Dua minggu sudah berlalu sejak hari pertunangan Ali dan Prilly. Prilly sedang disibukkan kegiatan mempersiapkan acara pernikahannya, sementara Ali sejak pulang dari rumahnya, ia menghilang dan sulit dihubungi. Kata Ayah, Ali sedang pergi ke Kalimantan membantu papanya menyelesaikan pekerjaan di sana agar bisa pulang tepat waktu saat acara pernikahan mereka.
Hari ini di kafe, Prilly sedang mencatat kekurangan apa saja yang belum terpenuhi untuk acara. Dengan dibantu Etha, kerepotan Prilly sedikit berkurang.
"Duh, Tha, gue capek banget. Ini kenapa harus gue semua yang kerjain sih? Sebel banget deh! Itu orang malah ilang tanpa membantu apapun!" keluh Prilly yang sudah menenggelamkan wajahnya di meja kerjanya. Kelelahan.
Etha tertawa. "Sabar, Ly, bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian kali."
"Etha, apaan sih lo? Ini semua tuh kepaksa! Gue cinta sama dia aja nggak, Tha. Gimana mau bersenang-senang coba?" Prilly mendesah kesal.
Etha gelang kepala. "Gue ambilin lo makanan sama minum, ya? Lo belom makan kan dari tadi?"
"Iya deh, Tha. Makasih, ya!" Etha pun berlalu.
Prilly berjalan menuju sofa, lantas merebahkan tubuhnya di sana sambil memegang kertas daftar tamu. "Gue di sini puyeng-puyeng, sedangkan si Tuan Lian itu hanya sibuk di kantornya tanpa pusing mikirin pernikahan ini. Sebenernya yang mau nikah itu siapa sih? Kita berdua atau gue sendiri?" oceh Prilly kesal.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk, Tha." teriak Prilly malas-malasan. Ia terlampau lelah dengan kegiatannya hari ini.
Pintu terbuka, dan sosok lain memasuki ruangan. Prilly terkesan menyadari bukan Etha yang masuk ke ruangan, melainkan Billy.
"Ah, Billy!"
Billy tersenyum. "Lagi santai, ya?"
"Duduk, Bil." Prilly mempersilakan Billy duduk. "Ya, begitulah. Lagi istirahat sebentar mengurus pernikahan." jelasnya sambil tersenyum.
"Oh..."
Prilly menatapnya. "Ada apa, ya? Tumben lo ke sini? Ada perlu sama gue?"
Billy menatapnya. "Ali ke mana, Nona Prilly?"
Prilly menatapnya heran. "Kenapa tiba-tiba lo nanyain dia?" tanyanya.
"I need to know. Dia menghilang selama dua minggu ini."
"Yeah, i know. Terus hubungannya sama lo apa? Ada masalah yang harus lo selesaikan sama dia?"
Billy menunduk dengan wajah sendu. "Lo perlu liat ini." ia mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya berwarna biru dongker. Sebuah amplop cokelat yang diserahkan kepada Prilly.
Prilly dengan hati-hati membukanya dan mengeluarkan isinya. Ternyata beberapa foto Ali bersama seorang wanita yang cukup dikenal Prilly, Keyla Kertanama.
"Maksudnya apa ini?" tanya Prilly bingung melihat beberapa foto mesra Ali dan Keyla.
Billy menatapnya. "Lo tau kan siapa wanita itu? Dia adalah Keyla, artis yang sedang naik daun. Dia adalah mantan kekasih Ali, dan juga sahabat gue." jelasnya tegang.
"Lalu hubungannya dengan hilangnya Ali?"
"Keyla juga hilang di saat Ali menghilang. Gue khawatir sama Keyla, karena dia nggak berakhir baik dengan Ali. Dan Ali... Dia kejam." tutur Billy serius.
Kening Prilly mengerut. "Kejam? Kejam seperti apa?"
"Lo... Nggak kenal siapa Ali?"
"Nggak, Bil. Lebih tepatnya belum mengenal secara keseluruhan. Memangnya ada apa? Ada yang perlu gue tau tentang masalah ini? Karena sebenarnya hal ini nggak membuat gue tertarik sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE | AP STORY (HIATUS)
FanfictionPrilly, wanita pendiam dan penyendiri. Terlahir sebagai anak serba berkecukupan, tapi ternyata ia tumbuh menjadi wanita kuat dan mandiri. Ia lebih suka menutup diri, dan tidak ingin ada seorang pun yang masuk lebih dalam tentang dirinya. Hingga pada...