28'Dark Medal

319 58 70
                                    

Allen meraih jaketnya di lemari dan bersiap untuk berkumpul di aula utama. Semenjak menjadi Vampire, ia lebih cenderung menyukai pakaian tertutup agar terhindar dari sinar matahari.

Serim berubah menjadi kelelawar dan hinggap di bahu Allen, entah karena apa.

Seorang lelaki sudah berdiri ketika Allen membuka pintu dan membuat Allen sedikit kaget.

"Ruby?"

Woobin tertawa miring. "Apa aku berhasil mengagetkanmu?"

"Tidak juga" jawab Allen setengah berdusta.

"Dasar pembohong yang manis" umpat Woobin.

"Sedang apa kau kesini?"

"Tentu saja menemuimu. Kita ke aula bersama"

Allen mengerutkan keningnya dengan heran. "Kau datang jauh-jauh untuk menemuiku?"

"Dan... Dimana pacarmu?"

Mendengar perkataan dari Allen, Woobin tersemu seketika.

"Pipimu memerah Woobin" ucap Allen memegangi pipi Woobin.

Woobin tampak memegangi kedua pipinya dengan tangannya. "Kau tau... Aku masih belum terbiasa mendengar orang memanggil Jungmo dengan 'Pacar'. Itu membuatku malu"

Allen tertawa ringan. "Tapi itu kenyataannya"

"Jika kau malu, kenapa kau berpacaran dengannya?"

Woobin menutup mukanya dengan kedua tangannya. Malu. "I-itu i-itu, karena—"

"Wow Imutnya!" Mata Woobin melebar ketika tak sengaja melihat kelelawar di bahu Allen.

Woobin mengelus-elus kepala Kelelawar—Serim kemudian membuka ranselnya dan mengeluarkan sekotak buah.

"Darimana kau mendapatkan buah-buahan ini?" Tanya Allen.

"Aku mendapatkannya di supermarket depan Akademi" ujarnya sambil menyodorkan sepotong buah pada Serim.

Serim tampak merangkak mundur yang berarti enggan memakannya.

"O-oh, tampaknya dia tidak mau memakan karena kau orang baru baginya"

Woobin menarik tangannya sambil bergumam. "Oh jadi begitu"

-🥀-

Aula utama sudah dipenuhi oleh para murid dan Allen masih berdiri di depan pintu masuk bersama Woobin.

Tampak di panggung sudah berdiri beberapa murid dengan medali berwarna emas terkalung di leher mereka.

"Sepertinya kita sudah terlambat Allen" Bisik Woobin.

"Eum" sahut Allen. "Kita bahkan melewatkan delapan murid yang sudah dipanggil"

Allen dan Woobin melangkah ke sudut aula dan berdiri sambil menatap ke depan.

"Untuk medali emas terakhir, jatuh pada seseorang yang sebenarnya ceroboh, bahkan tugas yang di berikan oleh mentornya terkadang ia kerjakan bersama temannya. Tetapi, saat ujian kedua dan ujian final, ia mampu untuk mengalahkan semua musuhnya dengan tehnik yang luar biasa."

Aula kemudian di penuhi suara bisikan sambil menatap satu sama lain untuk menunggu siapa murid yang di maksud.

"Medali Emas terakhir ini jatuh kepada Seo Woobin"

Mata Allen dan Woobin melebar dengan napas tercekat sejenak. Bahkan Woobin terlihat lebih kaget dari Allen.

"Woobin namamu baru saja disebut."

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang