Dua minggu kemudian
Upacara pernikahan Azka dan Alikka berjalan dengan lancar. Sekarang semua kegiatannya telah selesai.
Alexa memeluk sahabat lalu berbisik, "Lo jaga diri ya Ka, kalau tuh anjing bikin ulah sama lo dan ponakan gue, bilang sama gue ya, inget."
Alikka mengangguk lalu membalas pelukan Alexa, "Makasih Xa," Lirih Alikka
Alexa hanya mengangguk kecil saja, "Jangan lupa sering-sering cek kandungan juga. Kalau lo gak ada yang nemenin, ajak gue aja, okey?"
Alikka tersenyum, "Iya," Sungguh Alikka sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Alexa ini.
"Lo dateng sama siapa?"
"Sendiri lah,"
"Kirain sama Adit,"
Wajah Alexa tiba-tiba menjadi murung, "Adit sibuk terus masa,"
Alis Alikka menaut, "Sibuk ngapain?"
Alexa menggeleng, "Gatau,"
***
"Jaga istrimu ya, Azka," Ujar Icha sambil mengusap rambut menantunya.
"Kalau ada apa-apa, jangan sungkan-sungkan cerita ke Mama ya, Alikka." Sambungnya. Yang di balas anggukan oleh Alikka.
"Kamu jaga diri ya nak," Ujar Kirana sambil tersenyum.
Alikka mengangguk, "Alikka pergi ya Ma," Ujarnya lalu memeluk ibunya dan dilanjuti dengan ayahnya.
Alikka melepas pelukannya lalu berjalan menuju mobil diikuti oleh Azka di belakangnya.
Di dalam perjalanan tak ada yang membuka suara satu pun, kecuali suara radio mobil Azka.
"Lo masih inget kan,"
Azka menjeda omongannya, hal itu membuat Alikka menoleh.
"Kita cuma nikah kontrak."
Alikka membuang pandangannya ke arah lain, "Iya aku inget,"
Setelah itu, semuanya hening kembali.
Sesampainya di apartment milik Azka, mereka berdua keluar dari mobil lalu membawa koper masing-masing menuju kamar.
"Dari lantai atas sampai bawah sebenernya punya gue, tapi kita pake satu ruangan ini aja."
"Dalam satu ruangan ini cuma ada satu kasur doang,"
Azka menjeda omongannya.
"Dan lo tidur di ruang tamu,"
Alikka mengangguk saja menuruti ucapan suaminya. Ia langsung meletakkan pakaiannya di lemari kamar Azka.
Sebenernya sekarang sudah malam, tapi Alikka belum mengantuk sama sekali. Jadi ia memutuskan untuk keluar membeli cemilan di minimarket dekat apartementnya.
"Kemana lo?"
Langkah Alikka terhenti, ia membalikkan badannya, "Keluar beli jajan," Ujarnya lalu melanjutkan langkahnya lagi.
"Biar gue aja yang beli,"
Alis Alikka menaut, "Hah?"
Azka berdehem sejenak, "Gue sekalian keluar nemuin Salsa,"
Alikka menghela nafas pelan, "Yaudah aku nitip martabak telur sama jus pepaya aja,"
Azka mengangguk lalu berjalan keluar untuk menemui kekasihnya dan membeli pesanan Alikka.
Alikka mengistirahatkan dirinya pada sofa di kamar tamu, "Apapun kedepannya, kita berjuang sama-sama ya dek," Ujar Alikka dalam hati sambil mengusap pelan perutnya.
***
Azka membuka pintu apartment, "Nih martabak,"
Alikka menerimanya dengan senang hati sambil tersenyum, "Makasih,"
"Gak ada jus pepaya, jadi gue beliin jus nanas muda," Iya, ini memang rencana Azka dari awal untuk membunuh anak yang berada di perut Alikka secara perlahan.
"Dan lo harus minum itu sekarang juga di depan gue, cepet!"
Deg.
Tubuh Alikka membeku seketika, dari awal ia sudah mencari tau tentang apa saja yang boleh di konsumsi dan yang tidak boleh di konsumsi oleh ibu hamil.
Salah satu larangannya adalah tidak boleh mengonsumsi buah nanas muda, karena itu akan membahayakan kandungannya sendiri.
"Gak mau!"
Alikka bangkit dari duduknya tapi Azka dengan cepat menangkap pergelangan tangannya, "Minum!"
"Aku gak mau!"
Azka tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Alikka, "Minum atau ... "
"Kita main malem ini."
***
Alikka mengeratkan pelukkannya dan membenamkan wajahnya pada dada Azka. Sungguh, dirinya sangat lelah sekarang. Entah sudah sampai berapa ronde ia bermain dengan suaminya.
Iya, Alikka memilih untuk bermain malam ini daripada kandungannya berada dalam bahaya. Apalagi calon yang ia kandung tidak ada kesalahan apapun.
Azka menyeka beberapa rambut Alikka ke belakang telinga, "Ini belum pagi,"
Alikka menggeleng dalam dekapan suaminya, "Aku capek," Lirihnya.
"Gue maunya sampe pagi!"
Alikka menggeleng lemah, "Aku capek kak,"
"Lo mau anak lo dalam bahaya?"
"Anak kita," Koreksi Alikka.
"Dih, anak lo doang kali!" Azka tetaplah Azka.
Alikka tak menanggapi ucapan suaminya lagi karena matanya sudah setengah tertidur.
Beberapa detik kemudian, Azka mendorong dada Alikka dan menghimpitkannya ke tembok.
"Sakit .. " Isakkan kecil mulai keluar dari bibir mungil Alikka. Air matanya mulai turun tanpa pemisi.
"Kalau gak mau sampai pagi, ngapain lo masih tidur di sini!" Bentak Azka.
"Pindah!"
"CEPETAN!"
Dengan cepat Alikka bangkit dari ranjang dan pergi ke ruang tamu untuk mengistirahatkan dirinya di sofa.
Azka tersenyum miring, "Liat aja besok pagi,"
***
Jangan lupa vote dan comment❤
Satu vote dari kalian sangat berarti buat aku💕
Thank you ^^
Mau next kapan nih?
Ada yang mau double up gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Future [End]
Teen Fiction"Kita nikah kontrak!" Tentang Masa Depan aku, kamu dan dia. Menceritakan tentang siswa Sekolah Menengah Akhir yang hamil diluar nikah karena ulah kakak kelasnya. Berawal dari mengajak berkenalan menjadi malapetaka. #1 -alikka [O4.O2.21] #1 -future [...