CHAPTER 44 KECANGGUNGAN DAN PEMIKIRAN

428 70 49
                                    

CHAPTER 44

KECANGGUNGAN DAN PEMIKIRAN

..........

"Bisakah kalian berhenti mengikutiku?!" Gun yang kesal akhirnya melayangkan pertanyaan pada dua pria berseragam bodyguard yang sebenarnya adalah Warrior di pack Blue Moon.

Akhirnya setelah satu minggu di rawat, Gun bisa kembali masuk sekolah meskipun harus di awasi kemana pun dirinya pergi. Phi Mark tidak mendengarkan penolakannya saat Gun memprotes tindakannya.

"Ini perintah Tuan Muda Mark, Tuan." Leo menunduk hormat, tidak berani menatap wajah lucu Gun karena dia bisa gemas dan berakhir berhadapan dengan Mark nantinya.

"Siapa juga yang mengatakan ini perintah Ibu?! Pulanglah." Perintahnya dengan nada merajuk.

"Tidak bisa, Tuan Muda." Tommy yang kini menjawab.

Gun mempoutkan bibir, putus asa untuk mengusir para Bodyguard tampan ini. "Terserahlah."

Melenggang pergi ke kantin. Dia butuh makan, butuh teman-temannya untuk mengobrol. Sejak tadi pagi, Third dan Mild terlihat menahan diri saat mengajaknya bicara. Gun merasa tidak enak pada kedua sahabatnya itu yang sepertinya menjadi sangat tidak nyaman.

"Duduk saja biar saya yang antrikan makanan anda." Leo berucap pelan, tidak ingin menyulut kekesalan mate putra Alpha packnya. Gun mengangguk pelan.

Matanya mengedar kesana kemari mencari keberadaan dua sahabatnya, Mild dan Third baru selesai mengantri makanan dan kebetulan sudah tidak ada kursi yang kosong. Semuanya penuh kecuali di depan kantin yang panas terkena sinar matahari dan di sekeliling Gun. Pemuda itu sendirian. "Mereka teman-temanku dan Phi Mark mengenal mereka, jangan memberi tatapan mengerikanmu dan jangan buat teman-temanku tidak nyaman. Apa kau mengerti?!" Suara Gun terdengar sangat menekan dengan aksen khasnya. Tommy mengangguk sekali mengatakan jika dia paham. "Mundurlah." Tommy langsung mundur selangkah hingga berjarak sekitar satu meter dari tempat Gun duduk.

"Apa tidak apa-apa duduk disini?" Third yang pertama kali bertanya.

"Duduk saja, kenapa ragu?" Gun berucap. "Aku masih Gun sahabatmu dan aku tidak amnesia karena di jambak Prisca jadi tidak perlu ragu mengajakku bicara."

"Baiklah." Sahut kedua sahabatnya bersamaan.

Mild duduk sendirian sementara Third duduk disamping Gun. Akhirnya setelah lima menit, Leo datang membawa pesanan Gun.

"Ehem, apakah ini layanan ekslusif dari suamimu?" Third menunjuk wajah Gun dengan jari manisnya sembari menunjukkan senyum tengil.

"Diam dan makan!" Gun menusukkan garpu pada ayam goreng yang berada di atas piring membuat Third bergidik ngeri karena tusukannya terlihat tajam menembus permukaan piring.

Ketiganya menikmati makanan dengan tenang. Membiarkan dua bodyguard tampan berdiri menjadi tontonan para siswa di sekolah ini. Percayalah, meski tidak setampan Mark tetapi tetap saja ketampanan mereka berada di atas siswa tertampan di SMA sekalipun. Tak lama kemudian mereka telah selesai makan, menyisakan piring dengan sisa dan tulang di atasnya.

"Apa Nona Prisca mencariku akhir-akhir ini?" Gun bertanya setelah selesai menenggak jus jeruknya. Third segera menelan minumannya gugup.

"Apa kau tidak melihat berita di televisi dan ponselmu?" Mild bertanya karena merasa aneh Gun bertanya pada mereka.

"Ponselku baru dikembalikan Phi Mark tadi pagi dan aku harus istirahat karena luka yang ku dapatkan minggu lalu, jadi aku tidak menonton televisi. Hehe." Gun menunjukkan cengiran lebar.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang