[34] It's Over

1K 244 30
                                    

Dor!

Brugk!

"MINHOOOOO!!" jerit Chan tak tertahan lagi, histeris tatkala melihat peluru itu menembus tengkorak sosok yang ia sukai, membuat tubuhnya seketika terjerembab ke atas pasir dan tak bergerak lagi seiring dengan mengalirnya darah dari lubang di kepalanya.

Warga lain seketika bersorak-sorai, tak peduli dengan pemuda yang nyaris mati berdiri karena menyaksikan kekejian kaumnya sendiri.

Dengan sekali gerakan, Chan meronta hingga dua lelaki yang semula menahan kedua tangannya pun terlepas. Ia berlari sekencang-kencanhnya sebelum berlutut di pasir dan menarik tubuh sang duyung ke dalam pelukannya. Lalu tangis itupun pecah tak tertahan lagi.

"Minho, bangunlah, kumohon bangunlah," tangisnya sembari membuka ikatan kain yang menutupi bibir ranum tersebut. Dan setelahnya darah kental seketika keluar, mengalir ke sisi wajah pucat pasi tersebut.

Chan semakin terisak, direngkuhnya tubuh kurus tersebut dengan erat sembari terus mengatakan berulang kali; kalian jahat. Pada semua orang yang tengah memandangnya kini.

"Dia bukan siren.. hiks.. dia bukan seperti yang kalian katakan. Dia justru yang sudah menyelamatkanku saat aku jatuh dalam badai," tangis Chan pecah. "Apa salahnya.."

Tapi seolah hati telah membatu, warga pulau itu justru menghakimi Chan, mengatakan jika ia berbohong dengan kesaksian dari ceritanya barusan.

Dan buruknya lagi, para pria yang tadi menyiksa Minho; melemparinya dengan batu, memukuli, menendangnya bahkan meludahi itu kini berusaha merebut paksa tubuh kurus sang duyung dari dekapan Chan. Membuat pemuda itu kembali menjerit sejadi-jadinya.

"TIDAK!! JANGAN BAWA DIA!! MINHOOO!!" jerit Chan kembali, walau sebenarnya percuma saja karena tak ada satupun yang memedulikan lengkingan suaranya.

Tubuh Minho direbut, diseret kembali oleh beberapa lelaki,sebelum mereka melemparkannya ke atas tumpukan kayu, yang telah dikumpulkan oleh beberapa pria lainnya. Lantas ketua himpunan warga yang tadi menembakkan laras panjangnya pada Minho kembali membuat Chan histeris.

Tangannya terangkat, menunjukan sebuah korek yang kemudian  memantik apinya.

"JANGAAAANNN!!"

Tapi percuma, mau sekencang apapun Chan berteriak hingga menangis darah pun orang itu takkan memedulikannya.

Korek api itu dilempar, dan api seketika menyebar, menyambar dari bensin yang semula disiramkan pada kayu-kayu tersebut. Melumat setiap akar serta ranting yang ada, pula sesosok tubuh yang terbaring naas di atasnya.

Mereka membakar Minho tepat di depan mata Chan.

"Kak Minho," lirih Jisung, pedih, tak menyangka dengan apa yang disaksikannya kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Minho," lirih Jisung, pedih, tak menyangka dengan apa yang disaksikannya kini. Lantas seketika itu juga sirip Hyunjin menarik tubuh mungilnya, mendekapnya erat karena tahu jika ikan kecil itu mulai terlihat tremor; ketakutan dan shock berat.

Sebaliknya, Juyeon nampak memutar balikan tubuhnya dan kembali masuk ke dalam air. Ia mengusap kasar bekas air mata di wajahnya, sebelum berenang pelan memutar arah.

"Pangeran," panggil Hyunjin pelan di belakangnya.

"Pulang, Jin," namun Juyeon malah menitahnya untuk segera kembali ke kerajaan.

"Tapi," hiu putih muda itu bimbang. Berkali-kali ia menolehkan wajahnya ke arah permukaan, di mana masih terlihat meski dari dalam air; bibir pantai yang nampak gaduh saat ini.

"Minho udah gak ada, percuma juga kita masih di sini. Dia udah pergi," jawab sang pangeran. Suaranya terdengar bergetar lagi berat tatkala mengatakan hal itu.

Dengan berat hati, Hyunjin pun akhirnya mau tak mau patuh; berenang kembali masuk ke dalam lautan dengan sirip masih mendekap Jisung di pelukannya, lantaran ikan kecil itu justru terisak-isak di baliknya.

"Jin.. Kak Minho.. hiks.." sayup-sayup, Hyunjin mendengar suara Jisung yang menangis saat ini. Namun rasanya amat bodoh, karena Hyunjin tak bisa melakukan apa-apa. Bahkan memberikan kata penyemangat sedikitpun pada Jisung, ia tak bisa.

Karena kenyataannya tak hanya Jisung saja yang terpukul dengan apa yang terjadi tadi. Hyunjin pun besar-kecilnya merasakan hal yang sama. Begitu terkejut dengan kenyataan yang menamparnya saat ini; bahwa Pangeran muda, teman dekat mereka kini telah tiada. Berakhir tragis di depan matanya sendiri.

"Hyunjin," mendadak Juyeon berhenti, membuat yang dipanggil segera ikut menghetikan gerakan ekornya; berganti dengan memandang punggung sang duyung, yang tanpa menoleh sedikitpun padanya kembali berucap, "Kabarkan pada kawan-kawan patrolimu untuk segera bersiap saat fajar nanti," katanya.

Hyunjin yang semula terdiam itu seketika mengernyit heran dan lantas menjawab dengan ragu, "Segera, Pangeran.. tapi, bolehkan saya tahu untuk apa?" tanyanya.

Juyeong berputar, menghadap dengan sosok ikan predator yang kini berbicara padanya. Namun lain daripada itu Hyunjin nampak terkejut lantaran wajah salah satu penguasa air di kerajaan itu nampak berbeda.

Ada banyak guratan serta sisik-sisik kecil yang muncul di sekitar wajah Juyeon; kening, pelipis dan sebagian pipinya hingga turun ke leher. Manik sekelam jelaganya yang semula terlihat redup tersebut berganti, lebih menyerupai mata seekor ular; iris memanjang dengan warna kuning keemasan. Pun dengan kuku yang meruncing seiring memanjangnya dua buah taring di deretan gigi depannya.

Juyeon berubah menjadi sosok mermaid sesungguhnya, yang memiliki ciri fisik tak begitu jauh dengan kaum siren; menyeramkan, namun indah berkilauan.

"Sudah selesai. Aku takkan membiarkan nyawa adikku hilang begitu saja," ucapnya. Suaranya terdengar memberat lagi seram. Membuat Hyunjin bergidik ngeri, dan Jisung yang semakin melesak ke dalam pelukkan lantaran ketakutan.

"Mereka harus merasakan pembalasannya."

Baiklah, Hyunjin tahu jika sebentar lagi akan ada peperangan yang harus dihadapinya.

























Baiklah, Hyunjin tahu jika sebentar lagi akan ada peperangan yang harus dihadapinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang