17'New Mentor?

292 55 31
                                    

Allen menghela napas panjang kemudian membuka pintu kamar asramanya dengan bingung. Ia yakin sekali, sebelum pergi dirinya sudah mengunci pintu kamarnya, tapi kenapa sekarang pintunya tidak terkunci?

Allen mulai membuka pintu perlahan hingga terbuka lebar dan seketika matanya terbelalak kaget melihat pemandangan di hadapannya. Kamarnya begitu berantakan dengan taburan Popcorn yang berceceran di lantai. Bukan hanya itu, tempat tidurnya sudah tidak beraturan dengan bantal tanpa Sprei dan juga gorden yang sudah putus tidak beraturan.

Ia segera menutup kedua matanya samar-samar dengan tangan agar cahaya matahari tidak menerobos masuk dan tidak silau.

"Apa-apaan ini?" Gumamnya syok. "Siapa yang memasuki kamarku tanpa izin?"

Allen semakin kaget ketika seorang gadis sedikit tua darinya muncul dari kamar mandi miliknya sambil mengunyah Potato Chips di genggamannya. Bukan hanya itu, ia terlihat memakai kaus Allen tanpa rasa bersalah.

"Kau pasti yang bernama Allen Ma?" Tanya gadis itu sambil menunjuk.

Allen masih terdiam dengan raut wajah yang tidak bisa di baca tanpa bereaksi apa pun sangking syok nya setelah melihat apa yang terjadi di kamarnya.

"Ah dugaanku pasti bener" ucapnya lagi.

Allen menatap dengan sinis saat melihat gadis itu menjilati jemarinya yang terkena bumbu dari Potato Chips yang ia makan sebelumnya.

"Hai, perkenalkan, namaku Choi Yena." Gadis itu mengulurkan tangannya. "Aku pengganti mentormu untuk sementara waktu."

"Apa Serim memperpanjang cutinya?" Gumamnya dalam hati.

Butuh waktu sejenak untuk menjabat tangan gadis itu yang telah ia jilati tanpa cuci tangan. "Y-ya, aku Allen Ma. Senang bertemu denganmu Miss Yena"

"Ah, jangan sebut aku dengan panggilan Miss, itu terlalu mewah untuk aku yang ceroboh ini" ujarnya sambil tertawa. "Panggil aku Yena atau Noona agar terdengar akrab".

"S-senang bertemu denganmu Noona" sahutnya.

"Tapi..." Allen mengamati sekeliling kamarnya sekali lagi. "Tapi... Ekhem... Apa yang terjadi dengan kamarku?"

Yena pun terlihat salah tingkah sejenak. "A-ah Ya hehehe, Hmm hehehe aku pasti membereskannya. Kau tahu? Aku pandai berberes."

Allen hanya termanggut namun mulutnya masih menganga. Setelah mereka berdua melepaskan tangan masing-masing, ia langsung mengelap tangannya yang lengket ke sela jaket yang ia kenakan.

Bruugg!

Allen langsung menatap Yena dengan malas ketika ia tersungkur ke lantai. Potato Chips di tangannya sudah berceceran ke mana-mana. Ia hanya tertawa pelan sambil menutupi wajahnya dengan tangannya.

Allen hanya mendengus malas.

"Maaf Allen. Aku..."

"Kau baik-baik saja?" Allen langsung menopang tubuhnya dan menuntunnya agar duduk di tempat tidurnya.

Yena hanya menggeleng perlahan dengan tersenyum namun tidak menjawab.

Allen menghela nafasnya kasar kemudian, langsung mengecek kedua kaki Yena yang baik-baik saja, namun sejenak ia melihat luka memar di lututnya. Tidak hanya lutut, tapi dahi dan tangannya di penuhi luka memar.

"Noona.. Apa yang terjadi?" Tanya Allen khawatir.

"Apa kau seceroboh ini?"

"Tidak, tidak bukan begitu"

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang