32 - Good night, dear

26.9K 2K 456
                                    

Kita nikah aja yuk Xa

Kita nikah aja yuk Xa

Kita nikah aja yuk Xa

Gila.

Adit bener-bener gak main-main sama omongannya. Buktinya kemarin selepas pulang dari pantai, laki-laki itu tumbenan tak mampir masuk ke dalam rumah Alexa. Alexa pikir mungkin karena lelah atau apa.

Tapi malamnya, Adit dan orang tuanya datang ke rumahnya untuk melamar dirinya.

Kaget? Banget.

Bahkan orang tua Adit tau bahwa Adit dan dirinya masih sekolah. Dan untung, untung, untung pake banget, Bu Dewi dan Pak Toni selaku orang tua Alexa menerima lamaran tersebut setelah Alexa di paksa mengecek urine menggunakan Testpack.

Iya, dirinya di kira bunting.

Bahkan Bu Dewi sampe rela-rela ke apotik buat beli 3 Testpack beda merek buat anaknya. Walaupun Adit sudah mengatakan bahwa ia tak menghamili kekasihnya ini tapi orang tua Alexa tetap tidak percaya. Dan walaupun Bu Dewi memang setuju anaknya dengan Adit, tapi kalau menyangkut soal bunting menurutnya sangat sensitif.

Jika kalian menanyakan mengapa Bu Fani dan Pak Anto–orang tua Adit– bisa percaya Adit tak membuntingi Alexa, karena memang Adit dulu pernah berkata kepada kedua orang tuanya untuk melamar seseorang di kelas 12 nanti. And here we go, Adit melamar Alexa.

Kembali lagi ke Testpack, Alexa mengecek di temani Bu Dewi di kamar mandi. Walaupun dirinya tau ia tak hamil, tapi tetap saja ia deg-deg-an karena pelototan dari ibunya yang tak berhenti.

Dan hasilnya ...

Negatif lah jelas. Ketiga Testpacknya bergaris 1 merah. Bu Dewi menghela nafas lega. Begitu juga dengan Alexa.

Adit melamarnya kemarin malam untuk ke tahap pertama yaitu bertunangan. Alexa tentu menerimanya. Pipi Alexa jadi bersemu sekarang mengingat hal-hal kemarin. Pertunangan mereka akan di laksanakan satu minggu lagi.

"Nyaman banget ya meluknya sampe gak mau turun?" Ejekan Adit membuat lamunan Alexa buyar. Alexa kaget bukan main ketika dirinya benar-benar di turunkan di depan gerbang, gila malu banget sih. Mana banyak temannya yang menatap dirinya dengan raut menggoda.

"Kok depan gerbang sih?" Bisik Alexa dengan nada kesal tapi Adit malah ketawa. Dah gila, pikir Alexa.

Adit kembali menjalankan motornya menuju parkiran. Alexa pun langsung turun setelah Adit selesai memarkirkan motornya.

Gadis itu langsung berjalan tanpa menunggu kekasihnya lagi. Alexa masih malu.

"Sayang helmnya jangan di bawa,"

Alexa meringis malu mendengar teriakan kekasihnya. Pantas saja kepalanya terasa berat ternyata helmnya masih nyantol. Sangat memalukan.

Gadis itu berbalik badan dan kembali ke tempat Adit memarkirkan motornya. Sesampainya di situ ia melihat Adit tertawa dengan puas sampai terbengek-bengek.

Alexa menggerutu kesal sembari membuka helmnya dan menaruhnya asal di motor Adit. Gadis itu langsung berbalik badan dengan cepat namun Adit mencekal tangannya dan memeluknya. Di kecupnya singkat dahi Alexa.

"Lucunya calon istriku,"

***

"Anjing, anak gue jangan di cium terus."

Lea mendelik tak terima di katakan anjing oleh kakaknya. Matanya teralih menatap wajah sang kakak ipar dengan memelas.

Alikka yang mengerti tatapan itu langsung bertindak, "Azkaaaaa," Tegurnya. Azka mendengus kesal. Laki-laki itu menyisir asal rambutnya, "Lagian Amara lagi tidur masa di cium terus," Adu Azka dengan nada manja.

Lea mendelik, "IH SUMPAH JIJIK BANGET ANJING!" Pekik Lea. Seumur hidup, Lea baru kali ini mendengar nada manja kakaknya. Yang ia tau kan kakaknya sok keren dan gak kayak gini. Untungnya pekikan Lea tak membangunkan tidur Amara.

Azka melempar sisir di tangannya ke arah Lea dengan bertenaga, "Diam anak pungut." Laki-laki itu langsung pergi ke lantai bawah untuk mencari sesuatu di kulkas.

Alikka menggeleng pelan melihat pertengkaran tikus dan kucing di hadapannya ini. Tangannya mengusap pelan pipi Amara dengan lembut. Orang mana yang tak akan gemas melihat pipi gembul anaknya ini.

Lea menggerutu kesal dalam hati, "Kak Alikka aku pulang dulu ya udah malem, kapan-kapan lagi aku kesini." Ujarnya. Sejenak ia sempatkan untuk mencium pipi keponakannya. Alikka mengangguk lalu tersenyum. Lea pun turun ke lantai bawah untuk berpamit dengan kakaknya.

Beberapa menit kemudian Azka kembali ke kamarnya, "Kamu udah makan?" Tanya Azka.

Alikka mendongak, "Udah tadi,"

Azka mendekat lalu merebahkan tubuhnya du samping Amara. Alikka pun ikut merebahkan dirinya karena kantuk yang mulai menyerang. Amara berada di tengah-tengah mereka.

"Good night, dear."

Alikka tersenyum, "Night too,"

Alikka mulai memejamkan matanya secara perlahan namun tersadar lagi karena suara suaminya, "Yang mau nenen,"

***

mungkin saking banyaknya yang spam next, di wp ku gak muncul sama sekali di spam "next" :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mungkin saking banyaknya yang spam next, di wp ku gak muncul sama sekali di spam "next" :(

dan ini aku liatnya dari email ternyata udah lebih dari 200 wkwkw 💕

thanks and see u ♡

( 200+ vote part 31) & ( 500+ vote part 32 ) for next part ? 💗

About The Future [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang