29'Marry Me

335 57 69
                                    

"Kenapa kau menjadi kelelawar?" Tanya Allen sambil menuang air hangat kedalam baskom.

Ia biasa mengompres luka dengan air hangat ketika dirinya masih menjadi manusia, ia tidak tahu apakah ini cukup membantu kepada Vampire.

Serim terdiam sejenak namun ia menjawab. "Agar aku bisa mengikutimu tanpa diketahui orang lain"

"Tapi lihat akibat perbuatanmu! Seharusnya luka seperti ini tidak akan menjadi masalah bagimu jika kau tidak menyegel kekuatanmu dan menjadi kelelawar" Ujar Allen kesal sambil menyentuhkan kain kompres di kaki Serim.

"Sejak kapan kau menyegel kekuatanmu tanpa sepengetahuanku?"

"Kau tidak harus tau semua hal tentangku Allen"

Tangan Allen berhenti sejenak dari aktivitasnya. "Jadi kau mau balas dendam padaku atas ucapanku kala itu?"

"Tidak. Tapi yang kau ucapkan waktu itu memang benar, kau memiliki rahasia begitu pula denganku."

"Kalau begitu urus sendiri lukamu!" Allen melempar kain kompres ke dalam baskom dengan kesal. "Aku akan mengambil darah untukmu"

"Tunggu!" Serim menarik tangan Allen. "Kenapa kau begitu marah padaku?"

"Itu, itu, itu karena kau melakukan hal yang ceroboh" jawab Allen spontan namun sedikit terbata.

Serim terdiam namun sedetik kemudian ia tersenyum miring. "Apa kau mencemaskanku?"

"Bukan karena aku mencemaskanmu. Tapi apa tidak konyol jika kau terluka hanya karena tersangkut? Kau bahkan hampir membuat kakimu terlepas dari tubuhmu"

Allen menyeringai. "Itu sama sekali bukan lelucon Serim, apa kau mau menjadi Vampire cacat hanya karena kaki tersangkut?"

"Aku juga tidak berpikir itu sebagai lelucon Allen. Jika kakiku patah hanya karena tersangkut—"

"—Itu adalah hal konyol yang pernah kutahu seumur hidup" sahut Allen meneruskan kalimat. "Jangan berusaha melawak dengan tingkah bodohmu. Wibawamu akan terjatuh"

Serim menghela napas panjang. "Baiklah, baiklah. Kau terlihat menakutkan jika sudah seperti ini" ujar Serim sambil membelai rambut Allen.

Allen menarik dengan kesal namun perlahan mereda karena sentuhan dari Serim. "Baiklah, aku akan ke Blood Centre, tunggulah di sini"

"Satu jam lagi adalah pesta kelulusan akan dimulai. Kau yakin akan pergi kesana?"

"Kesembuhanmu lebih penting dari pesta kelulusan Serim"

Serim menarik tangan Allen lagi. "Kau adalah murid peraih Dark Medal satu-satunya, apa jadinya jika kau tidak datang? Aku tidak ingin kau melewatkan pestamu hanya karena diriku"

Allen menatap Serim lekat kemudian menatap kakinya. "Seberapa banyak darah yang kau butuhkan untuk memulihkan kekuatanmu?"

"Untuk saat ini jangan pikirkan aku Allen, lagipula ini hanya luka kecil"

"Jika kau seperti ini.... Aku tidak bisa menikmati pesta"

"Kau tidak perlu khawatir Allen. Daripada kau diam seperti ini, lebih baik kau bersiap. Aku yakin teman-temanmu akan datang"

Allen menatap Serim sejenak namun satu pikiran terlintas. "Kalau begitu gigit aku." Allen membuka dua kancing bagian atas kemejanya.

Serim menatap leher Allen begitu lekat, tatapannya terlihat jelas bahwa ia menginginkan darah Allen.

"Aku tidak memiliki wewenang untuk menggigitmu Allen."

Allen memiringkan kepala dengan heran. "Bukankah kau pernah menggigitku?"

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang