7'Besties

344 67 4
                                    

Allen menenggelamkan dirinya kedalam bathub berisi air hangat, hari ini sungguh melelahkan. Ia memutuskan berendam untuk meregangkan otot-ototnya dan menyeka luka yang ada di pelipis dan kakinya itu. Sangat perih sebenarnya jika ia berandam dengan air hangat, tapi ia juga butuh untuk meregangkan ototnya jadi ia mau tidak mau harus menahan perihnya goresan tadi.

Bayangan dimana Serim yang selalu perhatian padanya masih saja menghantui dirinya. Itu membuat dirinya sedikit Overthinking bahkan ucapan Woobin kala itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya.

Akankah Allen tetap mempercayainya? Serim adalah Vampire mahluk yang mengerikan, tapi semua itu tertutupi oleh bayangan kebaikan Serim kepadanya dan membuat dirinya lupa siapa Serim sebenernya.

Kemudian tak selang lama ia mengeluarkan tubuhnya dari bathub dan mandi.

Ia keluar dari kamar mandi menggunakan Bathrobe dan mengeringkan rambutnya dengan handuk, mengecek ponsel miliknya. Ia berpikir, tumben sekali Woobin atau Jungmo tidak memberinya pesan? Biasanya salah satu dari mereka akan mengirim Allen pesan beruntun yang membuatnya pusing karena bunyi notifikasi yang menganggu dirinya.

Ia melepaskan bathrobenya kemudian meraih Hoodie berwarna hitam dan celana jeans panjang untuk ia kenakan. Lalu ia menggosok tangannya dua kali dengan sekejap karena udara yang begitu dingin. Malam ini, mungkin ia akan berkunjung ke kamar Jungmo atau Woobin untuk berbincang dengan mereka.

Jujur saja, Allen adalah tipikal pria yang susah untuk bergaul dan berkenalan dengan orang lain. Kehadiran Jungmo dan Woobin membuat nya tidak merasa kesepian di akademi ini.

Kamar Woobin berada di nomor 165, masih di satu gedung yang sama tetapi membutuhkan waktu sekita lima hingga sepuluh menit untuk menuju kesana. Setelah ia merasa nyaman dengan penampilannya yang lumayan sedarhana itu, Allen keluar dari pintu kamarnya, menutup lalu menguncinya perlahan.

Ia memasukkan tangannya kedalam saku Hoodie miliknya karena udara yang dingin.

Allen berjalan melewati segerombolan gadis dan beberapa pria di depannya. Terdengar mereka sedang berbisik dan sesekali melirik kearahnya. "Jadi dia yang bernama Allen Ma?" bisik salah satu gadis kepada pria di sampingnya.

"Kudengan mentornya adalah Vampire" timpal salah satu gadis itu. "Dia calon Vampire yang tampan".

"Apa dia sudah digigit olehnya?" tanya Salah satu pria dengan berbisik kearah kerumunan gadis itu. "Aku tidak tau, tapi tidak biasanya ia keluar dari kamarnya. Sekalinya keluar, ia keluar malam-malam seperti ini."

"Dia terlalu tampan untuk menjadi seorang Vampire"

Allen hanya berusaha tidak mendengar semua itu dan menghiraukannya, selagi itu tidak menganggunya itu akan baik-baik saja baginya. Tak harus berpikir panjang, ia mempercepat langkahnya menuju kamar Woobin.

-🥀-

Allen mengetuk pintu kamar Woobin, terdengar ia sedang mengobrol dengan orang lain. Mungkinkah itu Jungmo?

"Siapa?" tanya Woobin dari dalam.

"Ini aku Allen" jawab Allen dari luar kamar.

Pintu terbuka, menampilkan Jungmo yang membukakan pintu, bukan Woobin.

Tebakannya benar, pasti Jungmo yang berada di kamar itu. Mereka sudah seperti sepasang kekasih karena selalu menempel satu sama lain. "Allen? Masuklah"

"Terima kasih" Allen kemudian melangkah masuk ke dalam kamar Woobin.

"Aku tidak tau kalau Jungmo sering mampir ke kamar milikmu Woobin"

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang