Cup!
Laki-laki itu mencium punggung tangan istrinya.
"Maafin aku," Azka udah kayak orang gila bicara sama orang koma selama seminggu.
Iya, Alikka koma sudah seminggu lamanya. Azka tak tau harus bagaimana selain menunggu Alikka sadar.
Laki-laki itu menyodorkan bayi yang ada di gendongannya, "Liat sayang, anak kita cantik banget kayak kamu."
"Masa kamu gak mau liat anak kita. Bangun dong sayang, Amara juga mau liat Mamanya,"
Azka mengusap air matanya yang membasahi pipinya. "Aku minta maaf. Aku gak punya pacar, beneran deh. Aku cuma punya istri, yaitu kamu. Sayang ayo bangun. Nanti kalo kamu bangun aku beliin seblak yang komplit deh, janji. Tapi harus bangun dulu. Kalo kamu gak mau maafin aku juga gapapa, tapi kamu harus bangun. Demi Amara."
Azka mengecup pelan pipi mungil Amara. Anak itu benar-benar cantik. Bahkan saat tertidur seperti ini pun juga terlihat cantik.
"Liat deh sayang, bibir Amara mirip kamu tau. Hidungnya juga, pesek kayak kamu." Azka tertawa lirih. Perih. Laki-laki itu menyeka air matanya dengan bajunya.
"Kalau bulu matanya persis kayak aku. Bangun dong sayang, masa kamu gak mau liat hasil karya kita?" Azka terkekeh pelan sambil menepuk bibirnya yang ngomong gak di filter.
Orang tua Azka tak ada di dalam ruangan ini. Azka menyuruhnya pulang dan istirahat. Biar Azka aja yang jagain Alikka.
"Jangan pergi, demi Amara."
***
Azka menyenderkan tubuhnya pada dinding. Menatap kedua manusia yang tertidur di depannya. Satu istrinya, satu anaknya. Azka menganggap Alikka itu tidur bukan koma, jadi nanti pasti akan bangun.
Sekarang sudah malam, perut laki-laki itu tak terisi apapun sejak tadi pagi. Dirinya memang tak merasa lapar sama sekali. Azka hanya merasakan hampa.
Samar-samar jari lentik Alikka bergerak kayak di sinetron-sinetron gitu. Langsung saja Azka memanggilkan dokter untuk mengecek keadaan istrinya.
"Selamat, istri anda sudah sadar dari koma." Ujar dokter lalu tersenyum.
Azka yang mendengar itu senang bukan main. Laki-laki itu ikut tersenyum, "Terimakasih dok,"
Dokter mengangguk, "Saya permisi dulu," Dokter pun pamit dari ruangan tersebut.
Senyum Azka tak pernah luntur sedikit pun. Laki-laki itu langsung meraih kursi dan duduk di dekat ranjang Alikka.
Gadis itu sudah membuka matanya. Ia menoleh ke kanan dan mendapatkan suaminya lalu menoleh ke kiri dan melihat bayi mungil yang sedang tertidur nyenyak.
Alikka menoleh kepada Azka dengan mimik wajah bertanya. Laki-laki itu meraih punggung tangan istrinya lalu ia kecup sebentar, "Itu Amara, anak kita."
Alikka yang mendengarkan itu langsung mengembangkan senyumnya. Gadis itu mengatur posisinya untuk duduk.
"Eh jangan banyak gerak dulu sayang," Azka jadi panik sendiri kan.
"Aku mau gendong Amara," Ujar Alikka. Azka tersenyum, ia langsung meraih Amara dari ranjang bayi lalu meletakkannya dengan perlahan pada kedua tangan istrinya.
Cup!
Alikka mencium sekilas pipi Amara. Gadis itu– bukan gadis melainkan wanita. Seharusnya sejak Alikka hilang perawan dia sudah tak bisa di katakan gadis. Karena kenyamanan author mengetik kata “gadis” jadi terlanjutlah sampai ia melahirkan sekarang. Dari sekarang kita ganti jadi “wanita”.
Wanita itu tak menyangka akan memiliki anak di umur yang cukup muda ini. Wajah Amara sangat cantik dan mempesona.
Azka jadi gemes sendiri melihat Alikka tersenyum tanpa henti. "Hasil kita cantik kan?"
Perut Alikka terasa geli mendengar hal itu, "Ih geli tau!"
Azka tersenyum. Laki-laki– eh berarti “Pria” dong? Ah “Laki-laki” aja deh. Laki-laki itu sangat bersyukur istrinya sadar dari koma, lebihnya lagi wajah wanita itu tak terlihat pucat sama sekali.
Telinga sepasang suami-istri itu mendengar suara pintu terbuka lalu refleks menoleh, ternyata yang datang adalah sahabatnya, Adit dan Alexa.
Alexa memasang wajah puppy-eyes nya dan langsung memeluk sahabatnya dengan tak terlalu erat, "Celamat jadi emak-emak sayang,"
Alikka pun ikut memasang wajah gemoynya, "Iya ya, udah jadi emak aja gue sekarang."
"Eh lo berdua balikan ya?"
Adit dan Alexa tersenyum kikuk. Gadis itu menggeleng, "Engga Ka, tadi kebetulan Adit ngabarin gue kalo lo udah lahiran, terus di ajak yaudah gue ngikut."
"Tapi otw balikan sih, doain ya." Adit mengucapkan itu dengan santainya. Laki-laki itu malah lanjut mengobrol dengan Azka yang berada di sebelahnya. Ingin sekali rasanya Alexa menghilang dari sini, sumpah malu banget! Kalo gerak ntar malah ketauan lagi salting kan!
Alikka menyenggol lengan sahabatnya, menggoda Alexa, "Ciee kode tuh Xa,"
Alexa berusaha mengalihkan pembicaraan, "Mau gendong juga dong,"
Alikka memberikan Amara ke gendongan Alexa dengan perlahan, "Ih lucu banget sih!"
Bibir Alexa cemberut, "Kok tidur sih? Bangunin dong." Sukses membuat Alikka mendelik, "Ngadi-ngadi lu ya!" Dibalas cengiran oleh Alexa.
Adit tiba-tiba bangkit dan berdiri di belakang Alexa. Posisi Adit seperti memeluk dari belakang. Dengan lantang bibirnya berucap, "Itung-itung belajar gendong anak kita nanti," Bisik Adit. Adit memang lihai sekali mambuat jantung Alexa menjadi tak sehat seperti ini, mana pipinya panas lagi.
Alexa mengembalikkan Amara kepada ibunya, "Alikka gue gak lama ya, rumah gak ada yang jaga, besok-besok gue liat Amara lagi kalo udah pulang ke rumah." Memang benar rumah Alexa kosong saat ini. Orang tuanya sedang berkerja dan mungkin sebentar lagi akan pulang.
"Kak Azka gue duluan. Ayo Dit," Ajak Alexa.
Adit mengangguk lalu mengode Alikka dan Azka untuk pamit. Mereka berdua yang paham pun mengangguk juga, "Hati-hati bro," Ujar Azka.
Azka merutuki dirinya, ia melupakan sesuatu. Ia langsung duduk kembali di dekat ranjang istrinya dan meraih satu tangan Alikka untuk ia genggam, "Maafin aku, sayang. Kemarin-"
Alikka tersenyum, "Gapapa, jugaan habis ini kita cerai kan? Kamu bakalan bebas tanpa aku lagi."
***
makin tegang aja nih wkwkw
ini stok terakhir di draft dan baru selesai di ketik kemarin :"
dikarenakan otakku belum muncul ide jadi aku usahakan maksa biar muncul dan moodnya bagus, harap bersabar ya hehe🐣💓
jangan lupa vote dan comment 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Future [End]
Fiksi Remaja"Kita nikah kontrak!" Tentang Masa Depan aku, kamu dan dia. Menceritakan tentang siswa Sekolah Menengah Akhir yang hamil diluar nikah karena ulah kakak kelasnya. Berawal dari mengajak berkenalan menjadi malapetaka. #1 -alikka [O4.O2.21] #1 -future [...