28 - Kabar Baik dan Buruk

34K 2.1K 207
                                    

Azka berlari dengan cepat di lorong rumah sakit saking paniknya. Alikka, istrinya akan melahirkan saat ini juga. Memang usia kandungan istrinya sudah genap 9 bulan.

Dirinya panik karena orang tuanya, Revan dan Icha mengatakan bahwa Alikka tergeletak dengan bersimbah darah di kamar mandi rumahnya. Paniknya menambah lagi ketika dirinya mengingat Icha mengatakan Alikka sudah tak sadar diri saat itu juga.

"Gimana keadaan Alikka Ma?" Laki-laki itu masih berusaha mengatur nafasnya.

Icha tak menyahuti perkataan anaknya. Pandangannya kosong. Wanita itu masih trauma melihat betapa banyaknya darah segar di kamar mandi tadi. Bajunya dan baju Revan pun berisi bercak darah yang lumayan banyak.

Revan mengusap pelan pundak anaknya, "Duduk dulu Ka,"

Azka menggeleng, laki-laki itu berusaha melihat ke dalam ruang operasi istrinya. "Azka mau masuk."

Icha meraih tangan anaknya lalu menggeleng, "Dokter gak ngizinin buat masuk. Berdoa semoga Alikka dan anakmu baik-baik aja."

Azka memilih mendaratkan bokongnya di samping Icha. Ia mengacak rambutnya asal. Pikirannya sangat kacau saat ini. Laki-laki itu terus berdoa agar istri dan anaknya baik-baik saja.

***

Seorang dokter tiba-tiba keluar dengan raut wajah panik dari ruang operasi.

Azka yang melihat itu langsung bangkit, "Dok gimana keadaan-"

"Bayinya lahir dengan selamat dan normal, namun ibunya sedang dalam keadaan kritis sekarang." Ucap dokter itu dengan cepat lalu berlari entah kemana.

Seketika tubuh Azka melemas. Laki-laki itu duduk kembali dengan tatapan kosong. Tanpa dirinya sadari air matanya mengalir dengan bebas membasahi pipinya.

Beberapa menit kemudian, dokter kembali datang dengan membawa beberapa kantong darah.

"Dok saya boleh ma-"

Belum selesai Azka berucap, dokter tersebut sudah masuk kembali ke dalam ruangan.

Azka memejamkan matanya sesaat. Kedua orang tuanya pulang ke rumah untuk menganti pakaiannya.

Laki-laki itu menghela nafas pasrah. Andai saja ia tak membentak dan memarahi istrinya semalam.

"Iya gue kesana sekarang!"

Azka langsung mematikan panggilan tersebut. Itu adalah telfon dari adiknya, Lea. Perempuan itu mengatakan Eca, kakak sepupunya kecelakaan.

Alikka menoleh, "Siapa?"

Buru-buru laki-laki itu meraih jaketnya di kamar lalu pergi keluar dengan cepat.

"Kamu mau kemana?" Tangan Azka di cegah oleh Alikka.

Azka mendekat lalu mencium dahi istrinya, "Aku keluar sebentar, sayang."

Bibir Alikka mengerucut, "Kemanaaaa?" Gadis itu semakin mengeratkan pegangannya.

"Ada urusan sebentar aja," Jawab Azka lalu tersenyum.

Alikka menggeleng dengan cepat, "Gak boleh!"

Azka berdecak, "Ini penting sayang,"

"Pentingan mana sama aku?" Bibir Alikka masih cemberut.

"Sebentar aja," Azka memasang wajah memelasnya.

"Gak boleh!"

"Sayang please,"

"GAK BOLEH! TEMENIN AKU DI RUMAH AJAAAA! PENTINGAN MANA AKU SAMA DIA?!" Alikka memang dalam fase manja-manjanya sama Azka. Gadis itu hanya ingin selalu bersama suaminya malam ini.

Rahang Azka mengetat, "PENTINGAN PACAR GUE! PUAS LO?!" Laki-laki itu langsung menyentak tangan istrinya dengan kasar. Ia langsung berlari keluar dan pergi meninggalkan Alikka yang termenung.

Gadis itu berdiri lalu mematikan televisi di depannya dan pergi ke dalam kamar untuk tidur. Bukan, bukan tidur melainkan menangis tanpa terisak.

Sedangkan di sisi lain, Azka menancap gas motornya di atas rata-rata. Pikirannya hanya Eca, Eca dan Eca. Keisha lebih tepatnya. Sampai-sampai ia tak sadar akan apa yang telah ia ucapkan kepada Alikka tadi.

Azka menengadahkan kepalanya ke atas. Menyesal. Satu kata yang mewakili pikiran dan hatinya. Ia baru teringat dengan kalimat yang ia ucapkan kepada istrinya.

Sebenarkan Eca, kakak sepupunya bukanlah pacarnya. Dulu waktu Azka masih kelas 1 SD, dirinya menyukai Eca dan Eca memang orang yang ia suka pertama kali sejak masa itu. Namanya juga cinta monyet kan, mana sering ketemu, gimana gak suka. Azka gak ada pacaran sama Eca. Hanya sebatas suka saja.

Kalian tau lanjutan kemarin malam bagaimana? Eca dan Lea ternyata berbohong. Mereka hanya bercanda biasa aja, alias ngeprank. April Mop katanya.

Azka jadi gak habis pikir. Padahal Eca lebih besar darinya. Masa kecelakaan di jadiin hal candaan.

Semalam pun Azka gak sempet minta maaf sama Alikka karena Alikka udah tidur nyenyak, takut ganggu. Paginya Azka gak sempet juga buat bangunin Alikka karena meeting dadakan di kantor yang membuat dirinya harus pergi pagi-pagi. Sempat laki-laki itu mencium dahi dan perut istrinya sebentar.

Pintu ruang operasi terbuka. Dokter yang menangani Alikka pun keluar.

Azka langsung bangkit dengan cepat, "Istri saya gimana dok?"

Dokter menghela nafas pelan, "Kamu yang sabar ya, banyak-banyak berdoa. Pasien koma." Ujar dokter sambil menepuk bahu Azka.

Deg!

Sekujur tubuh Azka seketika melemas.

Pandangannya kosong.

"Umurnya masih sangat muda untuk mengandung dan melahirkan. Untungnya rahimnya kuat. Ada dua luka gores di perut pasien. Dia kehilangan banyak darah, untungnya rumah sakit masih ada stok golongan darah pasien. Dan untungnya lagi bayi yang dikandung lahir dengan selamat dan sehat."

"Pasien dan bayi akan di pindahkan ke ruang inap. Saya permisi dulu."

Samar-samar Azka mengangguk. Laki-laki itu masih syok. Ia kembali duduk dengan pandangan yang masih kosong.

Azka mencoba memejamkan matanya. Menghilangkan semua pikiran negatifnya. Air matanya jatuh tanpa permisi lagi. Laki-laki itu terisak.

Dirinya menyesal.

***

aku sebenernya gak ngerti tentang kedokteran-kedokteran kayak gitu. jadi aku bikin Alikka koma aja deh biar Azka nyesel😏

inget gak, dulu Azka pernah bilang mau serius sama Salsa. dia ngomong kayak gitu karena gengsi untuk mengakui bahwa sebenernya dia ada rasa sama Alikka. ade ade aje emang nih si Azka.

eh pada tau Eca gak sih? Eca a.k.a Keisha, anak dari kak Winda, kakaknya Revan. Mereka ada muncul kok di cerita Marry A Classmate💓

bikin Alikka mati gak nih?

kalo mati kelar dong ceritanya wkwkw

jangan lupa vote dan comment 💕

tebak yang bikin Alikka terkapar bersimbah darah di kamar mandi siapa nih?

About The Future [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang