Ilustrasi visual siren ada di mulmed atas.
"Jadi bagaimana? Kau memberikannya 'kan?" Changbin tak bisa untuk menahan lebih lama saat Chan sudah berdiri di depannya. Di puncak mercusuar menunggu fajar datang.
Kawannya itu segera mengangguk semangat, membuat surai ikalnya terhempas ke depan sesaat mengikuti gerakan kepalanya. "Dia suka dengan hadiah yang aku berikan," katanya kemudian.
"Ah, baguslah kalau begitu," angguk Changbin sebelum menyesap kopinya.
"Ugh, aku jadi ngiri sama Kak Minho," gumam Felix dengan suara yang pelan. Namun kalimatnya barusan terdengar oleh Chan, dan membuat pria yang usianya terpaut jarak beberapa tahun itu jadi penasaran pun lantas bertanya kemudian.
"Kenapa?"
Yang muda merunduk, memainkan ujung kaus yang dikenakannya sebelum menjawab, "Kak Chan cuma bisa ketemu sama Kak Minho tiap sebulan sekali, tapi romantis banget pake ngasih kado segalaan. Lah aku yang sama Kak Abin tiap hari nangkring di sini kayak burung camar lagi boker gak pernah dapet apa-apa," tuturnya.
Namun sukses membuat Changbin tersedak kopi dan Chan seketika tergelak karenanya. Ia kemudian dengan usil menyenggol-nyenggol perut Changbin dengan ujung sikunya sembari menyunggingkan senyuman luasnya lalu seraya berucap, "Dengerin, Bin! Yang lain tu ngasih kado, hadiah, bukannya PHP!" cekikik Chan kemudian setelahnya.
Yang dikasih kode malah mendengus sebal dan lantas menyahuti, "Berisik ah, aku mau pulang!" dengan ketus.
"Ada ikan kecil yang tersesat," suara serak mendesis itu sukses membuat Minho semakin ketakutan. Tangan kecilnya terus berusaha menarik ekornya agar terlepas dari sulur hijau yang dililitkan mahluk berjenis siren itu. "Kebetulan aku sedang lapar," tambahnya kemudian.
"Aku tidak mengganggumu! Lepaskan ekorku!" teriaknya, atau mungkin ia tengah memohon karena suaranya kini terdengar merintih dan bergetar.
Sosok dengan ukuran dua kali lebih besar dari tubuh Minho itu terlihat mengangkat satu lagi tangannya sebelum seutas tali-sulur serupa keluar dari telapaknya dan membelit kedua pergelangan Minho, membuat tubuh si pangeran muda itu terperangkap dan tak bisa melepaskan dirinya sendiri.
"JANGAN!!!" jeritnya, tatkala sang predator mulai menariknya mendekat sembari membuka mulutnya lebar-lebar.
Sungguh, Minho bahkan berani bersumpah jika ia lebih baik mati ditelan gurita kraken ketimbang harus dijadikan makan malam musuh kaumnya sendiri ini.
Tapi mau bagaimana? Ia terjerat, sekuat apapun ia berusaha berenang menjauh dan melepaskan dirinya, Minho tetap takan mampu melawan mahluk itu sendirian.
Sreeettt..
"Aaaaaaack!!"
Ada sulur lagi yang dilepaskan siren itu, dan kali ini melilit ke sekujur perut serta pinggul si duyung, ia tertawa terkikik melihat lawannya yang bertubuh lebih kecil itu terlihat putus asa dan mulai kesakitan saat ini, sementara tangannya semakin menarik kian mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]
FanfictionJujur saja, Chan tak percaya dengan yang namanya mitologi. Cerita tentang para peri, kurcaci, naga, unicorn, pegasus atau mahkluk lainnya itu hanya ada dalam dongeng belaka. Mereka tidaklah nyata; pikirnya. Tapi semuanya berubah setelah badai itu me...