21 - Penjelasan Adit

29.2K 2.1K 305
                                    

Azka bersiap-siap dengan cepat dan langsung keluar kamar dengan secepat kilat. Salsa tiba-tiba ngidam bakso. Terlebih lagi gadis itu ingin Azka yang harus membelinya.

"Kakakkk kemanaaa???"

Brak!

Pintu kamar apartment Azka tertutup begitu saja.

Alikka menghela nafas pelan. Sudah seminggu ini Azka selalu keluar sore dateng malam.

Entah kenapa sikap Azka juga berubah drastis beberapa minggu ini. Menjadi lebih manja, suka meluk tiba-tiba, suka ngegombal tiba-tiba dan sering mencium gemas perutnya.

Sedangkan di lain sisi, Azka dengan cepat memberikan uang kepada penjual bakso yang ia beli di pinggir jalan.

"Nih mang, kembaliannya ambil aja,"

Brum!

Motornya melaju begitu saja hingga sampai pada kediaman Salsa. Laki-laki itu memarkirkan motornya lalu mengirim pesan kepada kekasihnya.

Anda:
Aku udah di luar.

Salsaa:
Pintunya ke kunci gak kak?

Azka langsung melihat pada pengunci gerbang.

Anda:
Engga.

Salsaa:
Oh yaudah masuk aja, mama sama papa aku lagi keluar.

Laki-laki itu langsung melangkahkan kakinya ke dalam rumah Salsa. Gadis itu menyambutnya di depan pintu dengan tersenyum.

"Nih baksonya," Azka menyodorkan kresek yang ia bawa.

Salsa meraihnya dengan senang hati, "Makasih," Azka menganguk sebagai jawaban.

"Aku langsung pulang ya,"

"Engga main-main dulu di sini? Kok buru-buru banget."

Azka menggeleng. Laki-laki itu langsung pergi ke luar dan mengendarai motornya menuju apartment. Full satu hari ini ia ingin selalu bersama Alikka dan calon anaknya.

***

Aditya:
Ngidang ketemu sing Ka?

Anda:
Ngudiang?

Aditya:
Nagih cerita sesuatu.

Anda:
Mai ke apart cang.

Aditya:
Otw bos.

Azka menaruh ponselnya di tempat semula lalu kembali bermain dengan Play Station nya.

"Tadi kakak kemana?"

Azka menoleh ke belakang. Tiba-tiba dirinya mendapati Alikka yang sudah duduk rapi di atas ranjang.

"Keluar ketemu temen," Berbohong lagi hahaha.

"Bukannya ketemu Salsa?" Tebak Alikka dengan asal.

Tubuh Azka sedikit terkejut karena perkataan istrinya. "Engga,"

"Beneran?"

Azka mengangguk tanpa melihat ke belakang. Tangannya bergerak lincah memainkan stick yang ia pegang.

"Kakak liat sini,"

"Bentar,"

"Liat sini dulu,"

Azka berdecak kesal lalu menoleh ke belakang. Bibirnya menyungking senyum smirk setelah mendapati istrinya yang membuka baju dan hanya menyisakan daleman atas dan bawah. Memang akhir-akhir ini Alikka sering kali memakai daster dengan alasan gerah ... dan mungkin memang gerah.

Laki-laki itu langsung menaiki ranjang dan menindih tubuh Alikka. Sedangkan Alikka? Gadis itu langsung melingkarkan tangannya pada leher Azka dan menggigit bibir bawahnya untuk menggoda suaminya.

Azka mendaratkan bibirnya pada bibir mungil istrinya. Hanya mengecupnya sesaat.

Cup!

"Jangan kayak gini, aku gak kuat."

Cup!

Alikka kembali mencium bibir Azka dan melumatnya ... hingga mereka saling melumat.

"CICING! KUNCI NE PINTU JEK!!"

Mata Azka membelalak setelah mengetahui suara siapa itu. Ia merutuki dirinya sendiri karena lupa mengunci pintu kamarnya.

***

"Ganggu!"

Adit berdecak kesal, "Penting kleng!"

Sekarang mereka berdua berada di dalam ruang tamu apartment Azka. Sedangkan Alikka, gadis itu memutuskan untuk tidur siang sebentar.

"Ape?"

"Ci nu metunang jak Salsa?"

Adit dan Azka memang terbiasa begitu. Mereka akan menggunakan bahasa daerahnya ketika berbicara dengan orang terdekat.

Azka mengangguk, "Nu, engken?"

"Seken ye beling?"

Azka mengangguk lagi, "Ae je kone,"

"Nguluk-nguluk ye,"

Azka mengerutkan keningnya, "Engken maksudne?"

Lalu dengan cepat Adit menyodorkan pesan suara kepada sepupunya. Pesan suara itu berdurasi beberapa detik. Azka mendengarkan suara dua perempuan itu dengan teliti.

Seseorang gadis tertawa puas mendengar cerita dari temannya, "Aduh! Sakit perut gue!"

"Terus-terus gimana? Dia mau tanggung jawab?"

"Ya mau lah," Gadis satu lagi menyahut dengan sombongnya.

Teman di hadapannya tertawa lagi, "Eh tapi lo beneran kagak bunting kan?"

"Kagak lah!"

"Tapi tadinya lo emang main sama dia?"

Dirinya menggeleng, "Bukan. Pertamanya maunya sih iya, tapi pas banget tiba-tiba rekan kerja gue manggil. Waktu gua mau temuin dia, eh malah ada cowok lain yang langsung nyonyor bibir gue gitu aja. Langsung gue ajak ke kamar deh."

Alis temannya menaut, "Oh gak keluar di dalem?"

"Ya enggak lah! Gila kali!"

Temannya tertawa menanggapinya.

Rahang Azka mengetat, "Ini beneran Salsa?"

Adit mengangguk, "Dia sama Nira,"

"Nira mantan gue?!" Adit mengangguk sebagai jawaban.

"Mereka kerja di club jadi wanita malam."

Azka menggeleng tak percaya, "Kok bisa?"

Adit mengendikan bahunya, "Mana gue tau,"

"Dan ini juga penyebab gue putus sama Alexa, Salsa maksa gue buat ngikutin kemauan dia. Kalau enggak, Alexa bakal dalam bahaya."

Azka menganggum paham. Sepertinya ia akan menyusun rencana untuk beberapa hari kedepan.

"Lo harus jaga Alikka, kayaknya dia bakal punya rencana lain lagi."

***

hai, maaf beberapa percakapannya aku pakai bahasa daerah Bali, itupun demi feelnya biar dapet v_v

pada marah-marah karena gak suka si Salsa bunting wkwkwkw. Kenyataannya Salsa gak bunting kok wkwk

ada juga yang ngira Azka bakal nikahin Salsa wkwkwk ngakakk aku bacanyaa

jangan lupa vote dan comment, timaacii💕

mau nanya, kalian mau cerita ini sad ending atau happy ending?

About The Future [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang