CHAPTER 40 RENCANA OPEN HOUSE SWU

440 70 49
                                    


Halo.... Selamat membaca.

CHAPTER 40

RENCANA OPEN HOUSE SWU

.

.

.

Hari ini tepat dua minggu sejak Mark dan Gun melakukan mating. Mark sibuk dengan kegiatan kuliah dan kantor sementara Gun sibuk belajar dan mempelajari buku tua tentang Mate dan Luna. Sangat banyak buku yang harus dia pelajari, Gun belum sempet menyelesaikannya karena tugas sekolahnya sangat sangat sangat banyak, pusing setengah mati sampai lingkaran hitam di bawah matanya terlihat sangat jelas.

"Akhirnya tugas ini selesai." Gumam salah seorang teman kelompok Gun, dia Third sahabat sejak SMP nya.

Mereka mengerjakan tugas secara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang terbagi rata, boleh campur lelaki perempuan boleh semuanya laki-laki dan boleh satu kelompok berisi perempuan. Yang penting tugas selesai tepat waktu.

"Punggungku pegal." Gun merengek kecil sembari merentangkan kedua tangannya keatas. Merilekskan badan supaya lebih nyaman.

Mild berdecak. "Katakan itu pada suamimu, pasti dia dengan senang hati mau memijit badanmu."

"Ya! Kenapa tiba-tiba membicarakan Phi Mark?" Pria cantik itu tampak sebal dengan temannya ini.

Dua orang disana selain Gun tentunya tertawa renyah. Mereka butuh hiburan, setidaknya disini ada yang bisa diledek. Gun sedang tidak bersama sang pawang, mereka pikir tentu tidak apa-apa membicarakan suami dari teman mereka.

"Jika ada yang dibutuhkan, katakan saja padaku." Third memperhalus suaranya guna meniru Mark kemudian membekap bibirnya ketika tangan lentik Gun hendak menampol mulutnya.

"Kenapa kalian tampak sangat menyebalkan?" Gun berdecih sebal, bukannya terlihat menakutkan malah terlihat manis dan tetap cantik.

"Sudah sudah." Mild menengahi, sudah cukup meledek Gun.

"Sebaiknya setelah ini kau rawat wajahmu, lihat itu." Tunjuk Mild pada mata Gun, "Matamu nyaris seperti zombie. Kantung matamu sangat hitam. Aku tahu tugas kita sangat banyak, tapi apa kau tidak tidur, Gun?" Tanyanya dengan nada khawatir pada sang teman.

"Aku tidur 3 jam sehari beberapa hari ini."

"Astaga!" Third nyaris mengumpat. "Apa yang kau lakukan?!"

"Phi Mark melakukan panggilan video denganku, beberapa malam terakhir dia sangat sibuk dengan tugasnya dan akan mengantuk jika tidak ada yang menemani. Jadi___" Pemuda cantik ini belum sempat melanjutkannya tapi temannya tidak bisa menyembunyikan pelototan matanya pada Gun.

"__jadi kau menemaninya mengerjakan tugas kuliahnya?!" Third memekik kencang, "Astaga! Katakan padanya jika kau mengantuk, dia pasti mengerti."

Gun menggigit bibir bawahnya. "Aku merasa tidak enak."

"Hoih." Mild ingin memitas temannya ini, "Jadi kau mau dia melihatmu dengan kantung mata sehitam dan setebal ini?" Tunjuknya pada bawah mata Gun.

"Gun, aku paham niatmu baik tapi jika jadi sakit bagaimana? Phiravich muda akan mengkhawatirkanmu." Third mencari jalan tengah. Dia tidak ingin menyalahkan salah satu pihak, toh sahabatnya juga mau-mau saja ketika suami tercintanya meminta.

"Aku tahu." Gun terlihat hampir menangis. Teman-temannya tidak pernah mengomelinya sepanjang ini, secrewet ini. "Maafkan aku, Mild, Third."

Gun tahu, meski minta maaf semuanya tidak akan mengembalikan keadaan. Yang diperlukan mata dan badannya adalah istirahat, setelah ini Gun harus istirahat di kamarnya. Dia akan ijin pada Phi Mark untuk itu. Tubuhnya hampir ambruk sekarang.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang