24'Forever?

311 55 29
                                    

"Allen!" Woobin sontak berlari mendekati Allen dan segera memeluknya.

Allen hanya terkaget karena pelukan dari Woobin yang secara tiba-tiba itu. Padahal, dirinya baru bangun tidur.

Sedangkan Minhee dan Jungmo hanya bisa tertawa ringan melihat tingkah dari Woobin itu.

"Allen, kau—" ucapan Woobin menggantung saat ia melepaskan pelukannya kepada Allen.

Minhee dan Jungmo hanya bisa berdiam saling tatap di belakangnya.

"A-aku, tidak menyangka kau menjadi seperti ini Allen." Mata Woobin tampak berkaca-kaca.

"A-ah, sepertinya kita harus keluar." Jungmo menarik tangan Minhee dan mengajaknya untuk keluar.

Kini hanya menyisakan Allen dan Woobin berdua. "A-aku kira kau hanya dibawa oleh Serim kesini tapi ternyata kau ju—"

"Cukup!" Sergah Allen memotong perkataan Woobin. "A-aku tau kau pasti tidak suka padaku. J-jadi kau bisa menjauh dariku jika kau mau"

Woobin tersenyum simpul. "Kau adalah temanku, bagaimana bisa aku menjauh dan menjaga jarak denganmu? Lagipula aku juga merindukanmu"

"W-Woobin?"

Woobin tanpa aba-aba kembali memeluk Allen dengan sangat erat. Allen pun turut membalas pelukan dari Woobin tersebut.

"Woobin" gumamnya parau. "Maafkan aku"

Woobin melepaskan pelukannya dan mulai menatap Allen lekat.

"Kau tidak bersalah Allen, aku tau kalau kau waktu itu terluka parah dan dalam bahaya." Woobin masih tetap menatap Allen lekat.

"Meskipun kau menjadi Vampire, tapi aku bersyukur karena kau tidak mati Allen. Setidaknya itu lebih baik daripada kehilangan bukan?"

"D-dan a-aku turut berduka atas kematian ibumu" Woobin sedikit terisak saat mengatakan itu. Mungkin ia merasa bersalah karena telah mengatakan hal itu dengan terlambat.

Allen tersenyum. "Tidak apa-apa, Terima kasih Woobin" Allen memeluk Woobin lagi. "Terima kasih"

"Aku sama sekali tidak memandang statusmu saat ini Allen, meskipun kau seorang Vampire kau tetaplah temanku. Kau tau sendiri kalau aku berteman dengan Minhee dan Jungmo kan?"

Allen mengangguk. "Aku tau"

-🥀-

Allen, Minhee, Jungmo, dan Woobin kini duduk di bawah pohon rindang dekat Mansion Serim. Allen menceritakan semuanya kepada mereka tentang apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini.

Dimulai dari ia bertemu dengan Yena lalu saat dirinya berubah menjadi Vampire hingga kematian ibunya.

Mereka bertiga hanya termanggut-manggut mendengar cerita Allen. Sehingga, mereka menatap Allen dengan tatapan iba dan sedih.

"Kupikir setelah kalian melihatku menjadi Vampire, kalian akan takut padaku" gumamnya di tengah cerita.

"T-tapi... Aku dan Jungmo juga Vampire Allen" ucap Minhee.

"Jadi untuk apa kita takut padamu?" Tambah Jungmo kemudian.

"Kau sama sekali tidak menakutkan Allen, bagi kami kau justru terlihat lebih tampan. Berbeda sekali saat kau menjadi manusia."

Allen tersenyum lucu. "H-hanya saja aku berpikiran seperti itu.'

Woobin dan lainnya sontak tertawa ringan. "Kenapa berpikir seperti itu? Kau justru terlihat menggemaskan" ucap Jungmo sedikit tertawa.

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang