnya. Baginya juga, yang terpenting adalah pekerjaan yang optimal, bukanlah wanita yang selalu berganti-ganti di sampingnya. Ali lebih suka dinilai kinerjanya di kalangan pebisnis dibandingkan dengan reputasi playboy-nya.

Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang tahu persis bagaimana Ali sebenarnya. Tentang diri Ali yang pernah merasakan kecewa dan terluka, hingga akhirnya ia bisa berdiri sukses seperti ini. Seorang Octo Aliando Mardiansyah yang selalu terlihat kejam dan menakutkan, dan juga pria dengan sejuta pesonanya, ternyata tidak seperti yang dibayangkan.

Dia adalah pria yang masih punya hati nurani.

ALONE | AP STORY (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang