18 - Rencana Salsa

30.2K 2.1K 249
                                    

Di sini Alikka sekarang. Di teras kamar rumahnya. Iya, dia menuruti perintah suaminya.

Samar-samar gadis itu mendengar suara pintu terbuka. Dengan segera, ia menghapus jejak air matanya.

"Alikka,"

Alikka menoleh, "Iya ma,"

Kirana mendekati putrinya, "Sendiri aja?"

Iya, Kirana memang tak mengetahui anak sulungnya datang ke sini sendiri. Ini saja dirinya baru pulang dari kerja. Ditto lembur, sama seperti biasanya. Hanya Arka yang mengetahui kakaknya datang dengan membawa dua buah koper besar.

"Iya sendiri,"

"Kenapa Azka gak ikut?"

"Lagi sibuk," Jawab Alikka singkat.

Kirana tersenyum kecil, "Cucu mama cewek atau cowok?" Tanyanya. Tangannya terulur mengusap lembut perut Alikka.

Alikka tersenyum, "Cewek ma,"

"Kamu udah makan?"

Alikka mengangguk, "Udah,"

"Ada yang mau mama omongin sama kamu,"

Alisnya mengerut, "Kenapa ma?"

"Mulai besok, mama sama papa bakal keluar negeri karena bisnis. Arka yang jaga rumah sendiri."

"Harus besok banget ya ma?"

Kirana mengangguk.

Mata Alikka kembali berkaca-kaca, "Selama berapa bulan?"

"Dua bulan sayang,"

Bibirnya melengkung ke bawah, "Lama banget!"

Kirana membawa Alikka ke dalam dekapannya, "Ini bisnis dari kantor mama dan papa sayang," Ia sedikit melonggarkan pelukkannya karena perut putrinya.

"Terus Arka di rumah sendiri?"

Kirana mengangguk, "Emang kamu mau nemenin di sini?"

Alikka mengangguk, "Mau kok,"

"Emang gak dicariin sama Azka?"

Gadis itu terdiam.

Kirana mengerti dengan keadaan putrinya, "Yaudah kamu nginep aja di sini temenin adik kamu ya,"

Alikka mengangguk sebagai jawabannya.

Sedangkan di sisi lain, laki-laki itu sedang berada di tempat ramai yang sering kali di kunjungi oleh orang yang mempunyai masalah atau mungkin butuh hiburan.

Club.

Azka meneguk kembali minuman yang ada di tangannya. Ia tak mengerti dengan dirinya sendiri saat ini.

"Eh kakak,"

Laki-laki itu menoleh, "Kamu ngapain di sini?"

Gadis itu gelagapan, "A-aku mau nganterin hape kakak aku yang ketinggalan," Ujarnya sembari menunjukkan ponsel yang ada di tangannya.

Azka memperhatikan pakaian Salsa dari atas hingga bawah. Baju pendek. Rok di atas lutut. Sepatu hak tinggi. Alisnya menyatu.

Nganterin hape kakak? Perasaan dia gak punya kakak.

"Kakak ngapain di sini?"

Lamunannya tersadar, "Gak ngapain, cuma iseng aja."

Setelah mengatakan kalimat itu, Azka kembali meminum minumannya. Kepalanya terasa berat. Tatapannya mulai buram. Hingga semuanya menghitam.

Gadis itu tersenyum miring, "Permainan yang sangat seru,"

Salsa membopong kekasihnya menuju kamar yang ada di club ini. Ia meletakkan tubuh Azka dengan kasar pada ranjang tersebut.

About The Future [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang