CHAPTER 25 KEKESALAN MARK

396 60 39
                                    

CHAPTER 25

KEKESALAN MARK

.

.

.

Bunyi geraman puas dari seekor Serigala muda yang kuat memenuhi lapangan pelatihan para Warrior. Ada setidaknya 4 orang Warrior yang sudah dikalahkannya dalam wujud asli mereka. Yah, setelah bicara dengan Yanjun, Mark menantang Warrior yang mungkin saja selevel dengannya, pun masih muda.

Mark marah karena Ayahnya mengusirnya saat sedang bicara dengan Ibunya.

Mark tidak terima! Dia sudah sering mengalah dengan sang Ayah, lalu apa? Kenapa tidak sedikitpun Ayahnya bersikap lembut didepan Ibunya? Waktu itu Ayahnya bicara dengan baik padanya, bahkan memintanya memahami kenapa Ayahnya bersikap sedemikian rupa kepadanya.

Apa Ayahnya kerasukan roh Vampire yang waktu itu Mark bunuh bersama Pamannya?

Sial!

Tetes-tetes keringat mengalir melewati pelipis ketika Mark sudah berubah menjadi manusia. Urat-uratnya menyembul keluar, terbentuk diseluruh nadinya, Mark masih terengah-engah mengumpulkan udara untuk paru-parunya.

"Bicaralah sepuas kalian tentangku." Mark tidak peduli tentang bagaimana Warrior memandangnya selama ini.

"Aku bahkan tidak peduli isi pikiran kalian itu, benar-benar menjijikkan!" Mark berbicara cukup panjang kali ini, "Jangan pernah meragukan Ibuku, Luna kalian! Berani-beraninya kalian meragukanku sebagai putra Ibu? Hah!" Nafasnya mulai teratur, tapi deru nafasnya terus bertabrakan karena amarah, "Aku membiarkan kalian hidup karena masih menghormati Ayahku, jika tidak, jangan harap masih bernafas didepanku!" Sisi liar seorang Mark kini mendominasi, menarik semua atensi dan membuat bulu kuduk merinding. Demi apa pun, baru kali ini Mark marah dan menghajar langsung, sekalipun ada para Warrior senior disana.

Benar-benar sialan, mereka terlalu meremehkan putra Alpha.

Para Warrior memang selama ini sering membicarakan Mate Alpha dan Putranya dibelakang ketiga anggota keluarga yang juga ada Alpha didalamnya. Sialnya Mark sudah muak berkali-kali mendengarnya. Mereka hanya diam ketika ada Alpha atau Paman Perth disekitar mereka.

Pembangkang!

Luka dalam didapatkan oleh ke empat Warrior muda itu, yang kebetulan berlatih dengan Mark tempo hari. Mark memang diam-diam mengamati kekuatan masing-masing orang yang berada dibawah kekuasaan Ayahnya, meskipun jumlahnya sangat banyak dan Mark tidak bisa sekaligus menyelesaikan pengamatannya, tidak masalah baginya. Lima menit sudah cukup untuknya tahu batas kekuatan satu anggota di pack ini.

Bekas cakaran terbentuk sangat dalam, dan darah terus mengucur tanpa batas. Mereka merintih ketika Mark masih sibuk berbicara, memberi mereka peringatan.

"Sakit??!" Ejek Mark, suaranya mendayu. Seringainya terbentuk menakutkan.

Mark kini terlihat seperti seorang Psikopat yang hendak membunuh korbannya.

"Aku diam bukan berarti tidak tahu! Dan kalian pikir karena aku diam lalu kalian bebas bergunjing? Hahaha, pemikiran konyol!" Mark membuang muka ke samping.

"MARK!" Pamannya memanggilnya, tidak tahu sejak kapan sang Paman ada disana. Di ujung lapangan tepat disebelah kanannya, berjarak tak seberapa jauh.

"Sudah cukup bersenang-senangnya. Biarkan Kengkla berburu!" Perintah Pamannya.

"Ya!" Mark langsung menyetujui, berbalik dan menghampiri Yanjun yang tersenyum sangat tampan dan memberikan toss padanya.

Meninggalkan para Warrior diurus Pamannya. Seperti biasa, Pamannya tidak akan langsung memberinya hukuman tanpa tahu akar penyebab kemarahannya. Biarkan saja sang Paman mengurus kekacauan yang ia buat, Mark juga sudah bosan.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang