21'it hurts

309 61 19
                                    

"Allen kau dengar aku?" Bisik Serim sambil membaringkan Allen.

"Bertahanlah sedikit lagi Allen, luka ini tidak akan sembuh hanya dengan kekuatanmu" ujarnya kemudian membuka dua kancing bagian atas dari kemeja Allen lalu melebarkannya hingga memperlihatkan sedikit dada Allen dan lehernya.

Allen hanya terdiam dan memejamkan mata. Ia tidak tahu apa yang akan Serim lakukan kepadanya.

Matanya melebar ketika Serim merasakan lidahnya menjilati bagian lehernya. Begitu dingin namun memberikan efek panas setelahnya.

Serim kemudian mengecup bibir Allen singkat.

"S-serim?" Gumamnya.

Allen mengerang ketika taring Serim menancap dalam lehernya. Allen mencengkeram lengan Serim dengan begitu kuat. Untuk pertama kalinya ia merasakan taring Serim benar-benar menembus kulitnya.

"S-serim" pekik Allen.

Serim memeluk tubuh Allen dan mencengkeram punggungnya ketika taring miliknya semakin dalam menancap di leher Allen. Sebagian darah Allen berdesir keluar dan mengalir ke tenggorokan Serim.

Tak lama, Serim melepaskan taringnya dari leher Allen dan Allen bisa merasakan darahnya mengalir keluar sebagian.

"Bertahanlah sedikit lagi" bisik Serim.

Ia bisa mendengar jika Serim sedang menyayat kulitnya setelah hening sedikit lama. Beberapa saat kemudian, Serim menarik dagu Allen agar mulutnya sedikit terbuka dan benar saja, cairan anyir itu sudah mengalir ke tenggorokan Allen dengan begitu derasnya.

Bukan hanya itu, Allen bisa merasakan napas Serim begitu dekat seolah-olah tidak ada jarak di antara mereka. Semakin lama, Allen merasa kepalanya pening dan akhirnya ia tak sadarkan diri.

-🥀-

Allen membuka matanya perlahan dengan pening nya yang masih bergelayut samar-samar. Ia merasa aneh dengan penglihatannya.

Entah apa yang terjadi, tetapi penglihatannya terasa begitu jernih bahkan lebih jernih dari sebelumnya dan juga ia melihat seperti debu melayang di wajahnya.

Allen memejamkan matanya lagi kemudian membukanya lagi, butiran debu itu sudah menghilang namun masih terlihat sedikit.

Allen mencoba duduk dengan kepala berat namun beberapa saat ia merasa ada yang janggal di mulutnya.

Gigi taringnya memanjang.

Ia langsung melompat menuju cermin dan mengecek giginya. Matanya terbelalak saat melihat pantulan dirinya yang sudah berubah, ia menggoyangkan giginya berharap itu adalah taring palsu. Namun, giginya justru terasa linu.

Ia kembali menatap pantulan dirinya di cermin dan melihat iris matanya sudah berubah menjadi merah darah dengan rasa tak percaya. Ia memandang jemarinya yang sudah dihiasi kuku yang sedikit runcing dan juga wajah pucatnya.

Kini Allen sudah berubah menjadi Vampire seutuhnya.

Ia langsung membalikkan badan dan menatap pintu ketika dirinya mendengar suara langkah kaki dari kejauhan sedang mendekatinya.

"Serim?"

"Allen" Serim langsung berlari memeluk dirinya. "Aku senang kau baik-baik saja"

"A-apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Allen dingin. "K-kenapa aku menjadi Vampire?"

Serim melepas pelukannya dan menatap Allen. "Aku tau kau pasti marah padaku, tapi aku hanya ingin menolongmu. Lukamu terlalu parah Allen, semua koyakan dari Lynx yang kau terima itu terlalu dalam, kekuatanmu saja tidak akan bisa menyembuhkan lukamu"

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang