11'First Exam

323 65 21
                                    

1 Weeks later...

Allen membuka matanya di kala cahaya matahari menerobos kamar tidurnya, meregangkan otot-ototnya. "Sshhh" ia mendesis saat beberapa luka yang ia alami minggu lalu belum sepenuhnya sembuh.

Beberapa memang sudah sembuh tapi ads juga yang beberapa belum sembuh, sehari setelah kejadian itu ia langsung dibawa menuju klinik akademi. Dokter mengatakan ia harus mengurangi latihan fisik dan rutin mengobati dan mengganti beberapa perban lukanya.

Drrttt..Drrttt....

Ia mengambil ponsel miliknya dan melihat nama "Ibu" terpampang dari layar ponsel miliknya.

"H-halo?" jawabnya dengan nada serak dan mengucek matanya khas bangun tidur.

"Allen? Kau baik-baik saja kan? Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja ibu" jawabnya dengan sedikit lirih.

"Kau yakin? Ibu dapat kabar kalau dirimu terluka"

Allen menghela nafasnya pelan. "Hanya luka kecil karena latihan fisik"

"Tetap saja ibu khawati padamu nak"

Kemudian Allen tersenyum. "Tidak perlu khawatir ibu, ini akan sembuh dalam waktu dekat."

"Hari ini adalah ujian pertamamu bukan?"

"Eum"

"Bersiap-siaplah persiapkan dengan baik dan jaga kesehatanmu"

Allen kembali tersenyum. "Eum, aku akan menjaga kesehatanku dan berusaha dengan baik"

Ibu Allen tersenyum di seberang sana. "Semoga yang terbaik untuk, aku mencintaimu dan bangga padamu selalu nak"

"Terima kasih ibu, aku juga mencintaimu"

"Sampai jumpa"

"Eum, sampai jumpa." kemudian Allen menutup panggilan itu.

Ia meletakkan kembali ponsel di meja sebelah ranjang miliknya, kemudian meraih handuk dan memasuki kamar mandi.

Di kamar mandi, Allen kembali memikirkan kejadian malam itu, entahlah kejadian itu selalu menghantuinya. Ia memikirkan bagaimana nasib Serim, pasti itu membuatnya sangat terpukul.

Orang yang bisa dibilang ia cintai, tiba-tiba mengkhianatinya begitu saja di hari pernikahan mereka berdua.

Sungguh, ia tidak habis pikir.

Allen kemudian menyalakan Shower dan menenangkan pikirannya saat guyuran air dingin mulai membasahi punggungnya dan menghela nafas lega.

Membersihkan tubuh dengan air dingin untuk melegakan pikiran memang nikmat.

-🥀-

Allen keluar kamar mandi dengan Bathrobe yang ia kenakan. Dan meraih beberapa obat oles yang akan ia olesi di beberapa lukanya.

Sungguh, ini sangat menyiksanya.

Allen melepaskan beberapa perban luka di tangan, kaki, dan wajahnya termasuk bibirnya. Mengolesi nya dengan obat oles tersebut.

Beberapa kali ia mendesis menahan perihnya luka tersebut dan kembali memasangkan perban baru di atas luka miliknya.

Kemudian ia melepaskan Bathrobe miliknya lalu meraih kemeja putih polos dengan jas bertuliskan Cravity academy. Jas khusus untuk ujian pertama di akademi tersebut.

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang