Tubuh Azka menegang mendengarkan hal itu. Hatinya seketika sesak. Laki-laki itu menggeleng dengan cepat, "Enggak. Kita gak boleh cerai."
Alikka tersenyum walaupun hatinya terasa perih mengatakan hal tadi, "Bukannya kita cuma nikah kontrak?"
Azka memasang wajah memelas lalu menggeleng lagi, "Kita batalin aja. Ntar aku robek suratnya. Kemarin itu bukan pacar aku, dia sepupu aku, kakaknya Adit."
Alikka mengernyit, "Kakaknya Adit? Kak Eca?"
Azka mengangguk, "Iya, Lea kemarin bilang Eca kecelakaan."
Alikka membelalak, "Terus gimana? Kak Eca gak kenapa-kenapa kan?"
Azka menggeleng, "Ternyata cuma prank," Alikka pun tersenyum lega, ternyata hanya bercanda.
"Si Eca goblok banget sih, masa kecelakaan di jadiin bercandaan kan gak lucu banget. Ngendah ajan." Alikka tertawa melihat wajah emosi suaminya. Azka yang melihat istrinya tertawa pun hatinya jadi adem lagi.
[ Ngendah ajan : Ada-ada aja. ]
Laki-laki itu mengecup punggung tangan istrinya. "Jadi kita gak jadi cerai kan?"
Alikka tersenyum, diam-diam tersipu malu, "Iya,"
"Iya apa?" Goda Azka.
"Iya jadi," Gurau Alikka sambil mengulum bibirnya agar tak tertawa melihat Azka mendelik ke arahnya.
Bibir Azka cemberut, "Ih jangaaaaan,"
Tawa Alikka pun meledak. "Iya gak jadi," Tumben banget suaminya lucu gini.
Azka tersenyum sumringah lalu bangkit dan memeluk istrinya dari samping, mencium puncuk kepala Alikka, "Aku sayang kamu." Alikka merona mendengar hal itu. Wanita itu memilih menunduk menyembunyikan wajahnya.
Azka suka kalau melihat istrinya blushing seperti ini. Sangat lucu. "Kata Mama, kemarin kamu pingsan di kamar mandi, itu kenapa?"
Alikka mendongak lalu menyengir, "Oh kepleset hehe, aku gak bisa bangun soalnya udah sakit banget. Jadi yaudah pasrah aja."
Azka menghela nafas pelan, hadeh ia kira kenapa. "Terus kata dokter, di perut kamu ada luka bekas goresan, itu goresan apa?"
Alikka menyengir lagi, kali ini lebih imut, "Gatel, jadi aku garuk terus luka, hehe,"
Azka jadi gemes sendiri, tangannya terulur mencubit hidung istrinya, "Lucu banget sih," Gumam Azka yang tak di dengar oleh Alikka.
Tiba-tiba saja Amara terbangun tapi tidak menangis. Bayi mungil itu menggerakkan tangannya ke arah dada Alikka. Sang ibu yang mengerti pun langsung membuka setengah pakaian atasnya dan memberi makanan kepada anaknya.
Azka sengaja memasang wajah berbinar, "Satunya lagi aku ya," Serunya.
Alikka mengumpat dalam hati. Wanita itu langsung melirik tajam ke arah suaminya. Yang di lirik hanya menyengir tak jelas.
Tangan Azka terulur mengusap pipi Amara, "Aku ke kantin rumah sakit dulu ya beli makan," Ujar Azka kepada Alikka. Alikka pun mengangguk. Azka pun belalu pergi ke kantin.
Alikka memandangi wajah anaknya dengan teliti sambil tersenyum haru. Masih benar-benar tak menyangka bahwa ayah dari anaknya ini adalah kakak kelas yang ia sukai sejak kelas sepuluh.
Disisi lain, Azka sedang mencari beberapa snack ringan dan juga makanan berat untuk ia makan di ruangan istrinya.
Tangannya terulur meraih susu Cimory rasa Matcha kesukaan Alikka. Laki-laki itu mengetahuinya dari lemari pendingin yang berisi lebih dari tiga kotak susu dengan perasa teh hijau. Apa gak mual? Hadeh. Azka juga meraih biskuit stik rasa Matcha yang pastinya untuk Alikka.
Setelah selesai membayar di kasir, Azka langsung pergi ke ruangan Alikka. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, tangannya membuka pintu ruangan tersebut dan langsung masuk ke dalam.
Azka meencari sesuatu pada kresek belanjaannya, "Nih aku beliin susu Cimory yang Matcha sama Pocky yang Matcha juga," Ujar Azka lalu memberikan kedua barang tersebut kepada istrinya.
Alikka memasang wajah berbinarnya, "Umm maacii,"
Asli gemes banget sampe Azka gak kuat ngeliatnya, Ya Tuhan.
Azka mengulum bibirnya, "Iya sama-sama," Laki-laki itu kembali mengambil posisi duduk di dekat ranjang istrinya.
"Seblak gak ada?" Tanya Alikka.
Azka mendongak, "Ada,"
Bibir Alikka mengerucut, "Aaa mauu-"
"Eh gak ada," Potong Azka dengan cepat.
Alikka berdecak, "Katanya tadi adaaaa,"
"Udah habis," Azka 100% berbohong. Ia hanya tak mau istrinya memakan pedas beberapa hari ini. Apalagi sedang menyusui Amara. Tapi benar dirinya memang berjanji membelikan Alikka seblak ketika nanti sudah boleh di pulangkan ke rumah.
Alikka berdecak kesal lagi, "Ah bohong!" Wanita itu lanjut meminum susu teh hijau yang di belikan suaminya tadi sembari melihat Amara yang sedang tertidur di gendongannya.
Azka tersenyum kecil, "Nanti kalo udah boleh pulang ke rumah, aku beliin."
Alikka mendongak sambil memincingkan matanya, "Bener ya?"
Azka mengangguk sambil mengacak rambut istrinya gemas, "Iya,"
"Awas aja bohong," Ketus Alikka. Ekspresi Alikka sangat lucu menurut Azka saat ini.
Azka meraih punggung tangan istrinya. Ia kecup sebentar sebelum mengatakan sesuatu, "Engga sayang,"
***
Malam harinya wajah Alikka terlihat sedikit pucat. Entah karena apa Azka tak tau.
"Udah kenyang,"
Azka menggeleng, "Satu suapan lagi," Ujar Azka sambil menyodorkan sesendok bubur ayam terakhir untuk istrinya.
Alikka menggeleng, "Gamauuu, kenyang."
Azka menghela nafas pelan, "Yaudah iya," Meletakkan mangkok tersebut di meja dekat ranjang Alikka lalu meraih air mineral.
"Pusing,"
Azka menyodorkan sebotol air, "Minum dulu," Alikka langsung meminumnya. "Udah,"
Wanita itu merentangkan tangannya sambil memasang puppy-eyes nya, "Peluuuk,"
Azka tersenyum melihat hal itu. Laki-laki itu langsung naik ke ranjang istrinya. Untung saja ranjang rumah sakit di sini sedikit lebih besar dari rumah sakit biasanya. Azka merebahkan badannya lalu di susul oleh Alikka. Wanita itu langsung membenamkan wajahnya pada dada suaminya akibat pusing tak kunjung hilang. Azka langsung mendekap erat sang istri lalu mengecup sekilas dahi dan puncuk kepala Alikka.
"Cepet sembuh, istri."
***
judulnya bikin dag dig dug ser gak wkwkw
yang seneng mereka gak jadi cerai siapa nih?
atau emang pengen mereka cerai?
atau lebih pengen Azka dapet karma? enaknya apa ya?
jangan lupa vote dan comment 💕
yang lagi puasa, semangat ya puasanya💓
akhir-akhir ini aku akan lebih sering update malam ya <3 ( + kalo ada ide wkwkw )see u ♡ ( gatau kapan hehe )
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Future [End]
Teen Fiction"Kita nikah kontrak!" Tentang Masa Depan aku, kamu dan dia. Menceritakan tentang siswa Sekolah Menengah Akhir yang hamil diluar nikah karena ulah kakak kelasnya. Berawal dari mengajak berkenalan menjadi malapetaka. #1 -alikka [O4.O2.21] #1 -future [...