"Udahlah pulang aja, daripada nyariin kapal nelayan yang nangkep Kak Minho, mending kita laporan aja sama Kak Yeon," tandas Jeongin memerintah. Sebab ia mulai lelah bersembunyi di antara dinding ngarai hanya untuk menemukan kapal nelayan yang dikatakan Jisung tadi padanya.
"Tapi gimana kalo nanti pas kita pulang, kapal yang bawa Kak Minho datang?" tanya Jisung tatkala melihat jika si kuda laut kecil itu beranjak pergi.
"Kalo pun dateng juga belum tentu dia balikin Kak Minho ke sini," sahut Jeongin.
"Maksudmu? Kamu mau Kak Minho dibawa nelayan selamanya gitu?!" pekik si ikan badut yang sontak membuat kawannya berbalik menatapnya dengan alis menukik tajam.
"Kalo nelayan itu emang baik, dari awal mereka nangkap Kak Minho juga pasti udah ngelepasinnya lagi ke lautan. Gak mungkin ditahan sampe sehari semalaman gini," jawabnya.
Benar. Memang yang dikatakan Jeongin itu benar adanya, bila nelayan yang membawa Minho itu memang orang baik, ia tentu takan menunggu sampai lebih dari dua puluh empat jam untuk mengembalikannya ke lautan. Tapi nyatanya apa? Minho tak juga kembali lagi dan malah membuat dua kawan kecilnya jadi cemas kini.
"Udah gak ada jalan lain, kita harus laporin ini ke Baginda Raja atau ke Pangeran Yeon biar Kak Minho bisa ketemu," tandasnya final. Lalu kuda laut kecil itupun berenang menjauhi si ikan badut yang kini hanya bisa diam mematung menatap permukaan air. Berharap akan ada keajaiban yang membawa satu dari dua pangeran lautan itu kembali.
Cekrik!
Dalam potret itu terlihat jelas jika ada sesosok manusia yang tengah tertidur dengan tubuh masuk ke dalam air, sedang di ujung bathtub lainnya ada ekor besar berwarna putih yang menjuntai keluar.
"Aku harus memberitahu Seungmin!" cetusnya sambil membuka kontak nomor di ponsel itu dan mencari satu dari sekian banyak nama yang tertera. Selang beberapa sekon kemudian ia segera menekan ikon telepon dan melakukan panggilan dengan seseorang di seberang sana.
Tuuuttt..
Tuuuttt..
Tuuuttt..
Belum juga diangkat, tapi Felix di ambang pintu itu tak juga bisa diam untuk sekedar bersabar. Kakinya dihentak-hentakan sambil berputar kesana-kemari tiada henti. Sedang satu jari telunjuknya terlihat tengah menyelipkan ujung kuku ke antara geligi putihnya, menggigitinya seraya menghilangkan rasa cemas.
Sesekali mata dengan pernik coklat itu melirik ke sosok tersebut, meneliti dengan jeli pada setiap inci dari tubuhnya yang terlihat.
Indah sekali parasnya. Pantas saja banyak pelaut yang jatuh hati dan terperangkap oleh ilusinya. Felix menggumam. Bersamaan dengan itu panggilannya pada Seungmin pun tersambung, dan sosok di seberang sana seketika menjawab panggilannya.
"Halo?"
"Seungmin! Ah, kamu gak akan percaya dengan apa yang aku liat sekarang ini di rumah Kak Abin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]
FanficJujur saja, Chan tak percaya dengan yang namanya mitologi. Cerita tentang para peri, kurcaci, naga, unicorn, pegasus atau mahkluk lainnya itu hanya ada dalam dongeng belaka. Mereka tidaklah nyata; pikirnya. Tapi semuanya berubah setelah badai itu me...