[16] I'm Home

1.6K 348 117
                                    

"Tapi lukamu belum benar-benar sembuh," ucap Chan sambil melirik ke arah salah satu kaki Minho yang terbalut perban.

"Luka?" Felix membeo pelan pada Changbin.

"Dia tertusuk kail dari jala milik Chan," jawab yang lebih dewasa sambil menunjuk perban yang melilit kaki si duyung. Dan bocah mercusuar itu berkoor ria dengan bibir maju ke depan.

"Aku harus pulang, Kakakku sudah menungguku. Aku sudah terlalu lama meninggalkan rumah," tutur Minho lagi. Wajahnya terlihat cemas dan takut sambil terus melirik ke arah lautan di luar jendela.

Chan terlihat bimbang, tapi kemudian ia melirik Changbin sekilas seolah meminta pendapat apakah ia harus memulangkan Minho atau tidak padanya, "Bagaimana?" tanyanya.

"Apa kamu gak bisa tunggu satu hari lagi saja?" tapi Changbin justru melempar pertanyaan pada Minho dan bukannya menjawab ucapan Chan.

Yang ditanya nampak menggeleng lemah, dan justru mengulangi ucapannya, "Kakakku sudah menungguku pulang. Ia pasti cemas saat ini," katanya.

Chan menghela napas panjang. Jika sudah menyangkut masalah keluarga tentunya ia juga tak bisa menolaknya. Hingga akhirnya ia bertanya lagi pada Changbin, "Apa kapal-kapalmu masih ada di dermaga?"

Changbin terlihat diam sesaat, tapi kepalanya seketika menggeleng pelan, "Sudah semuanya kusewakan. Tinggal speedboats saja," ucapnya.

"Pake kapal punya Ayah aja," mendadak Felix menawarkan kapal milik ayahnya yang selama ini hanya menganggur di pelabuhan.

"Loh? Emang gak dipake?" Chan menyahuti lebih dulu.

"Siapa yang mau pake? Kapalnya butut gitu. Tapi itu juga kalo mau sih, kalo enggak ya gak pa-pa," jawab di bocah.

"Gak pa-pa kok," itu Minho yang menjawabnya.

"Tapi," suara Felix terlihat ragu, ia menggigit bibir bawahnya dengan tatapan menyorot pada Changbin yang duduk tak jauh darinya

"Kak Abin," sebutnya pelan.

"Hm?" dan Changbin merespon dengan gumaman.

"Anu.. itu.. isiin bahan bakarnya ya," cicit si bocah kemudian, dan seketika itu juga suara cekikik dari Chan ikut terdengar. Sementara Minho hanya mengernyitkan alisnya saja.

"Yyee.. dasar!"

 dasar!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pletuk!

Tuk!

Ctuk!

Beberapa buah kerikil terlihat membentur sisi jendela kastil di mana kamar Juyeon berada. Oknum dibaliknya tentu tidak lain adalah si ikan badut dan kuda laut kecil yang kini bersembunyi dari balik batu karang.

"Kurang!" ucap Jisung.

"Mungkin harus dilempar pake granat biar jendelanya dibuka!" jawab Jeongin.

Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang