[37] Kill Them

1.1K 263 42
                                    

Trang!

Suara pedang yang saling berbenturan terdengar, lalu disambut dengan suara lain; letusan peluru dari revolver, suara teriakan dari beberapa orang yang sama-sama saling terluka, suara gemuruh guntur setelah kilat menyambar, serta suara deburan ombak yang menelan kapal-kapal nelayan. Semuanya saling bertumpang tindih dalam rungu Chan saat ini, yang tengah sibuk membentangkan layar.

"Bajingan!" itu suara Changbin, terdengar lebih lantang di antara suara lainnya. Lalu setelah itu bunyi letusan peluru ikut terdengar.

Chan tak tahu apa yang membuat temannya berteriak seperti itu, tak tahu juga apa yang tengah terjadi di bawah tiang kapal tersebut. Yang ia tahu, baik geladak, buritan sampai anjungan pun tak ada satupun tempat yang aman untuk bersembunyi saat ini. Sebab beberapa awak perompak -yang seluruhnya adalah hantu- itu nampak memporak-porandakan seisi kapal. Chan bahkan yakin, tiang besar penyanggah layar ini pun akan roboh sebentar lagi mana kala di bawahnya terlihat dua ikan marlin -bertubuh manusia- tengah sibuk menggergaji kayunya.

Sialan! Batinnya kesal lantaran satu di antara perompak setan itu memanjat tiang kapal, mendekat ke arahnya.

Bentuk mereka amat menjijikan; kepala seperti ikan, tubuh manusia, baju compang-camping dengan banyaknya lumut, atau ganggang laut serta tumbuhan karang menempel pada setiap incinya. Benar-benar memberitahukan bila sebelum dikerahkan sebagai tentara dadakan, mereka telah tertidur lelap di dasar lautan; menunggu untuk kembali dihidupkan.

"Ha ha..." ikan setan itu tertawa miring, tahu benar bila pemuda di ujung tiang itu tengah ketakutan akan kehadirannya.

"Pergi!" teriak Chan. Tapi sepertinya percuma saja sebab mahkluk jejadian itu malah mengeluarkan pedang dari sarungnya; yang tersemat di sisi pinggang. Dan tawa miring menyeramkan itu kembali terdengar.

"Ada ikan kecil yang tersesat," katanya dengan suara yang terdengar serak lagi berat, "Biar aku menyelamatkanmu, ayo mendekatlah padaku."

Bukankah ini yang sudah ditunggunya? Bukankah memang ini yang ia inginkan? Lantas kenapa rasanya begitu menyesakkan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukankah ini yang sudah ditunggunya? Bukankah memang ini yang ia inginkan? Lantas kenapa rasanya begitu menyesakkan?

Juyeon mengayunkan pedangnya pada setiap manusia yang ada di dekatnya. Tak hanya sesekali, sudah lebih dari hitungan jari juga ia nekat melompat dari atas air hanya untuk menghunus bilah besi tempa tersebut, memenggal setiap kepala atau menusuk setiap inci dari tubuh-tubuh lawannya.

Hatinya marah, kesal, sedih bercampur kecewa akan apa yang terjadi saat ini. Lebih lagi ia terus merasa terusik, dengan apa yang ia katakan pada si adik mana kala terakhir mereka berbicara.

'Tentu kamu akan membela manusia! Kamu kan memang separuh dari mereka! Dan karena keberadaan kamu juga kaum kita jadi terancam!'

Dadanya bergemuruh saat ucapannya itu kembali terdengar samar di antara riuhnya keadaan. Sungguh, rasanya ingin mengutuk dirinya sendiri karena sudah berkata semena-mena pada adiknya.

Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang