32'Hide and Seek || M

647 43 30
                                    

Warn! Rated - M content!
_____________________________

Allen terduduk di menara sambil menikmati cahaya bulan yang indah, membuatnya menyukai indahnya malam yang begitu tenang.

Allen melihat Serim di bawah sana yang tampak kebingungan. Satu pikiran jahil terlintas di pikirannya. Ia membaca pikiran Serim dari kejauhan dan ternyata ia sedang memikirkan Allen.

Allen hanya tertawa dalam hati dan menyandarkan dirinya ke dinding agar tidak terlihat dari bawah.

Ia tidak tahu kenapa dirinya ingin bermain petak umpet dengan Serim. Ia merasa bahwa ini akan menyenangkan.

Allen langsung bersembunyi di balik dinding ketika Serim melesat entah kemana. Allen membekap mulutnya guna untuk menahan tawa.

Namun, Allen melonjak kaget ketika Serim berada di hadapannya dengan sekejap dan mengunci tubuh Allen di dinding dengan kedua tangannya.

"Jadi kau ingin bermain denganku?" Ucap Serim dengan menyeringai.

Allen masih terpaku karena kaget. "A-Aku....."

"Kau ketahuan" Serim mendekatkan wajahnya perlahan dan mengerutkan kening. "Terkadang ada satu hal yang membuatku heran, kenapa kau selalu menahan nafas saat melihatku?"

Allen menarik napasnya. "I-Itu karena kau terlalu dekat"

Serim masih mengerutkan keningnya. "Selain itu?"

"K-Karena wajahmu terlalu dekat" Jawab Allen jujur.

Serim mendengus tertawa. "Ah dan lagi, sejak awal kita menikah kau belum melewatkan malam bersamaku" Serim mengangkat dagu Allen dengan lembut. "Mari kita bermain, bersembunyilah sebisa mu"

"Aku akan menemukanmu dan kau harus memberiku hadiah" ucapnya menyeringai.

Allen mengerutkan kening lalu ia menyeringai. "Jika kau tidak bisa menemukanku?"

"Aku yang memberimu hadiah"

"Baiklah"

Serim menutup mata sementara Allen melesat mencari tempat persembunyian. Allen memutar otak memikirkan tempat persembunyian yang tidak akan bisa dijangkau oleh Serim.

Allen berlari menuju bawah tanah karena tempat itu tidak akan terpikirkan oleh Serim pikirnya.

Ia masuk ke pemakaman keluarga Serim dan menutup pintu. Ia menatap peti kosong di sudut ruangan itu. Allen menarik napas dalam sebelum akhirnya ia masuk ke peti tersebut.

"Serim pasti tidak akan bisa menemukanku" Gumamnya dalam hati dengan yakin.

-🥀-

Hatinya bersorak gembira ketika sudah hampir satu jam Serim masih belum menemukannya.

Tapi, napasnya dibuat tercekat ketika Serim membuka tutup peti dengan senyum kemenangan namun kesal.

"Aku tidak mengerti, kenapa kau bersembunyi di tempat suram seperti ini?"

"S-Serim?" Tubuh Allen masih terpaku dan menatap Serim tak percaya. "Bagaimana kau bisa menemukanku?"

"Kau tidak perlu tau" Serim kemudian membopong Allen dan melesat.

Ia membawa Allen ke kamar dan mendudukkan di ranjang.

"Hadiah apa yang kau inginkan?" Tanya Allen sambil menatap Serim.

Serim tidak menjawab dan hanya menatap Allen begitu lama. Pandangannya melembut seakan menghipnotisnya, Serim semakin mendekatkan wajahnya perlahan dan membuat napas Allen tertahan sejenak.

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang