"Minho? Ini benar kamu?" tanya Chan tergugu. "Tapi, bagaimana bisa?" bingungnya. Belum sampai yang ditanya menjawab, ia sudah lebih dulu berhambur dan memeluk tubuh tersebut sebelum menangis tersedu-sedu di bahunya.
"Maafkan aku.. aku tak bisa menyelamatkanmu saat mereka melukaimu. Maafkan aku," isaknya tak tertahan.
Sosok itu terdiam sesaat, ia kemudian memejamkan mata sebelum membalas pelukan tersebut dan berbisik pelan, "Aku akan membawamu ke daratan," katanya, tak menggubris apa yang dikatakan Chan barusan.
Tapi Chan justru menggeleng ribut, ia memandang wajah yang amat dirindukannya itu dengan lekat sebelum berucap, "Bawa aku bersamamu. Aku tak mau kembali ke tempatku. Kumohon, aku ingin bisa terus bersamamu," pintanya memohon.
Sosok Minho -dengan mata biru- itu terdiam, pandangannya bergulir menatap apa yang terjadi pada lautan saat ini. Lalu ia kembali memandang wajah Chan dan menggeleng pelan.
"Pulanglah, aku tak bisa membawamu ke tempatku. Dunia kita berbeda," katanya.
Sama seperti tadi, lagi-lagi Chan menggeleng ribut dan segera memeluk kembali tubuh itu. "Kumohon, kumohon kali ini saja. Aku hanya ingin bersamamu. Aku tak peduli lagi pada apa yang aku punya di hidupku, aku hanya ingin bersamamu."
"Chan," sebutnya pelan sembari melepaskan pelukan tersebut, "Karena keberadaanku, kamu dan kaummu menjadi seperti ini. Aku bersalah di sini, jadi kuharap engkau mengerti tentang apa arti dari perbedaan dunia di antara kita. Maafkan aku, pulanglah.. orang tuamu sudah menunggumu."
Selesai berkata seperti itu, Minho lantas masuk kembali ke dalam air, meninggalkan Chan di belakangnya; yang nampak berusaha berenang mengejarnya. Namun sayangnya gerakan duyung itu begitu cepat dan gesit hingga ia tak mampu untuk menyusul, pun malah kembali dipertemukan dengan satu dari sekian banyak mermaid lainnya.
Sesuatu yang Chan lihat jatuh dari langit sebelum gelombang tinggi datang, sebelum kapal-kapal hantu beserta awak-krunya bangkit dari dasar lautan, pun sebelum badai yang membawa peperangan ini menerjang nyatanya adalah Minho.
Entah bagaimana, ia pun tak tahu dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Yang Minho ingat hanyalah rasa sakit -saat ditembak- di kepalanya, dan setelah itu hanya ada hitam yang ia temui. Tapi mana kala ia kembali sadar yang didapati adalah tubuhnya yang jatuh dari ketinggian beratus-ratus meter, menghujam bumi sebelum kembali masuk ke dalam air laut. Hanya itu, tak lebih.
Namun daripada itu, Minho tak pernah percaya apa yang didapatkannya kini. Ekornya berubah, menjadi memiliki dua warna sekaligus; putih bergradasi biru laut, sama seperti warna iris matanya -bila saja ia bisa berkaca- dan beberapa helai rambut hitamnya pun ikut menunjukan warna yang berbeda.
Tapi kemudian ia terkejut lantaran banyak sekali pasukan hiu putih yang berenang dari belakang tubuhnya, menyusulnya dan melewatinya dengan begitu serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Water ✓ [Banginho ft. Juyeon]
FanfictionJujur saja, Chan tak percaya dengan yang namanya mitologi. Cerita tentang para peri, kurcaci, naga, unicorn, pegasus atau mahkluk lainnya itu hanya ada dalam dongeng belaka. Mereka tidaklah nyata; pikirnya. Tapi semuanya berubah setelah badai itu me...