Satu, dua, tiga, sudah lebih dari lima kali purnama terlewati, tapi Minho belum juga berani datang menemui Chan. Padahal seperti janji yang diikrarkannya pada si duyung, pemuda itu selalu hadir dan setia duduk di dermaga untuk tiga malam pertama setiap bulan tengah penuh. Menunggunya. Tak pernah absen, bahkan saat hujan turun dan angin berembus kencang, Minho selalu menemukannya ada dan duduk di sana.
Ini sudah purnama kesembilan, dan Minho bimbang di kamarnya. Ia ingin pergi melihat Chan, tapi sejak tadi Juyeon ada di depannya dan seolah sengaja hadir di kamar itu untuk membuatnya tak pergi kemana-mana.
"Kudengar Bibi Calypso pergi ke permukaan kemarin malam," ucap yang dewasa sembari memainkan seekor bintang laut kecil di tangannya.
"Untuk apa?" tanya si adik. Tapi bernada acuh tak acuh, sedang ia sendiri terlihat tengah memangku dagu dengan tatapan menyorot keluar jendela.
"Bertemu dengan Paman Hendrick," jawab si kakak singkat. Lalu terdengar jika duyung berekor emas itu mengeluarkan suara-suara aneh sembari terus menggelitiki bintang laut kecil di tangannya. Membuat hewan dengan lima tangan berwarna merah jambu yang diberi nama Eric tersebut terkikik geli karenanya.
"Mereka masih berhubungan?" Minho menoleh ke arah kakaknya kini berada, dan sosok yang dilihatnya itu nampak mengedikan sebelah bahu.
"Aku tak tahu. Tapi bagaimanapun juga mereka masih saling mencintai. Aku hanya berharap keduanya bahagia meskipun harus terhalang dua dunia yang berbeda," urai Juyeon.
Minho terdiam sesaat. Ia tak memikirkan lagi tentang Calypso ataupun sosok Kapten Hendrick yang tengah mereka bicarakan kini. Ia malah kembali melamun dan memikirkan tentang Chan.
Apakah pemuda itu masih akan terus menunggunya di sana?
"Kak Chan pasti lagi nungguin Kak Minho 'kan?" Felix bertanya pada Changbin yang kini duduk di sebelahnya.
Changbin meniup kepulan asap yang mengurai dari dalam cangkir kopi dan menyesap isinya sesaat sebelum menjawab pertanyaan Felix dengan anggukan pelan.
"Dia berusaha menepati janjinya," katanya singkat.
Felix terdiam. Dari balkon di puncak mercusuar tempat mereka duduk sekarang ini ia bisa melihat jika di ujung dermaga ada sesosok pria tengah duduk sembari memeluk lututnya. Pantulan dari sinar bulan yang tengah bertengger dengan amat pongah di langit nampak memantul samar ke wajahnya. Membuatnya nampak sedikit terlihat berkilauan meskipun tak dapat terlihat dengan jelas dari posisi dua temannya kini.
"Menurut Kakak gimana? Apa Pangeran duyung itu akan datang menemuinya nanti?" yang muda kembali bertanya.
Changbin menoleh, menyimpan cangkir yang ia pegang ke lantai tempat mereka duduk sebelum mengedikan bahunya sekilas. "Aku tak tahu, mungkin dia akan datang nanti. Chan bilang, ia memberikannya waktu sampai hati Minho merasa lega dan membaik agar bisa menemuinya lagi," jawabnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]
ФанфикJujur saja, Chan tak percaya dengan yang namanya mitologi. Cerita tentang para peri, kurcaci, naga, unicorn, pegasus atau mahkluk lainnya itu hanya ada dalam dongeng belaka. Mereka tidaklah nyata; pikirnya. Tapi semuanya berubah setelah badai itu me...