16 - Mengakui Perasaan Sendiri

31.6K 2.1K 298
                                    

"Lo jangan nyembunyiin perasaan lo sama Alikka lagi,"

"Hah?"

"Gue tau lo ada rasa sama dia,"

Azka terdiam.

"Cuma gengsi lo aja yang gede!"

"Dih!" Azka tak menerima omongan laki-laki dihadapannya ini.

Devano tersenyum miring, "Bener kan gue?"

Mereka berdua memang sudah berbaikan sejak satu bulan yang lalu. Iya, mereka marahan kurang lebih selama satu bulan kemarin. Devano yang meminta maaf duluan kepada Azka.

"Dia cewek baik-baik Ka, lo jangan ngecewain dia."

Azka menghela nafas pelan. "Gue gak ngerti sama diri gue Dev,"

"Lo punya rasa sama Alikka." Jelas Devano. Ia sangat yakin bahwa Azka memang memiliki rasa dengan adik kelasnya itu. Cuma ya gitu ... gengsinya gede!

Azka tertawa hambar, "Lo kenapa sih Dev, cemburu?"

"Itu dulu."

Azka terdiam dibuatnya.

"Alikka tau lo ada hubungan sama Salsa?"

Azka mengangguk, "Tau,"

"Dia gak marah?"

Azka menggeleng.

"Dia gak ngelarang lo kan?"

Azka menggeleng lagi.

"Itu lah kenapa gue bilang Alikka cewek baik-baik Ka."

Alis Azka menaut. Sungguh dirinya tak paham.

"Dia gak ngelarang lo deket sama cewek siapapun, pacaran sama siapapun. Lo tau kenapa?"

Azka menggeleng, "Kagak,"

"Gue juga kaga tau," Celetuk Devano tiba-tiba.

Azka berdecak kesal, "Tolol!"

Devano tertawa kecil, "Dia cuma gak mau ngekang lo aja. Dia mau lo tetep bahagia dengan pilihan lo sendiri."

Azka mengaduk es teh di depannya. Ia bingung harus menjawab apa.

"Dia minta tanggung jawab lo kan?"

Azka mengangguk.

"Dia mau anaknya bahagia. Dia juga mau anaknya mendapat kasih sayang dari ayah kandungnya. Walaupun lo belum bisa menerima darah daging lo sendiri, jangan sakiti dia, Ka. Dia cuma mau hidup bahagia ngelihat kedua orang tuanya. Dia juga gak minta punya ayah yang brengsek kayak lo!" Devano mengatur nafasnya agar tak kembali memulai keributan lagi.

Azka melamun sambil mencerna semua perkataan sahabatnya dengan baik-baik.

"Gue akui, gue salah pertamanya. Gue sahabat yang brengsek, gue tau. Gue minta maaf Ka."

Azka masih terdiam.

Lamunannya membawa diri Azka teringat akan kejadian yang membuat dirinya menjadi seperti sekarang.

Saat itu, Devano sengaja memaksa Azka untuk mendekati Alikka dan merusaknya. Laki-laki itu mengancam Azka untuk mengundurkan diri dari balapan jika tak mau menuruti keinginannya.

Memang saat itu, Devano sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit adiknya. Adiknya terkena penyakit demam berdarah dan sekarang sedang masa kritisnya.

Sebelumnya memang Devano tidak tau bahwa ternyata dirinya akan memenangkan balapan beberapa bulan yang lalu. Dengan bodohnya ia mengancam sahabatnya sendiri. Huft ... sudahlah semuanya sudah terjadi.

About The Future [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang